[Song of the chapter:
Taylor Swift - Back to December]Makan malam sekeluarga di keluarga Walker adalah event yang cukup jarang. Tapi hari ini ada sesuatu yang berbeda. Seseorang tampak tidak menikmati makan malam ini.
Rachel melirik ke arah kakaknya yang sedaritadi tak berhenti melirik handphone saat makan malam. Bukan hanya Rachel saja, mama papanya juga jadi ikut melirik ke Damian karena jarang sekali Damian sibuk main handphone saat makan. Biasanya Damian yang paling bawel.
Saat handphone-ya bergetar, Damian langsung membuka chat yang masuk. Tapi tak lama kemudian wajahnya terlihat sebal, sepertinya karena chat itu bukan dari orang yang dia harapkan.
"Damian kenapa sih?" bisik Rose pada Rachel.
"Aku denger sih Kak Dam izinin Sion ikut blind date bareng temennya hari ini," jawab Rachel tanpa berbisik. Sengaja biar Damian balik kea lam sadarnya. "Kalau ga ikhlas harusnya gausah sok baik, Kak Dam," ujarnya kemudian pada Damian yang langsung menengok padanya.
"Arrrrggghh. Sion belom bales Line gue, Rachel! Gimana kalau ada cowok yang gangguin dia di sana?" balas Damian dengan wajah panik yang membuat kedua orang tua mereka tertawa.
"Yah, kan salah kamu sendiri bolehin dia ikut kayak gituan, Dam," komentar William.
"Soalnya Edgar ngizinin Selena ikut. Kan kesannya overprotective banget kalau aku bilang ga boleh, Dad!"
"Payah kamu, Damian. Padahal mom udah berharap biar Sion jadi menantu," kali ini Rose yang berkomentar. "Beruntung banget cowok yang bisa godain Sion, ya Dad?" goda Rose meminta dukungan William.
"Mom! Jangan bikin tambah panik dong!" protes Damian sebal, membuat Rose tertawa.
Setelah makan malam pun, Damian masih bolak-balik menatap handphone-nya menunggu balasan dari Sion. Walau dia sudah berhasil bersikap cool di depan Selena dan Edgar dengan memperbolehkan Sion, tetap saja dia panik karena ini blind date. Selena bilangnya sih ingin membuat Sion bersosialisasi, tapi apapun alasannya, sebenarnya Damian tidak rela Sion ikut blind date.
Akhirnya Damian mengambil bomber jacket-nya dari gantungan. Dia mau menyusul.
***
"Sion!" panggil seseorang saat Sion baru mau masuk ke dalam ruangan karaoke setelah kembali dari toilet tadi. Sion sontak menengok dan mendapati Nixon sudah berdiri tak jauh di belakangnya sambil tersenyum. Nixon adalah salah satu dari lima anak Taruna Pratama yang ikut blind date bersamanya, mereka sudah berkenalan sebelumnya di dalam. Sepertinya Nixon juga baru dari toilet.
"Hai, Nix. Abis dari toilet?" tanyanya sebagai formalitas, padahal dia tau jawabannya 'iya' karena mereka dari arah yang bersamaan.
Nixon mengangguk sambil berjalan mendekatinya. "Pulang nanti lo bareng siapa? Mau gue anterin?" tawar Nixon.
"Rumah lo emang dimana Nix?"
"Senopati, kenapa?" Nixon bertanya balik.
"Gue di Menteng, Nix. Jangan deh, nanti lo mesti muter jauh," tolak Sion halus.
"Kalau buat lo nganter sampai Tanjung Priok juga gue rela," modus Nixon, Sion tersenyum mendengarnya.
"Gue nya ga rela, next time, Nix! Yuk, masuk," ajak Sion, lalu tangannya meraih gagang pintu ruangan untuk membuka pintunya.
"Jadi ada next time nih?" tanya Nixon sambil menahan tangan Sion. Sion baru sadar kalau dia sudah salah ngomong. Tapi dia harus keep up karena demi membantu Vianna, Selena dan dia mengaku kalau mereka single.
"Yah, maybe next time," peralat Sion.
Nixon tersenyum, lalu dia memajukan kepalanya sehingga berada di samping kepala Sion. "Tenang aja, gue tau kok lo udah jadian sama Damian," bisiknya membuat Sion tersentak. Lalu Nixon memundurkan kembali tubuhnya.
"Lo tau darimana?" tanya Sion was-was sambil menatap Nixon.
"Cuman gue yang tau, kok. Mereka yang lain gatau. Gue juga tau kalau lo ke sini buat bantu Vianna deketin Ray," balas Nixon yang tidak menjawab pertanyaan Sion.
"Lo tau darimana?" ulang Sion.
Nixon terdiam sebentar sebelum akhirnya menjawab. "Dari Selena, dia tetangga gue," jawab Nixon akhirnya. "Dan dia peringatin gue supaya ga ngegodain lo," lanjutnya sambil memutar bola mata.
"Terus kenapa lo masih godaiin gue?"
"Sion," ujar Nixon lalu mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Sion. "Lo beneran ga inget gue?" tanyanya.
Sion otomatis langsung memundurkan wajahnya karena Nixon terlalu dekat.
"Emang kita pernah ketemu?"
Nixon menghela napas kecewa. "Masih inget orang yang namanya 'Iras Lesmana'?" tanyanya kemudian sambil tersenyum.
Tunggu. Sepertinya Sion pernah mendengar nama itu. Jangan-jangan....
"Iras Lesmana... Lo adeknya Iras? Mantan Zoey?" tanyanya memastikan, disambut dengan senyuman lebar dari wajah Nixon.
"Bingo," balas Nixon.
***
Sialan. Damian merutukki cowok yang sedang bersama Sion di luar pintu karaoke. Begitu dia sampai, dia malah mendapatkan pemandangan menyebalkan ini. Mana cowok itu lumayan ganteng lagi, gawat kalau dia ditikung.
Mereka—dua orang yang sedang diintipi Damian—kemudian masuk ke dalam. Ingin rasanya Damian ikut masuk ke dalam juga dan mengomeli cowok itu karena mendekati ceweknya. Tapi mau apalagi, nanti malah mengacaukan. Bisa-bisa juga dia disangka overprotective dan akhirnya Sion jadi illfeel dengannya.
Sepertinya pilihan untuk menyusul ke sini bukan pilihan yang tepat. Lagipula tidak seharusnya juga dia seperti ini, kesannya dia tidak mempercayai Sion. Setelah berpikir keras, akhirnya Damian memutuskan untuk pulang saja ke rumah. Dia mempercayai Sion.
"Damian?"
Damian baru saja mau keluar dari tempat karaoke begitu mendengar namanya disebut. Dia langsung menghentikan langkahnya, membeku di tempat. Suara itu. Suara yang sangat dikenal Damian. Suara yang juga tidak mungkin bisa dia lupakan.
Perempuan yang memanggil Damian tadi kemudian berjalan dan sudah berada di depannya sekarang. Wajahnya sama sekali tidak asing. SAMA SEKALI tidak asing.
"It really is you, Damian," ucap perempuan itu begitu memastikan kalau dia tidak salah orang.
Damian masih terdiam dengan matanya yang menatap tajam perempuan itu.
"Jane," ujarnya pelan.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Nah loh hahaha, mantan Damian yang muncul nih sekarang 😉😉 Rachel sama Jude kira-kira gimana ya 😐😐
Next Friday! 😋😋
- Vi
18 Feb 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Left Untold [COMPLETED]
Novela JuvenilSion Vererro adalah putri dari Sarah handoko dan Billy Vererro. Setidaknya, itulah yang tertulis di atas kertas. Kedua orangtuanya meninggal saat dia masih SMP. Oleh karena itu, Sion harus menghidupi dirinya sendiri dan adiknya Sonny, satu-satunya k...