Tiga hari sudah teddy terbaring di sofa ruang keluarga ini. Dan selama itu pula laki-laki ini enggan untuk menyentuh makanan atau minuman yang sudah disiapkan oleh bi yuyun. Bahkan bi yuyun juga sudah mencoba untuk menyuapi teddy, tapi laki-laki ini tetap memilih untuk tidur.
Bi yuyun dan satria juga sudah memanggil dokter untuk teddy, tapi percuma, obat yang di berikan dokter juga tak pernah disentuh oleh teddy. Dokter pun juga menyarankan teddy untuk di rawat saja tapi laki-laki menolak. Bi yuyun dan satria pun di buat bingung.
"Pak, minum obat dulu ya? " Ucap satria
"Nggak usah satria"
"Tapi bapak harus minum obat, supaya bapak segera sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa"
"Nggak! Biarin saya seperti ini, untuk apa saya sembuh, hidup saya sudah nggak ada artinya tanpa istri saya" Jawab teddy yang sudah pasrah dengan keadaannya. Apalagi Letisha seperti sudah tak mau tau mengenai keadaannya.
"Pak, jangan seperti ini, bapak harus bangkit, bapak harus menerima takdir ini, Pak"
Teddy tak menjawab dan memilih menutup matanya. Beruntung nya ia memiliki satria dan bi yuyun yang setia menjaganya siang dan malam. Bahkan bi yuyun tidur di karpet yang ada di depan TV setiap malam, untuk menjaga teddy.
Dan hari ini keadaan teddy semakin memburuk, demamnya semakin tinggi, dari semalam laki-laki ini terus mengigau memanggil nama Letisha.
"Letisha,, maafin mas sayang" Gumamnya dengan mata terpejam.
Bi yuyun yang melihat keadaan teddy pun semakin khawatir. Dari semalam, teddy terus menyebutkan nama sang istri.
"Apa kita perlu telepon bu Hanum aja Pak Satria?" Bi yuyun meminta pendapat satria karena tak tega melihat teddy yang begitu rapuh seperti ini
Satria menggeleng kepala
"Jangan bi, saat ini bu Hanum dan pak abhi sedang berada di manado, mereka ada acara keluarga disana, jika kita memberi tahu mengenai keadaan teddy, mereka akan khawatir dan justru kepikiran"
"Trus gimana? Bibi nggak tega melihat pak teddy seperti ini? "
Satria terdiam, ia sedang berpikir. Tiba-tiba muncul sebuah ide di kepalanya.
"Bi, coba bibi telepon bu Letisha, bibi minta bu Letisha untuk kesini" Satria mencoba memberi ide
"Tapi apa bu Letisha mau? "
"Coba saja bi. Bibi ada kan kontaknya? "
Bi yuyun mengangguk kemudian ke belakang untuk mengambil ponselnya.
Sementara di kediamannya Letisha sedang menikmati sarapan pagi nya bersama keluarga. Perempuan ini sudah terlihat cantik dengan pakaian kantornya. Meskipun kandungan nya sudah memasuki usia 12 minggu, tapi belum ada perubahan bentuk tubuh pada Letisha. Hanya di bagian dadanya saja yang lebih berisi. Mungkin jika tak mengenal Letisha, orang akan mengira perempuan ini tidak sedang mengandung.
"Letisha, minum susu nya, makan yang banyak, ingat nasehat dari Sabrina kemarin, kamu jangan stres, nggak baik buat perkembangan janin kamu. Kemarin kak Sabrina mengomel, karena berat badan kamu justru turun" Ucap mama Della
Memang benar, semenjak dirinya memutuskan meninggalkan suaminya, Letisha jarang sekali makan, ia juga stres karena memikirkan rumah tangganya dan hal itu berdampak pada kehamilannya. Apalagi 3 hari ini, Letisha jarang sekali terlihat makan, karena pikirannya tertuju pada keadaan suaminya.
"Iya ma"
"Kalau kamu pengen apa apa, nggak usah sungkan ngomong sama abang ya, abang pasti bakal cariin kok, jangan diem aja, abang nggak mau kalau keponakan abang nanti ileran"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love After Separation
Fiksi RemajaByantara teddy, baru menyadari jika cinta sang tunangan Letisha ayesha begitu besar kepada nya, setelah Letisha pergi meninggalkan nya. Letisha memilih menjauh dan memutuskan pertunangannya karena mengetahui jika sang tunangan mempunyai kekasih lain...