Part 41 - Back Together

4.1K 290 18
                                    

[Song of the chapter:
Charlie Puth - Attention]

Rachel sedang sibuk mengerjakan tugas fisika ketika kamarnya diketuk. Dia tidak langsung membuka pintu, dia berdiam sebentar untuk menebak siapa yang datang. Aneh. Orang tuanya sedang tidak ada di rumah karena diundang ke pesta di Hawaii. Damian tidak pernah mengetuk pintunya. Kalau ada tamu yang masuk pasti para pekerja di rumahnya akan memberi kabar lewat intercom di kamarnya. Mungkin saja itu Erika, tetapi Erika juga tidak pernah mengetuk pintu. Jadi, siapa?

"Masuk aja," ujar Rachel yang sudah memutar balikkan tempat duduknya yang beroda ke arah pintu. Pintunya terbuka, dan orang yang sama sekali tidak diduganya masuk.

Jude Lewiss.

Jude Lewiss tersenyum padanya. Sedangkan Rachel hanya bisa melongo. Entah sudah berapa lama Jude tidak pernah sengaja bertemu dengannya. Di sekolah memang sering bertemu tetapi keduanya pasti sama-sama menghindar.

"Maafin gue, Rachel." Kata-kata itu yang pertama muncul dari mulut Jude setelah menutup pintu kamar.

Jude langsung duduk di pinggir ranjang Rachel yang paling dekat dengan posisi Rachel saat ini. Rachel tidak tahu harus berkata apa, jadi dia hanya diam.

"Maafin gue karena sempet berpaling dari lo. Selama bersama Zoey, gue makin mikirin lo. Gue ga bisa lepas dari lo. Ga ada sehari pun tanpa mikirin elo, Rachel. Dan gue berkata jujur. Bahkan waktu lo sama Nixon makan berdua, gue berasa cemburu. Setelah gue pikir-pikir lagi, emang cuman lo dan selalu lo yang ada di hati gue. Sekalipun Zoey sempet nampak sebentar di hati gue, lo satu-satunya yang ga akan tergantikan."

Rachel masih terdiam, tidak membalas. Sementara Jude, menatapnya.

"Gue tau gue salah. Tapi waktu itu gue emang ga tau perasaan gue yang sebenernya gimana. Gue tau gue ga boleh suka sama dua cewek dalam satu waktu yang bersamaan. Makanya, waktu itu gue mutusin buat menjauh dari lo. Mungkin dengan begitu gue bisa tau seberapa jauh gue suka sama lo. Gue sama sekali ga pikirin perasaan lo, dan akhirnya lo yang terluka."

Jude menarik tangan Rachel kali ini, lalu berjongkok di hadapannya. "Maafin gue karena udah ninggalin lo, will you be mine again?" tanya Jude sambil menatap Rachel lekat-lekat.

"Enggak," jawab Rachel. Membuat raut wajah Jude langsung kecewa. "Kecuali kalau lo janji lo ga bakal ninggalin gue kayak gitu lagi," lanjutnya sambil tersenyum. "I love you, Jude. I always do. Then and now."

Raut wajah yang sempat kecewa itu kembali riang. Jude langsung memeluk Rachel yang masih duduk di kursi meja belajarnya.

"Gue janji," ujar Jude mantap.

***

Saat sedang mengabil minum, Damian berpas-pasan dengan Jude yang baru mau pulang. Damian mengernyitkan dahi melihat Jude.

"Ngapain lo di sini?"

"Balikan," jawab Jude. "Sorry, sempet nyakitin Rachel. Kali ini, gue ga bakal lagi," janjinya.

"Yah, kalau lo berani sekali lagi, lo ga bakal selamat dari gue," balas Damian.

Dia memang masih tidak terima dengan Jude, tetapi semua adalah keputusan Rachel. Damian juga tahu kalau Rachel sangat mencintai Jude.

"Pasti," ujar Jude tegas. Dia hendak melangkah pergi sebelum akhirnya mengingat sesuatu dan mengentikan langkahnya. "Eh, iya. Tiga hari yang lalu lo jalan sama Jane?"

Damian langsung menghentikan aktivitasnya yang sedang mengambil minum. Dia tidak menyangka Jude melihatnya.

"Sion tahu?" tanya Jude lagi. Damian menatapnya, menggeleng. Jude mendekat ke Damian, dan menepuk pundaknya. "Semua di tangan lo, jangan pilih yang bakal buat lo menyesal." Jude memberi peringatan pada Damian. Dia tidak ingin Damian bernasib sama dengannya, sempat menyakiti perasaan Rachel.

Damian masih terdiam di tempatnya, sementara Jude berjalan pulang.

Tapi bagaimana kalau orang yang ga akan membuatnya menyesal itu bukan Sion?

***

'The Johns Hopkins University School of Medicine

Whether you're looking to become a physician, find a clinical fellowship or residency program, hoping to pursue a life of basic science research or aspiring to join one of the best medical art programs in the world, Johns Hopkins has what you are looking for. Our medical and graduate programs are ranked among the top in the nation and our teachers, scientists, and physicians are some of the world's foremost experts in their fields. That's what gets people interested in coming to Johns Hopkins... but it's the culture here that gets people to stay. It's a culture of excellence and an aspiration to be the best in the world at what you do, mixed with friendliness, and a spirit of collaboration that make it all possible... and wonderful to be part of.'

Di tengah kesenggangannya menunggu para dokter residen kembali dari tugas mereka, Sion akhirnya membuka laman website John Hopkins University of Medicine.

John Hopkins, tujuan utama banyak calon dokter di dunia. Walau sekarang rangkingnya tidak sehebat dulu, tetap saja dengan sejarahnya yang begitu luar biasa, peminatnya masih sangat marak. Dan tentu saja, Sion merupakan salah satu dari peminatnya yang mendapat kesempatan.

Dana kuliah bukan lagi menjadi masalah besar baginya sekarang. Jika dia mau, dia bahkan bisa meminta Ezra untuk membangun rumah sakit setelah dia lulus kuliah.

Tawaran Ezra adalah kesempatan emas. Dia bisa belajar langsung dari ahli lulusan universitas bergengsi tersebut. Tetapi sayangnya, dia masih tidak yakin akan menerima tawaran Ezra atau tidak.

Sion menghela napasnya. Terlalu banyak hal yang harus dia lepaskan untuk mengambil ini. Damian salah satunya. Dan sekarang Sion pun masih memikirkan kejadian tadi saat Damian berbohong padanya. Sion mengacak-acak rambutnya sambil membanting badannya ke belakang kursi yang empuk dengan beberapa bantal dan boneka—kursi milik Dokter Victor, yang padahal ingin jadi ahli jantung dewasa tapi ga bisa lepas dari anak kecil.

Setelah memejamkan mata beberapa lama, Sion mengambil handphone-nya dari atas meja. Dia membuka E-mailnya, lalu menekan untuk membuka sebuah pesan yang sudah cukup lama dia terima.

...........................................

Berdasarkan analisis DNA, saudara terduga, Rachel Magdelene Walker, adalah saudara kandung dari Sion Vererro dengan probabilitas 99,995%

Sion menatap nanar E-mail itu sambil tersenyum. Lalu tangannya bergerak menghapus pesan yang baru dia buka tadi.

Delete message?

Yes

Deteling...

Empty trash?

Yes

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Tbc tommorrow

April 28th, 2k17

Left Untold  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang