Part 28 - The Past and Zoey Loux (Bagian 2)

3.9K 296 15
                                    

Zoey tidak lagi bersekolah karena keuangannya dan Zac tidak memungkinkannya untuk bersekolah, ditambah kebiasaan judi Zac yang selalu memperparah keuangan mereka. Zoey bekerja di sebuah restoran padang kecil, karena untuk anak seumurnya tak ada pekerjaan dengan gaji bagus yang bisa dia dapatkan.

Sejak hari itu, Zoey jadi sering datang menonton balap liar. Zoey masih penasaran dengan Sion dan ingin berteman dengannya. Selain itu, dengan begini juga dia bisa bertemu Iras lebih sering.

"Hei, sayang!" Iras tanpa permisi langsung duduk dan bersandar pada Zoey. Zoey langsung mendorongnya.

"Apaan sih."

"Seneng aja, kamu ke sini mulu. Jadi aku kan bisa liat kamu makin sering lagi," balas Iras. "Ngeliat kamu bikin aku makin semangat, sih. Makanya menang terus."

"Gombal." Zoey memutar bola matanya. "Apa kabar sekolah pilotnya?" tanyanya kemudian.

Sekolah penerbangan adalah impian Iras. Selama ini dia memperjuangkannya walau ditentang oleh orang tuanya. Tapi belakangan orang tua Iras akhirnya luluh dan membiarkan anaknya menggapai apa yang dia cita-citakan. Karena itu Iras bisa mendaftar di Deraya Flying School.

"Harusnya Sabtu ini keluar pengumuman," jawab Iras. "Doain yaa."

"Kalau masuk traktir dong?" balas Zoey sambil menatapnya dengan mata yang berbinar-binar.

Iras tersenyum. "Iya deh. Kamu mau kemana aja aku jabanin," ujarnya.

"Waterboom!" seru Zoey riang. "Ayo kita ke Waterboom!"

Iras lalu berlutut di depan Zoey dan meraih tangan kanan Zoey. "Oke, Tuan Putri, kita berenang di Waterboom," balas Iras sambil mencium punggung tangan kanan Zoey.

***

Zoey mematikan alarm handphone Nokia bututnya yang sangat berisik di pagi hari. Dia mengintip layar handphone-nya untuk melihat jam berapa sekarang, dan jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.

Masih pagi, ungkap Zoey dalam hati.

Baru saja Zoey mau melanjutkan tidurnya ketika kali ini handphone-nya berdering lagi. Kali ini bukan alarm, melainkan telepon dari Iras. Zoey langsung mengangkatnya dan duduk.

"Halo?"

"Tumben udah bangun."

Zoey tersenyum.

"Gimana? Gimana? Deraya?" tanya Zoey penasaran.

"Sorry, Zoey," balas Iras dari seberang sana.

"Sorry, Zoey. Gue lulus?" tebak Zoey.

"Bingo!"

***

Iras diterima di Deraya Flying School! Hari ini pagi-pagi sekali Zoey sudah bangun dan mandi. Sesuai perjanjian, dia dan Iras akan ke Waterboom hari ini. Iras bilang dia akan menjemputnya jam sebelas. Zoey melirik jam sedaritadi. Akhirnya tinggal sepuluh menit lagi.

"Kencan sama Iras nih?" goda Zac yang melihat adiknya senyam-senyum sendiri.

"Iya dong, ga kayak lo pacarannya sama kartu," balas Zoey, Zac langsung mengacak-acak rambut adiknya itu dan kabur keluar.

"ZAAAAAAAACCCC!!!"

Zoey menghela napas karena kelakuan Zac, padahal dia sudah menyisir rapi-rapi rambutnya. Yah walau dia tahu ujung-ujungnya di Waterbokm rambutnya akan berantakan dan basah lepek. Tapi dia harus tampil cantik untuk memberikan first impression yang bagus untuk Iras.

Waterboom adalah tempat dimana mereka jadian, karena itu Zoey memilihnya. Zoey selalu mengingat hari itu dan tak akan mau melupakannya. Hari itu adalah hari yang sangat bahagia, ia akhirnya berpacaran dengan orang yang sangat dia cintai.

Tak lama kemudian handphone Zoey berdering. Telepon masuk dari Iras.

"Halo, Iras? Udah sampai?"

"Sorry, Zoey. Aku mau nganterin Nixon ke rumah sakit dulu! Tadi dia main bola terus jatoh, kayaknya jidatnya mesti dijait deh. Bandel emang itu anak. Kamu mau ke Waterboom duluan atau tunggu aku jemput aja? Ga lama kok!"

"Tunggu kamu aja deh," balas Zoey, walau dia sedikit sedih karena ke Dufannya tertunda. "Kamu naik motor? Hati-hati ya!"

"Siap, Tuan Putri! Pangeran akan segera menjemput!"

***

Jam sudah menunjukkan pukul dua siang tetapi Iras belum juga datang menjemputnya. Iras belum menghubunginya sejak terakhir kali dia menelpon. Zoey ingin menghubungi Iras tetapi pulsanya habis dan dia sedang tidak memegang uang karena Zac menghabiskan uang mereka untuk judi semalam, malah kalah lagi.

Akhirnya Zoey hanya bisa menunggu, dan menunggu. Zoey melirik handphone-nya setiap menit menunggu kabar dari Iras. Apa mungkin Iras sedang mengerjainya? Biasanya Iras selalu tak terduga. Mungkin saja nanti dia akan muncul mendadak dan berteriak 'surprise pangeran datang'. Zoey tersenyum memikirkannya, tetapi senyuman itu tak berlangsung lama karena tiba-tiba Zac datang sambil ngos-ngosan dan dengan wajah seperti kerasukan.

"Zoey, Iras!"

"Iras kenapa?" tanya Zoey bingung.

"Iras kecelakaan!"

***

Zoey menatap nanar batu nisan bertuliskan nama Iras Lesmana. Air matanya telah habis setelah menangis seharian penuh. Matanya masih merah. Di sebelah Zoey berdiri juga Zac, Sion, dan beberapa anak balap liar yang mengenal Iras.

"Siap, Tuan Putri! Pangeran akan segera menjemput!"

Zoey masih mengingat kata-kata terakhir yang diujarkan oleh Iras. Tetapi mirisnya, sang pangeran itu tak pernah menjemputnya, berapa lama pun dia menunggu.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

😭😭😭😭😭😭😭😭😭
End of flashback buat yang bertanya-tanya soal Zoey! Hehehee. See you next week back to JFAF! 💙

Lots of love,
- Vi
March 12th, 2017

Left Untold  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang