Part 23 - Believe

4.3K 329 6
                                    

[Song of the chapter:
Demi Lovato - Give Your Heart a Break]

Misi Selena untuk membuat Sion bersosialisasi akhirnya sukses. Sion jadi cukup akrab dengan Vianna dan lainnya sejak karaoke dua hari yang lalu. Vianna juga berhasil jadian dengan Ray hari Minggu kemarin.

Hari ini pun Selena dan Sion ikut rombongan Vianna makan di kantin bareng. Awalnya masih sedikit awkward bagi Sion, beda dengan Selena yang memang sudah cukup terbiasa dengan mereka. Tetapi Sion sudah mulai bisa beradaptasi dan lebih banyak berbicara sekarang.

"Lo kemaren pulang bareng Nixon ya, Sion?" tanya Vera setelah mereka sudah selesai makan dan sedang gabut-gabutan di kantin nge-gossip. Sion mengangguk.

"Iya tuh, lo kayaknya juga akrab sama Nixon. Lo udah pernah kenal sama Nixon ya sebelumnya?" Vianna ikut-ikutan bertanya.

"Gue pernah kenal sama kakaknya Nixon. Sempet ketemu sama Nixon juga waktu ngumpul-ngumpul soalnya dia ikut kakaknya," jawab Sion, tapi saat menceritakan itu wajahnya sedikit sedih. Dia berusaha menutupinya sehingga tidak ada yang tahu, kecuali Selena yang langsung peka. "Tadinya gue juga ga inget sama dia, tapi begitu dia bilang nama kakaknya, gue jadi inget," lanjutnya.

Tepatnya, ga akan lupa, batin Sion.

"Nixon masih jomblo ga? Jodohin sama gue dong, ganteng banget gile dia!" ujar Bianca yang kemarin juga ikut blind date bersama dengan Selena, Vera, Vianna, dan Sion.

"Kayaknya sih masih. Tanya Selena nih, tetangganya tuh," balas Sion sambil menyikut lengan Selena.

"Masih kok, masih. Tenang aja, dia baru putus kok," jawab Selena nyengir.

"YESSS!"

"Gila. Gue jadi nyesel ga ikut blind date kemaren," ungkap Elle yang ikut rombongan ke Bandung kemaren.

"Alah, nyesel-nyesel apaan. Lo kan jadian sama Harry di Bandung kemaren," ejek Vianna.

"Duh temen kita jadi banyak yang udah taken ya, Verr," ungkap Valencia pada Vera yang duduk di depannya.

"Iya, sedih ya, Val," balas Vera.

"Sedih apaan, lo pada kan on the way pacaran," komentar Elle, sementara yang lain pada tertawa.

Drtt... drrtt...

Ponsel Sion bergetar, Sion langsung membukanya. Ada chat masuk dari Damian yang memintanya untuk datang ke ruang MPK.

"Wah, Damian ga gentle banget. Masa lo yang nyamperin bukan dia yang ke sini sih?" ujar Selena yang mengintip chat Sion.

"Enak ya pacaran sama yang satu sekolah," komentar Vianna, Sion tersenyum.

"Gue ke sana dulu ya," pamit Sion yang kemudian meninggalkan mereka ke ruang MPK.

***

Sion membuka pintu ruang MPK dan mendapati Damian sudah menunggunya sambil bersandar di mejanya. Tidak ada orang lain selain Damian dan dirinya.

"Dam kenap--" ujar Sion begitu menghampiri Damian, tapi terputus karena Damian tanpa terduga memeluknya.

"Kemaren di blind date ada cowok yang ngegodain lo?" tanya Damian sambil tetap memeluk Sion.

Sion melepaskan pelukkan Damian sebelum menjawabnya. "Lo kenapa, Dam?" tanyanya balik sambil menatap Damian.

"Gue cemburu. Sebenernya gue ga rela kasih lo pergi ke blind date," jawab Damian dengan wajah innocent seperti anak kecil yang bisa membuat semua wanita meleleh. Sion langsung blushing.

"Bukannya kemaren lo nyusul juga ya, ke sana?" balas Sion sambil tersenyum.

Wajah Damian langsung memerah. "Hah...? Lo kok-- tau?" tanyanya gugup.

"Gue liat, pas gue lagi ngobrol di depan ruangan sama Nixon," jawab Sion nyengir.

"Aaahhh... kenapa lo bisa liat sih.... " Damian langsung memalingkan wajahnya yang makin merah karena ternyata dia ketahuan menyusul. "Kan gue jadi malu," ujarnya pelan sambil menutup wajahnya.

Sion tertawa, lalu berjalan ke depan Damian dan menurunkan tangannya. "Tenang aja, Nixon cuman temen lama gue kok," ungkapnya kemudian.

"Beneran?"

"Iyaaaa, Radeon Damian Walker," jawab Sion sambil mengangguk mantap. "Tapi pas gue mau nyamperin lo gue liat lo lagi ngobrol sama cewek," lanjutnya.

Wajah Damian langsung berubah. Sion melihatnya bersama Jane.

"Siapa tuh?" tanya Sion.

Damian lalu duduk di sofa, Sion juga ikut duduk di depannya.

"Namanya Jane Halim. Mantan gue pas kelas sepuluh dulu," jawab Damian. "Dia di drop out pas kelas sebelas, tadinya dia anak sini. Makanya lo gatau dia," lanjut Damian.

"Ohhh..."

Damian menatap Sion. "'Ohh' doang masa? Ga cemburu?" protes Damian begitu mendengar respon Sion.

"Gue percaya sama lo," balas Sion sambil tersenyum. Senyuman yang selalu memberi rasa lega pada Damian. Damian jadi ikut tersenyum karenanya.

"Kalau ngobrol lewat chat doang emang ga enak ya," ungkap Damian.

"Soalnya kalau lewat chat lo ga bakal ngaku cemburu kan," ejek Sion, Damian membalasnya dengan cengiran.

"Sion."

"Hmm?"

"Gimana kalau kita ngomong pake 'aku-kamu' mulai sekarang?" tanya Damian yang menatap Sion.

Sion terlihat menimbang-nimbang sebentar sebelum akhirnya mengangguk. "Okay, emang itu kan yang biasanya dilakuin orang kalau pacaran?" balasnya, membuat senyuman lebar tersungging di wajah Damian.

***

"Sionnn! Ke Pasific Place yuk, bareng Elle, Vera sama Valen!" ajak Selena begitu bel pulang berbunyi.

"Sorry, Sel. Hari ini gue ga bisa," tolak Sion.

"Mau ke rumah sakit?" tanya Selena. Karena biasanya Sion pasti tak lain dan tak salah lagi ke Tetrias. Tapi kali ini Sion menggeleng.

"Mau ke SG. Ash hari ini ulang tahun jadi mau dinner di Waku Ghin," jawab Sion.

"Besok lo bolos dong?"

"Nanti malem gue balik Jakarta kok, pulang hari."

Selena menggeleng-geleng. "Dasar keluarga Williams," komentarnya.

Sion tersenyum. Mau ga mau dia memang harus mengakui kalau keluarga barunya itu terlalu sering buang uang. Tapi mau apalagi, mereka bisa mendapatkannya lagi dalam waktu singkat walaupun membuangnya.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Kasih yang adem dulu deh! Hehehe. See you tommorrow! ❤

- Vi
24 Feb 2017

Left Untold  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang