Part 62 - Rain

4.1K 291 35
                                    

Kecewa.

Satu kata itulah yang bisa menjelaskan perasaan Reon Alistair Zodic saat ini. Sudah satu jam sejak dia pulang dari Dufan, dan sudah satu jam pula Reon hanya termenung dalam pikirannya sambil menatap langit-langit di kamarnya dengan posisi terlentang di ranjang.

Sion Vererro menolaknya.

Dia ditolak.

Tanpa penjelasan apa-apa dan dibingungkan oleh air mata Sion saat menolaknya.

Ya. Sion menangis. Air mata Sion menetes tepat di saat dia sendiri menolak Reon. Hal itu membingungkan Reon.

"Kalau gitu, kenapa lo nangis?"

Satu pertanyaan itu tidak terjawab oleh Sion, karena Sion memintanya untuk menjalankan kembali biang lala untuk turun.

Dengan terpaksa, dia menelpon petugas untuk menggerakan biang lala.

Tanpa pamit atau apa pun, Sion melengos pergi. Meninggalkan Reon dan mawar merahnya dengan perasaan campur aduk.

Reon bisa saja mengejar Sion untuk meminta penjelasan. Tetapi air mata Sion membuatnya shock dan penolakan membuatnya tak bisa berpikir jernih.

Dan entah kenapa, Reon membiarkan Sion pergi begitu saja.

***

Hujan deras menggagalkan rencana Selena Potter yang baru saja ingin pergi dinner bersama Nixon Lesmana. Bisa saja mereka tetap pergi berhubung depan rumah Selena ada kanopi, mereka juga makan di hotel. Namun tetap saja, hujan deras beserta petir ini membuatnya malas pergi. Akhirnya, dia membatalkan rencana itu.

Selana yakin, Nixon juga malas keluar di saat hujan deras seperti ini. Ditambah, petir dan gemuruhnya sangat hebat.

Cuaca seperti ini pasti akan membuat siapapun yang sedang berada di rumah akan tetap di rumah, dan yang di luar ingin pulang ke rumah.

Ditambah, sekarang sudah jam setengah sembilan malam, besok weekend. Nyaris semua orang akan berpikiran sama seperti Selena: menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan di kasur sembari memanfaatkan WiFi rumah, dan ketiduran saat sudah lelah dengan gadget.

Selena nyaris ketiduran jauh lebih cepat dari biasanya, saat pelayan di rumahnya memanggil namanya. Dia kedatangan tamu.

Siapa yang datang jam segini dan di saat hujan seperti ini?

Jawaban dari pertanyaan di benak Selena terjawab saat melihat Sion Vererro di ruang tamu, basah kuyup.

"Yaampun, Sion! Lo kenapa ujan-ujanan begini?!"

Sion hanya tersenyum menanggapi kehebohan Selena. Selena langsung menghampirinya.

"Non Sion, ini handuknya." Seorang pelayan rumah Selena memberikan handuk pada Sion yang langsung diterima. Sion mengelap wajah dan rambutnya.

"Mandi dulu gih, di kamar gue," ujar Selena yang kemudian mendorong Sion, menuntunnya menuju kamarnya.

Saat Sion sedang mandi di kamarnya, Selena langsung mengambil handphone. Dia langsung membuka chatroom dengan Reon sambil duduk di tempat tidurnya.

Hari ini seharusnya jadwal Reon menembak Sion. Apa yang terjadi?

"Gue enggak boleh suka sama dia."

Kata-kata yang diungkapkan Sion waktu itu terngiang di kepala Selena. Selena tahu akan itu, tetapi dia tetap mendukung Reon menyatakan cintanya.

Selena tidak tahu mengapa Sion tidak boleh menyukai Reon. Dia kira, dengan Reon menyatakan cinta padanya maka Sion akan menerimanya dan 'tidak boleh' itu langsung sirna. Apalagi, Sion sendiri sudah mengaku kalau dia menyukai Reon.

Left Untold  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang