Hari ini setelah membulatkan tekad, akhirnya Damian sudah berdiri di depan kamar Sonny. Damian mengetuk pelan pintu itu, lalu membukanya.
"Kak Siooonnn! Kata kakak hari ini kakak gabisa...." ujar seseorang riang dari dalam sana tapi berhenti begitu melihat Damian. Anak laki-laki berumur sepuluh tahun yang sedang duduk sambil membaca buku di atas ranjang itu mengernyitkan dahi. Dia tidak mengenali orang yang baru saja masuk ke kamarnya.
"Kakak siapa?" tanyanya.
Damian menutup pintu, lalu berjalan mendekat dan duduk di sebelah Sonny. Kemudian Damian menjulurkan tangannya seolah ingin kenalan. "Panggil aja Kak Dam. Temen sekolah kakak kamu," ujar Damian. Sonny masih bingung harus melakukan apa pada orang yang tak dikenalnya ini, tapi karena dia bilang dia adalah teman Sion, jadi Sonny membalas jabatan tangannya.
"Aku Sonny, adik Kak Sion," balasnya sedikit kaku. Membuat Damian tersenyum.
Lalu Damian mengangkat sesuatu yang dibawanya dan menyerahkannya pada Sonny, menyuruh Sonny untuk membukanya. Lalu Sonny membukanya, dan wajahnya langsung riang begitu melihat lima belas komik terbitan baru di dalamnya. Damian membelikannya sebelum datang kemari.
Dia bingung memilih apa untuk menjenguk seseorang, jadi akhirnya dia putuskan untuk membeli komik setelah menanyakan suster yang ada tentang umur Sonny. Tentunya dia meminta suster itu untuk tidak memberitahukannya ke Sion.
Intinya, Damian hari ini sudah bolak-balik dua kali ke rumah sakit. Yang pertama untuk bertanya tentang umur Sonny, lalu dia pergi membeli komik, dan kembali lagi untuk bertemu dengan Sonny.
"Kamu suka? Itu buat kamu. Kakak bingung mau bawa apa buat jenguk, jadi cuman kepikiran bawa itu," ujar Damian sambil tersenyum sendiri melihat Sonny yang sepertinya sedang senang mendapat komik baru.
"Makasih Kak Dam!" ucap Sonny. "Tapi, kak. Kalau kakak ke sini buat ketemu sama Kak Sion, tadi Kak Sion telepon kalau hari ini dia gabisa dateng," lanjutnya.
"Enggak. Aku ga ke sini buat ketemu Sion. Aku ke sini buat jenguk kamu," balas Damian. "Soalnya aku mau bilang sesuatu sama kamu."
"Apa kak?" tanya Sonny penasaran.
"Engg, Kak Sion belom punya pacar kan?"
Pertanyaan Damian langsung membuat Sonny tersenyum selebar-lebarnya.
"Hemm, jadi Kak Dam naksir sama Kak Sion?" goda Sonny yang langsung membuat wajah Damian merah tersipu malu di depan anak berusia sepuluh tahun ini.
"Jangan bilangin dia ya!" peringat Damian.
"Tenang aja Kak. Aku bisa jaga rahasia kok. Lagian Kak Sion juga belom punya pacar setau aku, Kak. Mendingan kakak gerak cepet deh. Soalnya kakak aku itu cantik, nanti keburu disambet orang lain loh."
"Wah. Kamu kasih restu nih ceritanya?" goda Damian. Sonny mengangguk.
"Tapi kalau Kakak macem-macem ke Kak Sion, awas aja!" Sonny memperingatkan.
Dan seperti itulah mereka berdua terus ngobrol sampai hari sudah mulai larut. Semua hal mereka bicarakan dari Sion, tentang komik, dan banyak lagi hal random lainnya. Saat jam menunjukkan pukul tujuh, Damian pamit pulang saat suster datang memberi obat.
Tepatnya Damian belum mau pulang, tapi Sonny yang menyuruhnya pulang karena katanya dia pasti tidur sehabis minum obat dan dia gamau wajah tidurnya terlihat. Dia mengatakan itu dengan wajah yang sangat menggemaskan membuat Damian langsung mencubit pipinya.
Damian jadi pengen punya adik laki-laki.
***
Ketika Damian sampai rumah, Papa dan Mamanya sudah pulang dari Prancis. Tentu saja tidak usah ditanya lagi, mereka pasti akan mengadakan dinner di rumah seperti biasa. Setelah makan, Damian langsung naik ke kamarnya untuk mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Left Untold [COMPLETED]
JugendliteraturSion Vererro adalah putri dari Sarah handoko dan Billy Vererro. Setidaknya, itulah yang tertulis di atas kertas. Kedua orangtuanya meninggal saat dia masih SMP. Oleh karena itu, Sion harus menghidupi dirinya sendiri dan adiknya Sonny, satu-satunya k...