Part 11 - Meeting

6.2K 531 34
                                    

[Song of the chapter:
- Zara Larsson // Never Forget You]

"Beatrice?" Papa Reon mengernyitkan dahi. Dia mengenal perempuan yang baru datang itu. Mendengar namanya disebut, sontak perempuan itu, Beatrice, langsung menoleh.

"Dion?"

"Gimana Sion, Beatrice?" tanya Arthur, suami Beatrice yang datang menyusul setelah memarkirkan mobil. Arthur mengernyitkan dahi melihat Dion ada di sini. "Dion? Ngapain lo di sini?" Arthur langsung menghampiri Dion, papa Reon yang kemudian berdiri.

"Gue dipanggil anak gue karna ada yang butuh darah AB rhesus negative. Lo sendiri? Lo walinya anak ini?"

Arthur terdiam sebentar, seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu. Lalu Beatrice menepuk pundaknya. Arthur menoleh, menatap Beatrice yang kemudian menggeleng. Arthur mengerti, lalu menghela napas kasar. Membuat Dion jadi penasaran.

"Dia anak Sarah," jawab Arthur kemudian memberi jeda. "Dan Billy," lanjutnya.

Dion seakan terperanjat mendengar kedua nama yang disebut oleh Arthur. Kini giliran Reon yang menatap papanya heran.

"Sarah menikah sama Billy?"

Arthur mengangguk.

"Emm... maaf mengganggu. Tetapi ada hal penting yang harus saya bicarakan ke Anda berdua sebagai wali Sion, bisa ikut saya ke ruangan saya?" dokter Samuel angkat bicara setelah menemukan momen yang tepat untuk memotong mereka.

"Oke," jawab Beatrice yang kemudian bersama Arthur pamit ke Dion.

***

"Papa kenal orang tua Sion?" tanya Reon yang penasaran, membuat Dion menoleh menatapnya. Dion memutuskan untuk tidak pulang dulu dan menunggu hingga operasi selesai.

Dion lalu mengangguk mengiyakan. "Kita satu sekolah dulu waktu SMP dan SMA, bahkan di satu kuliahan yang sama. Bareng sama Beatrice dan Arthur yang tadi dateng juga," jawabnya. "Tapi udah lama banget papa enggak denger tentang mereka lagi, sejak hari kelulusan."

"Sarah itu mantan pacar papa?"

Dion langsung tersentak. "Kok kamu tau?"

Reon mengangkat kedua pundaknya. "Aku pernah liat foto Papa berduaan sama yang namanya Sarah waktu lagi nyari barang di gudang. Papa sama dia mesra banget, dan di belakang fotonya ada tulisan 'Dion & Sarah' sama emot hati. Hmm ganyangka papa dulu seromantis itu," balas Reon sambil tersenyum iseng menggoda Papanya.

"Sampai sekarang juga kok, coba aja tanya ke mama kamu," Dion mengedipkan sebelah matanya.

"Dasar papaa," komentar Reon. "Terus ngapain papa masih di sini? Katanya mau pulang pas walinya Sion dateng?" tanyanya.

"Ga apa-apa. Papa masih mau ngomong sama dua orang tadi aja."

Sebenarnya daritadi ada yang mengganggu pikirannya. Beatrice dan Arthur datang dan bilang kalau Sion adalah anak Sarah dan Billy, lalu dokter Samuel bilang kalau Sion anak yatim piatu. Itu berarti Sarah dan Billy sudah meninggal?

Dan kalau Beatrice dan Arthur bisa sampai di sini, mereka pasti masih berhubungan dengan Sarah dan Billy bahkan setelah upacara kelulusan dimana keduanya menghilang tanpa kabar. Tapi waktu terakhir kali Dion bertanya pada Beatrice kabar Sarah, Beatrice bilang dia sama sekali tidak pernah bertemu dengan Sarah lagi. Mengapa mereka berbohong kepadanya?

Karena itulah Dion merasa harus tetap di sini untuk menanyakannya pada kedua orang tadi, Beatrice dan Arthur.

