Dendam Callista

448 52 17
                                    

Di sebuah rumah sakit, Valdi duduk dengan gelisah di depan ruang operasi. Laki-laki ini sedang cemas menunggu proses operasi Callista didalam.

"Ya Tuhan,, semoga semuanya selamat" Gumamnya

Sudah sekitar satu jam Valdi menunggu disana. Tapi belum ada tanda tanda dokter keluar dari ruangan itu.

Ceklek

Pintu ruangan operasi terbuka, Sabrina segera keluar dan melepaskan masker yang menutupi wajahnya. Melihat pintu terbuka dan dokter keluar dari ruangan itu, Valdi segera mendekat.

"Dokter bagaimana keadaan Callista dan bayi nya? Mereka baik baik aja kan? " Tanya Valdi dengan cemas.

Wajah Sabrina terlihat muram. Perempuan ini kemudian mendesah pelan.

"Keadaan Callista baik baik saja" Jawab Sabrina

Valdi mengusap wajahnya "syukurlah.. "

"Tapi kami mohon maaf, kami sudah berusaha, kami tidak bisa menyelamatkan bayi nya. Callista mengalami arubtio placenta, kondisi dimana plasenta terlepas dari dinding rahim" Ucap Sabrina kemudian

Degg

"M---maksud dokter?"

"Maaf,, saya turut berduka, bayi ibu Callista meninggal Dunia"

Dunia Valdi seakan runtuh mendengar berita itu. Bayi yang selama ini ia harapkan ternyata sudah pergi meninggalkan nya.

"Dokter, anda pasti bercanda kan? Anak saya baik baik saja kan? !" Ucap Valdi dengan suara yang bergetar menahan tangis

"Maaf pak, tapi selama ini saya sudah memperingatkan ibu Callista, karena kandungan nya yang memang bermasalah, sebelumnya dia sering sekali pendarahan, tapi seperti nya ibu Callista tidak mendengarkan nasehat saya dan masih sering beraktivitas berat" Jelas Sabrina

Valdi tak bisa menahan tangisnya. Padahal ia sangat berharap dengan bayi yang di kandung oleh Callista. Meskipun selama ini Callista selalu menolak dirinya, tapi laki-laki itu tetap memberikan nafkah untuk Callista sebagai bentuk tanggung jawab nya sebagai seorang ayah dan seorang suami.

"Nggak dokter! Nggak! Anak saya pasti baik baik saja! Argghhh!" Teriak valdi di depan ruang operasi. Laki-laki ini begitu histeris menerima kenyataan jika anak yang selama ini ia harapkan sudah lebih dulu meninggalkan nya.

Tak berselang lama, seorang suster terlihat mendorong sebuah brangkar dimana seorang bayi kecil yang tertutup oleh kain putih terbujur kaku disana.

Dengan menangis pilu, Valdi mendekati bayi itu, ia membuka kain penutup itu, dan seketika tangis nya pecah melihat bayi perempuan yang sudah tak bernyawa itu.

"Anakku" Ucap Valdi merengkuh tubuh mungil yang tak bernyawa itu dan ia bawa kedalam dekapannya "bangun sayang,, bangun,,jangan tinggalkan papa, nak" Ucap valdi dengan menangis dan memeluk bayi nya

"Maafin papa nak, maafin papa yang tidak bisa menjaga kamu" Ucap Valdi dengan air mata yang membasahi tubuh kecil itu.

"Bangun Nak, beri papa kesempatan untuk bisa merawat kamu! "

"Maaf Pak, jenazah harus segera di mandikan dan di makamkan" Ucap seorang suster yang menyadarkan valdi

Valdi memandangi tubuh kecil yang tak bernyawa itu. Laki-laki itu kemudian mencium kening putrinya sangat lama.
"saya yang akan memandikan anak saya Sus, dan biarkan saya yang menggendong nya" Ucap Valdi

Dengan air mata yang terus berjatuhan, valdi menggendong bayi nya menuju ke ruang Jenazah untuk memandikan putrinya.

Selama proses memandikan dan memakamkan bayi nya, tangis Valdi tak berhenti. Ia terus meminta maaf kepada putrinya karena tak bisa menjaganya, tak bisa menjadi ayah yang baik untuknya. Setelah memandikan bayi dan memakamkan nya, Valdi bergegas menuju ke rumah sakit untuk melihat keadaan Callista.

Love After SeparationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang