Part 63 - Broken

4K 262 14
                                    

Hi there! Mulai hari ini aku bakal update tiap hari! Woo~hoo~! Seperti janjiku, cerita ini bakal tamat sebelum Juli berakhir berhubung di draftku udah tamat.

Ps. Vote & comment if you like this story ❤❤❤

Pusing. Itulah yang Sion rasakan sekarang. Sepertinya dia demam karena kehujanan kemarin.

Sebenarnya Selena sudah memaksanya untuk mengambil cuti lagi hari ini, tetapi Sion menolak karena merasa masih kuat.

Sekarang, Sion menyesal dengan keputusannya untuk tidak mengambil cuti. Kepalanya keleyengan setengah mati. Dari pagi, dia berusaha menahannya dengan terus tersenyum dan belagak sehat ke yang lainnya.

Sion beruntung karena tidak ada operasi yang harus dia lakukan hari ini. Dia tidak akan sanggup jika seandainya harus melakukan operasi.

Walau, beruntung karena tidak ada jadwal operasi sekalipun, tetap saja pekerjaannya berat. Matt belum pulih sepenuhnya setelah operasi donor ginjal, berarti dia harus menggantikan banyak pekerjaan Matt yang sama-sama pilar pediatrik di sini.

Mata Sion mulai berkunang-kunang. Dia benar-benar butuh istirahat. Tapi dia juga sudah tidak kuat bergerak dan tak ada siapa pun yang sedang berjalan di koridor tempatnya berada.

Lemas, Sion menyandarkan tubuhnya ke dinding. Badannya lunglai dan hampir jatuh saat seseorang menahannya.

***

Matt Johnson sedang jalan-jalan di lantai pediatrik karena bosan di kamar. Dia sudah lumayan sehat setelah beberapa hari istirahat penuh. Bahkan, sepertinya minggu depan dia bisa mulai bekerja lagi.

Baru saja Matt akan berbelok menuju koridor di samping kanan, saat matanya menangkap sosok yang dia kenal di koridor yang berlawanan.

Sion Vererro. Dan Sion Vererro sedang menyandarkan tubuhnya ke dinding. Dia terlihat lunglai.

Matt langsung bergerak cepat menghampirinya. Matt berniat menepuk pundak Sion. Tetapi, di saat yang sama Sion ambruk di pelukkannya. Suhu tubuhnya panas. Sion demam.

Tidak mau mengganggu pasien lain, akhirnya Matt membopong Sion. Dia tidak bisa menggendongnya atau bekas jahitan di perutnya akan terbuka. Saat berada di dekat pos perawat, barulah dia meminta bantuan.

***

Mata itu mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya terbuka sepenuhnya. Matt tersenyum pada sosok yang terbaring di atas tempat tidur salah satu kamar VVIP rumah sakit itu.

"Berapa lama aku tertidur?" tanya sosok itu, yang tak lain adalah Sion.

"Hampir tiga jam," jawab Matt. "Istirahatlah."

"Tapi ...."

"Terry kebetulan sedang ada di Singapura, dan aku memintanya untuk ke Jakarta untuk mengontrol bagian kita. Jadi kau bisa istirahat dengan tanpa beban," potong Matt yang sudah terbiasa dengan penolakan dari Sion. "Lagipula sekalipun dia tidak datang, kita hanya perlu meminta bantuan cabang Tetrias lain. Dokter Charlie misalnya, yang tadinya bekerja di sini sebelum aku datang."

"Apa Terry tak masalah kau mengganggu liburannya?"

Sion mengenal nama yang disebutkan oleh Matt tadi. Terry adalah pacar Amy, teman baiknya semasa di John Hopkins. Amy adalah neurosurgeon yang lebih tua empat tahun darinya. Sedangkan, Terry yang seumuran dengan Amy berada di bagian pediatrik.

Left Untold  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang