Bab 80

1.1K 163 41
                                    

Alicia ingin yakin, jika ia tidak salah langkah ketika membawa Ricky terlebih dahulu ke hadapan ayahnya. Namun keadaan dengan cepat berbalik dan ia kini kembali pada rencana awal, tidak menikah dengan siapa-siapa. Anaknya akan lahir dengan status tanpa ayah. Namun pertimbangan ayahnya juga benar. Ia akan membuat kehidupan anaknya lebih runyam lagi jika saat ini nekat menikah dengan Nathan hanya demi mengejar status.

Ricky melirik Alicia yang sedari tadi membisu sejak menaiki mobil. Alicia seperti tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"Kenapa? Kamu kecewa nggak jadi nikah sama Nathan?" goda Ricky yang langsung mendapat lirikan sengit Alicia. "Kalau kamu khawatir anak kita lahir tanpa status nggak punya ayah, ayo nikah sama aku...."

"Bukan cuma soal status! Tapi juga soal masa depan anak kita!" sanggah Alicia.

"Masa depan anak kita kenapa? Aku udah bukan gigolo... "

"Tapi masa lalu kamu gigolo!" tukas Alicia. "Aku nggak mau suatu saat anak kita tahu soal itu! Aku nggak mau dia harus tahu kalau bapaknya pernah jadi gigolo!" Alicia mengelus pelan perutnya. "Berat terima masa lalu kamu...."

Hening. Ricky menatap hampa jalanan di depan sebelum tangannya meninggalkan persneling dan mengusap sekilas perut Alicia. "Maaf," ucapnya kemudian. "Maaf ya Kalula..." Kemudian menarik tangannya kembali.

"Menikah sama kamu, nggak sesederhana itu Ricky. Ada masa lalu kamu. Ada masa depan anak ini yang harus dipikirin. Maaf aku nggak liat masa depan sama kamu."

Ricky menekan pelan bibirnya. Masa lalunya tidak bisa diterima, masa depannya juga meragukan. Ricky ingin sekali bercerita soal kemungkinannya diorbitkan menjadi soloist. Akan tetapi ia sendiri masih ragu. Apa hal itu benar-benar akan terjadi dalam waktu dekat? Ia takut pamali dan tidak ingin menanggung malu jika pada akhirnya semua tidak berjalan sesuai harapannya. Sampai sekarang belum ada kabar dari Renata. Ricky sungguh tidak enak jika harus memburu-buru wanita itu. Ia percaya, Renata punya perhitungannya sendiri.

"Kamu mau status buat anak kita? Ayo nikah. Biar anak itu tercatat punya ayah. Setelah itu, kamu boleh ceraiin aku...."

Alicia melirik Ricky yang menghela napas panjang sebelum kembali membuka bibirnya.

"Kamu tetep bisa muncul di keluarga Nathan sebagai janda. Anak kita, tetep tercatat punya ayah. Deal?"

Dahi Alicia berkerut kecil, saat memikirkan tawaran Ricky. Deal? Deal begitu saja?

"Kamu anggep pernikahan ini apa? Kamu anggep main-main?" protesnya kemudian.

"Kan aku bilang kamu boleh ceraiin aku? Kalau kamu tetep pingin nikah sama Nathan. Aku nggak anggep ini main-main. Bukan aku yang hamil terus pingin dinikahin laki-laki lain padahal ayah si anak udah siap tanggung jawab. Tuduhan itu.... lebih pantes buat kamu."

Alicia terkesiap, tidak menyangka kalimat itu bisa meluncur dari bibir Ricky. "Aku udah jelasin ya, aku nggak lihat masa depan di kamu... "

"Ya makanya, habis nikah kita bisa cerai," tegas Ricky. "Anak kita tetep punya status, terus status kamu juga jelas jadi janda, bukan perempuan yang hamil tanpa suami. Aku mau lakuin apa aja lho buat kamu sama anak kita."

Tentu saja Ricky tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya, yang penting menikah dulu. Mungkin saja dengan cara ini, ia bisa meyakinkan Alicia untuk menikah dengannya.

Alicia bungkam seribu bahasa. Saat ini hatinya tenggelam rumit. Menikah dengan Ricky? Sejujurnya, ia menyayangi Ricky. Akan tetapi Alicia tidak melihat pernikahan dengan Ricky sebagai solusi dari masalahnya saat ini.

"Kamu mau status buat anak kita? Aku bisa kasih. Kamu mau ayah yang baik? Aku akan usaha jadi ayah yang baik. Tapi kan kamu cuma mau Nathan yang sempurna itu. Sebenernya anak kita nggak bisa milih siapa bapaknya. Kamu yang pingin laki-laki sempurna. Itu obsesi kamu sendiri..... kamu jangan bilang itu buat anak kita. Kalo memang kamu pingin yang terbaik buat anak kita, biarin anak itu aku jaga dan besarin, aku ayahnya dan aku siap fight buat masa depan anak kita. Tapi kamu tutup jalan aku."

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang