Part 71 - Easter Holiday

3.6K 275 24
                                    

Rachel baik-baik saja, dia hanya perlu lebih banyak istirahat. Dengan bantuan obat, masalah jantungnya bisa teratasi.

Kabar itu membuat Sion bisa bernapas lega, dan Reon juga lega. Rachel sudah memberitahu Jude tentang itu. Jude sebenarnya ingin Rachel cuti kuliah dulu karena khawatir, tetapi Rachel menolak keras karena mereka sebentar lagi akan wisuda.

Sekarang sudah nyaris pertengahan April, Sion pun semakin sibuk dengan pekerjaannya berhubung Matt sudah kembali ke Amerika.

Hari ini, Rebecca akan pulang ke Jakarta. Reon mengajak Sion untuk menjemputnya, dan Sion masih belum tahu apa dia bisa menjemput Rebecca atau tidak. Tetapi dia memang ingin bertemu dengan Rebecca.

'The trial was stopped early, on the recommendation of the data and safety monitoring board, owing to a low likelihood of benefit and evidence of the possibility of harm. Of 713 patients, 360 were randpmly assigned to the lower-tkrget gooup amf, 353 to tje hpgher-tlrdee friuo.'

Merasa janggal akan tangannya sendiri, Sion menatap balik layar komputernya. Lagi. Ini terjadi lagi.

Belakangan ini, tangannya seakan tak bergerak sesuai dengan keinginannya. Kadang untuk meraih suatu benda tertentu, dia jadi kesulitan.

Sion menghela napas kasar, lalu menghapus kembali kesalahan penulisannya dan mengetik ulang.

'The trial was stopped early, on the recommendation of the data and safety monitoring board, owing to a low likelihood of benefit and evidence of the possibility of harm. Of 713 patients, 360 were randomly assigned to the lower-target group and 353 to the higher-target group.'

Apa ada sesuatu yang salah pada otaknya? Mengingat dulu dia pernah menjalani operasi di bagian otak. Terlebih, waktu di John Hopkins baru-baru ini sebelum kembali ke Jakarta, kepalanya juga sempat terbentur karena rumah sakit dalam keadaan panik saat terjadi bencana yang cukup besar.

Selama ini dia menganggap kejanggalan yang terjadi sebagai akibat dari overworking, tetapi Sion mulai merasa aneh dan dia tahu ada yang janggal. Pastinya, bukan karena kelelahan.

Sebuah pesan masuk dari Reon membuyarkan lamunan Sion yang tenggelam dalam pikirannya.

Reon

Jadi ikut?

Sion berpikir sejenak sebelum memutuskan. Baiklah. Dia tidak boleh terlalu menahan diri.

Sion

Ol

Menghela napas lagi, Sion segera menghapus typo-nya.

Ok

***

Mata Rebecca Alucia Zodic mencari sosok seseorang diantara para penjemput di bagian kedatangan Bandar Udara Soekarno Hatta. Dia tersenyum begitu matanya menangkap sosok itu. Reon Alistair Zodic melambai padanya sambil tersenyum.

Rebecca langsung berjalan cepat dengan semangat. Bukan karena melihat Reon, tetapi melihat orang yang berdiri di sebelahnya. Di sebelah Reon, ada orang yang hanya pernah dia temui melalui video call, tersenyum padanya juga meski tak seheboh Reon.

"Kak Siooooooonnnn!!!"

Rebecca langsung memeluk Sion dengan erat.

"Hai, Becky," sapa Sion yang memeluk balik.

Reon dan Sion saling menatap karena Becky tak kunjung melepaskan pelukannya selama lebih dari dua menit.

"Beck, udahan kali. Masa lo enggak kangen kakak lo yang satu lagi?" protes Reon.

Left Untold  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang