Bertemu di Rumah sakit

470 38 12
                                    

Raidan duduk dengan cemas di depan pintu IGD sebuah rumah sakit Militer. Hari ini dirinya harus ijin mendadak karena harus menjaga sang adik ke rumah sakit. Ia tidak bisa meninggalkan Letisha dalam keadaan seperti ini. Raidan juga tidak menghubungi kedua orang tuanya karena ia takut papa akbar kaget dan akan membuat darah tingginya kembali kambuh.

Ceklek

Pintu IGD terbuka, Raidan segera bangkit dan berlari menghampiri dokter yang keluar dari ruangan tersebut.

"Dokter, bagaimana keadaan adik saya? " Tanya Raidan dengan cemas
"Dia baik baik saja kan? Nggak ada yang serius kan dokter? "

Dokter tersenyum tipis melihat kecemasan di mata Raidan.

"Tenang pak, semua baik baik saja. Asam lambung pasien kambuh yang menyebabkan suhu tubuhnya naik dan lemas. Untuk sementara dia harus dirawat dulu ya Pak? "

Raidan mengangguk, ada rasa lega dalam hatinya karena mendengar jika tidak ada yang serius dengan adiknya.

"Baik, Terima kasih dokter"

Dokter menganggukkan kepala
"Sebentar lagi, pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan"

Beberapa saat kemudian, dua orang perawat terlihat keluar dari IGD mendorong brangkar Letisha. Perempuan ini masih tidur.

Raidan menarik kursi dan duduk di sebelah adiknya yang masih tidur di ruang rawat VVIP itu. Ia tau pasti situasi hati sang adik sedang tidak baik baik saja, karena tidak biasa Letisha serapuh ini. Letisha yang ia kenal adalah Letisha yang kuat. Ia yakin pasti sang adik memendam sebuah masalah.

Tangan raidan terulur dan mengusap lembut rambut Letisha.

"Abang yakin kamu seperti ini karena menyimpan suatu masalah, dan abang yakin bukan karena Dirga yang pergi meninggalkan kamu yang membuat kamu seperti ini Tisha"

Drrt drrt

Ponsel raidan berdering. Ia segera menggeser tombol hijau dan menjauh keluar dari ruangan rawa Letisha begitu membaca nama si penelepon yang tak lain adalah rekannya.

Didalam kamarnya Letisha mulai mengerjapkan mata nya. Ia melihat ke sekeliling ruangan yang di dominasi warna putih tersebut.

"Dimana aku? Apa aku sudah mati? " Batin Letisha

Ceklek

Raidan membuka pintu ruangan. Letisha menoleh ke arah sumber suara.

"Abang"

"Dek, kamu sudah bangun? Kamu butuh apa? Kamu mau sesuatu biar abang carikan? " Raidan mendekati bed pasien adiknya

Letisha menggelengkan kepala.

"Kenapa aku bisa ada di sini abang? " Tanya Letisha.
Bahkan suaranya masih terdengar lemah.

"Tadi kamu pingsan dikamar, trus abang bawa kamu kesini"

Letisha terdiam mencoba mengingat kejadian semalam.

"Kamu kenapa dek? Kenapa kamu bisa seperti ini? " Tanya Raidan

Letisha menarik nafas panjang dan menatap raidan.

"Aku nggak apa apa abang, kemarin cuma kecapean aja kayaknya"

Raidan menggeleng

"Kamu udah pinter bohong" Raidan mencolek hidung sang adik

"Beneran abang, aku nggak apa apa"

"Ya udah kalau kamu nggak mau cerita, tapi abang harap, jangan siksa diri kamu sendiri ya, jangan mengaku kuat kalau kamu sebenarnya tidak kuat"

Letisha mengangguk paham

Love After SeparationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang