Wangi vanilla yang berasal dari lilin aroma terapi merupakan hal pertama yang Reon rasakan saat dia bangun. Vanilla adalah aroma yang paling disukai Sion. Dan entah sejak kapan, vanilla menjadi aroma favorit Reon.
Karena aroma itu selalu tercium setiap kali Sion dekat dengannya.
Reon tidak langsung membuka mata, dia menggeliat sambil menikmati wangian lilin.
Setelah puas dan sadar sepenuhnya, Reon akhirnya bangun. Sion sudah tidak ada di sebelahnya saat dia menoleh sisi kanannya. Kemana Sion?
Setelah acara jujur-jujuran Sion tadi malam alias subuh, mereka bermain Call of Duty sampai ketiduran. Sion duluan yang ketiduran, tak lama setelahnya Reon juga ketiduran. Reon ingat TV masih menyala saat dia ketiduran, tetapi mungkin Sion sudah bangun dan membereskannya.
Reon melirik nakas, tidak ada air. Dia haus. Sepertinya dia harus pergi ke dapur mengambil minum.
Dan dia pun turun ke dapur, menuruni tangga sambil menguap.
Di dekat dapur, lagi-lagi dia mencium wangi. Tetapi bukan vanilla. Wangi makanan. Reon nengintip pintu dapur yang terbuka lebar, Sion sedang memasak.
Semalam Reon memang becanda meminta Sion memasak untuknya, dan Sion benar-benar memasak.
Tanpa bersuara sedikitpun, Reon bersandar di sela pintu, memperhatikan Sion yang tidak menyadari keberadaannya.
Saat selesai memasak dan berbalik untuk mengambil piring, barulah Sion melihat ada Reon yang tersenyum padanya. Sion tersenyum kikuk, lalu melanjutkan aktivitasnya.
"Crab mac and cheese, scones, ini apa?" Reon menyebutkan makanan-makanan yang ada di meja tengah dapur, lalu menunjuk pada salah satu hidangan yang tidak dia kenal.
"Lobster fingers," jawab Sion.
Reon yang menyomot lobster fingers lalu melahapnya. "Enaak," ungkapnya.
"Dan ini--" Sion meletakkan masakan yang baru dia masak. "--Guacamole. With old bay."
"Old bay?" Reon terkekeh. "Baltimorean," ejeknya.
"Shut up. Old bay itu enak," balas Sion. "Help me," ujarnya kemudian, mengisyaratkan agar Reon membantu untuk membawa makanan-makanan ini ke ruang makan.
"Hari ini kerja?" tanya Reon pada Sion yang duduk di seberangnya.
Sebagai jawaban, Sion mengangguk karena sedang mengunyah makanan.
"Nanti aku anter jemput," ujar Reon, bersamaan dengan bunyi tanda panggilan masuk dari handphone-nya.
Reon langsung menjawab telepon itu begitu melihat siapa yang menelpon.
"Halo?"
"Semua sudah beres, Tuan Muda. Tapi kami butuh kesaksian nona Sion."
"Oke. Thanks, Calvin. Nanti aku ke sana sama Sion, kirim aja jamnya kalau udah fix."
Sion menatap Reon karena namanya disebut. "Apa?" tanyanya saat Reon selesai menelpon.
"Masalah kemaren udah beres, kamu diminta kesaksian. Hari ini bisa?"
"Bisa. Tapi kalau ada panggilan darurat aku harus balik," balas Sion.
"Itu bisa diatur."
***
PRAAANGGG
Suara pecahan itu membuat semua orang yang ada di dalam bangsal VVIP panik. Bukan hanya keluarga si pasien saja, tetapi juga para suster. Mereka berusaha menenangkan sang pasien.
KAMU SEDANG MEMBACA
Left Untold [COMPLETED]
Teen FictionSion Vererro adalah putri dari Sarah handoko dan Billy Vererro. Setidaknya, itulah yang tertulis di atas kertas. Kedua orangtuanya meninggal saat dia masih SMP. Oleh karena itu, Sion harus menghidupi dirinya sendiri dan adiknya Sonny, satu-satunya k...