Tak lama kemudian Beatrice dan Arthur kembali. Beatrice terlihat seperti habis menangis dan Arthur sedang berusaha menenangkannya. Baru saja Dion mau bertanya apa yang terjadi ketika pintu ruang operasi dibuka. Semua orang yang tadinya sedang duduk langsung berdiri.

"Bisa saya berbicara dengan wali dari Sion?" tanya dokter yang baru saja mengoperasi Sion.

"Kami walinya," jawab Arthur, sementara Rachel, Jude, Reon dan Damian pergi mengikuti Sion yang akan dibawa ke ruangannya. Sekilas Dion menatap wajah Sion yang tertutup breathing tube. Wajah yang mirip dengan Sarah, mengingatkannya pada masa-masa menyedihkan karena tidak bisa mempertahankan Sarah dan membuatnya pergi darinya.

 Wajah yang mirip dengan Sarah, mengingatkannya pada masa-masa menyedihkan karena tidak bisa mempertahankan Sarah dan membuatnya pergi darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Operasinya berjalan dengan lancar, tapi dia masih dalam koma karena kehilangan banyak darah ketika kecelakaan tadi. Untuk saat ini kita hanya bisa berharap dan menunggu kesadarannya pulih," jelas sang dokter membuat Beatrice kembali menangis.

"Koma? Berarti ada kemungkinan dia gabakal sadar? Bukannya dia cuman kejatuhan vas? Kenapa bisa separah itu?" Tanya Beatrice sambil terisak.

"Vas yang jatuh ke kepalanya mengenai bagian yang sensitif sehingga pendarahannya juga cukup parah, malah bisa dibilang memang parah. Itu semua tergantung Sion sendiri sekarang. Dan kalaupun dia sadar, mungkin akan ada efek samping karena pendarahan yang terjadi di otaknya. Entah itu sementara atau permanen. Tetapi itu hanya kemungkinan, kami akan memonitor keadaannya dan melihat."

Dokter itu lalu pemit pergi melanjutkan pekerjaannya. Arthur berusaha menenangkan Beatrice. Saat itulah Dion tahu kalau ini bukan saat yang tepat untuk bertanya soal hal yang membuatnya penasaran.

***

Damian menatap nanar wajah Sion dari kejauhan. Rachel masih menangis menyalahkan dirinya, Reon dan Jude sedang berusaha menenangkannya.

Mereka tidak boleh masuk ke ruang ICU tempat Sion dirawat, hanya keluarga yang boleh. Karena itulah Damian sekarang berada di luar, melihatnya dari kaca. Melihat Sion yang berbaring lemah tak berdaya.

Kalau seandainya Sion tau Sonny meninggal, apakah dia tetap ingin bertahan?

Pertanyaan itu muncul dibenaknya. Sebenarnya dia tidak ingin memikirkannya, tetapi dia tidak bisa untuk tidak memikirkannya.

Damian ingin Sion bertahan, apapun yang terjadi.

***

Untuk masalah Sion sebenarnya sudah ada dokter lain yang menangani, tapi kali ini dokter Samuel yang bicara dengan Beatrice dan Arthur mengenai keadaan Sion. Karena untuk kasus kali ini, hanya dokter Samuel lah yang mengerti benar keadaannya.

Ia sudah lama mencurigai apa yang dilakukan Sion sehingga bisa mendapatkan uang untuk membayar semua biaya perawatan Sonny yang sangat mahal sementara dirinya yatim piatu. Tapi dia tidak berani menanyakannya dan merasa tidak punya hak untuk bertanya kepada Sion.

Kali ini dia benar-benar penasaran dan meminta Luna, dokter kandungan yang juga sesama dokter di rumah sakit ini untuk mengeceknya. Dia berharap dugaannya salah. Namun, Luna datang dengan kabar yang tidak ingin dia dengar.

Karena itulah dia merasa perlu membicarakan ini kepada Beatrice dan Arthur. Mengenai 'pekerjaan' Sion untuk membayar biaya rumah sakit Sonny.

Left Untold  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang