Part 54 - Dion Aluxio Zodic

4.8K 326 17
                                    

[Song of the chapter:
Niall Horan - This Town]

Ezra Vererro sebenarnya sudah tiba di Jakarta sejak jam sebelas malam, tetapi jetlag dan kelelahan membuatnya memutuskan untuk menginap di hotel dekat Bandara Halim Perdanakusuma. Dia naik pesawat pribadi, jadi tidak mendarat di Soekarno Hatta. Jam tujuh pagi dia sudah berangkat kembali ke rumahnya karena Sion membuatkan sarapan untuknya.

"Udang saos telor asinnya enak, Sion, kamu enggak makan?" ejek Ezra sambil menikmati masakkan Sion di ruang makan. Mereka tidak berdua, ada Rey dan Ronald juga yang merupakan anak angkat Ezra.

"Iya, Sion. Enak banget loh," ujar Ronald yang ikut mengejek. Sion langsung pasang tampang bete, karena mereka tahu jelas kalau dirinya alergi udang. Walau alergi udang, Sion tetap bisa memasak menu dengan udang karena dulu Sonny suka makan udang.

"Kapan-kapan aku enggak masakkin udang, deh," ancam Sion ngambek.

"Jangan! Kak Rey bahkan rela masuk siang demi makan ini, masa kamu tega gitu, Sion?" balas Rey yang daritadi diam menikmati makanannya, udang saos telor asin adalah makanan favoritnya, apalagi buatan Sion. Ezra dan Ronald tertawa mendengar alasan Rey rela masuk siang.

"Biarin. Kak Rey kan udah sering makan dulu waktu di Baltimore," balas Sion sambil mengunyah makanan di mulutnya.

"Bener tuh, curang lo Rey," komentar Ronald yang hanya pernah sekali mencicipi makanan buatan Sion.

"Siang ini kamu mau kemana, Sion?" tanya Ezra mengganti topik.

"San Diego Hills, hari ini ulang tahun mama," jawab Sion.

"Sendiri?"

Sion menggeleng. "Sama Reon."

"Wah, baru seminggu di Jakarta udah dapet gebetan aja lo, dek," ujar Ronald yang disambut dengan ijakkan di kakinya. "Awww..."

"Reon Alistair Zodic," ujar Sion lagi, baru Ronald paham. Memang tidak semua anak angkat Ezra tahu kalau Sion anak Dion Aluxio Zodic, hanya Rey dan Ronald yang tahu karena mereka yang paling dekat dengan Ezra dan Sion.

"Kamu pergi jam berapa?" tanya Ezra membuat Sion menoleh.

"Jam sebelas nanti," jawab Sion.

"Besok kamu enggak ada rencana kan?" Sion mengangguk, Ezra langsung tersenyum. "Besok ada acara TV yang ngundang kakek, kamu ikut ya," ujarnya.

"Males ah, aku ogah tampil di TV," balas Sion.

"Kamu harus ikut. Sekalian Kakek mau ngenalin kamu ke publik sebagai pewaris."

Sion langsung pasang tampang bete. "Bohong. Pasti ada alasan lain kan?"

"Itu rencana Rey sama kakek. Lo 'kan cantik, dokter sukses lagi. Kalau masuk TV pasti naikkin harga saham Vererro Group," celetuk Ronald. Sion menatap Rey dan Ezra bergantian, yang ditatap cuman nyengir kuda.

"Dasar. Memanfaatkan adek dan cucu," cibirnya.

"Yah, saham naik kan anggep aja sekali tepuk dua lalat. Ini talk show bebas, dan karena belakangan ini memang banyak yang penasaran kemana Kek Ezra warisin hartanya, pertanyaan itu pasti keluar," jelas Rey disambut anggukan dari Ezra.

Ingatan Sion kembali pada peristiwa enam tahun yang lalu saat dia ada di JFAF dan bertemu dengan Ezra, kalau tidak salah pertanyaan itu juga muncul oleh wartawan, apalagi Desmon baru meninggal karena kecelakaan pesawat. Sepertinya pertanyaan itu belakangan ini muncul lagi mengingat dua minggu ke depan kakeknya genap berusia 70 tahun dan rencananya akan dirayakan bersamaan dengan ulang tahun Vererro Group.

Left Untold  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang