Part 77 - Right Path

3.8K 271 13
                                    

Pagi-pagi buta Caitlyn mendapat telepon dari mertuanya yang saat ini menetap di Inggris bersama dengan putrinya Rebecca. Mereka mengabari kalau Rebecca pulang dalam keadaan mabuk setelah berpesta bersama teman-temannya.

"Gapapa kali, Pi. Biarin dia sesekali bersenang-senang sama temen-temennya," ungkap Caitlyn pada ayahnya Dion.

Caitlyn memang lumayan membebaskan anak-anaknya melakukan apapun, asal dalam batas wajar. Sedangkan mertuanya, Dannyson Zodic, terkenal keras dalam mendidik. Namun belakangan ini, Dannyson telah melembek.

"Yah, kalau itu emang gapapa. Tapi dia ngelantur sesuatu pas mabuk."

"Ngelantur apa emang, Pi?" tanya Caitlyn penasaran. Dannyson takkan menelponnya kalau bukan masalah penting.

"Rebecca tau Reon bukan anak kandung kamu dan Dion, dan Reon juga tau."

***

Reon memutuskan untuk menginap di rumah Jude kemarin, dia sedang malas pulang ke rumah. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi saat Reon bangun, sedangkan Jude masih asik tidur karena dia tak punya pekerjaan apa pun pagi ini.

Tangan Reon bergerak mencari handphone yang dia taruh di nakas semalam untuk di-charge. Sambil tetap pada posisi pw-nya di tempat tidur, Reon menempelkan sidik jari untuk membuka handphone-nya.

Reon selalu membiarkan handphone-nya dalam kondisi silent setelah Sion pergi. Baginya, tak ada lagi pesan yang penting dan harus dijawab sesegera mungkin, kecuali jika pesan itu berasal dari Sion Vererro. Namun Sion Vererro takkan muncul lagi dalam pesan masuknya.

Bahkan, sekarang isi Line-nya penuh dengan message yang tak pernah dibuka. Baik dari official account, maupun dari anak-anak kampus. Nama Sion Vererro yang tadinya selalu berada di atas kini sudah tenggelam di bawah.

Reon mengernyitkan dahi saat melihat notifikasi. Ada misscall sebanyak tujuh kali dari mom sejak satu jam yang lalu. Mamanya menyerah untuk menelpon setengah jam setelahnya dan meninggalkan pesan agar dia pulang ke rumah.

Tanpa pamit karena takut mengganggu tidur Jude, Reon keluar dari kamar Jude pelan-pelan.

"Mau pulang, Reon?" tanya Layla saat melihat teman anaknya turun dari tangga. Reon yang masih setengah mengantuk sedikit kaget karena Layla masih di rumah, dia kira sudah berangkat kerja.

"Iya, Tan. Disuruh pulang sama mama," jawab Reon sambil tersenyum pada Layla.

"Mau makan dulu?" tawar Layla. Reon awalnya mau menolak, tetapi tergiur wangi makanan yang dimasak Layla. Layla ikut kursus masak tak lama setelah Jude tinggal dengannya karena ingin menjadi sosok orang tua yang sebenarnya bagi Jude, walau Jude tidak keberatan.

Akhirnya, Reon pun sarapan dulu. Toh perutnya juga lapar dan mamanya bisa menunggu.

***

Seakan tak bisa diam, Caitlyn berjalan bolak-balik di kamarnya. Reon sudah mengabarinya kalau dia akan sampai di rumah satu jam lagi, tetapi sudah satu jam lewat dan Reon belum juga muncul.

Sejak menerima telepon dari mertuanya, pikiran Caitlyn jadi tidak tenang. Reon tahu. Rebecca pun tahu. Itu berarti, Sion Vererro juga tahu.

Tetapi kenapa mereka semua diam saja waktu itu? Jangan-jangan mereka sengaja agar Dion tidak tahu yang sebenarnya.

Kalau benar begitu, Caitlyn merasa sangat bersalah. Lagi-lagi, dia bersalah pada Sarah Handoko, orang yang seharusnya menjadi istri Dion Aluxio Zodic. Dia telah secara tak langsung memisahkan keduanya, dan sekarang dia bahkan memisahkan anak Sarah dengan Reon. Walau mereka berdua yang memutuskan.

Left Untold  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang