I'm broken
Do you hear me
I'm blinded
'Cause you're everything I see[Ada yang bacanya sambil nyanyi? WKWKWKK]
Tiga bulan tanpa kehadiran Sion Vererro adalah tiga bulan yang paling berat bagi Reon Alistair Zodic. Hari-hari terasa hampa, dan lewat begitu saja.
Walau sebentar lagi wisuda, Reon seakan tidak peduli lagi. Kerjaan Reon selama tiga bulan terakhir ini hanya dua: pergi malam pulang pagi, dan tidur di siang hari.
Reon berhenti bekerja pada Dion, dia sudah tidak ada niatan untuk itu. Menyandang nama Zodic adalah keinginan banyak orang, namun tidak dia inginkan.
Seandainya dia bukan Zodic.
Seandainya dia bukan seseorang yang punya hutang budi besar pada ibunya.
Seandainya 'seandainya' kali ini terwujud--lagi.
Namun tak mungkin. Seandainya yang terjadi di masa lampau tak akan bisa dibalik.
Kecuali, bila dia berhadapan dengan seorang Sion Vererro yang selalu menyimpan banyak hal dalam dirinya sendiri, sampai-sampai tak bisa membedakan mana 'seandainya' dan mana yang benar.
Dan orang itu, menghilang.
Seakan telah ditelan bumi. Tanpa kabar sama sekali.
Sejujurnya, Sion tak perlu menghilang seperti ini. Sejujurnya, Reon tak keberatan tinggal bersamanya di kediaman Zodic.
Sayang. Sion memilih untuk menghilang.
Reon sudah menanyakan keberadaan Sion pada nyaris semua orang yang dikenal, termasuk Selena. Tetapi hasilnya nihil. Dari gerak-gerik Selena saat dia bertanya, Reon yakin Selena tahu dimana Sion berada, namun menyembunyikannya.
Selain Reon, Dion juga dipusingkan oleh menghilangnya Sion. Melalui koneksinya, Dion mendapat kabar bahwa Sion tidak kembali ke John Hopkins. Begitu pula dengan Ezra Vererro.
Aneh.
Namun begitulah, tiga bulan tetap berlalu.
Tanpa kehadiran kedua orang itu yang entah dimana.
***
Selena Potter berjalan pelan di koridor Rumah Sakit Tetrias. Tangannya membawa kantong plastik berisi seblak, salah satu makanan kesukaan orang yang akan dikunjunginya.
Langkah Selena berhenti begitu tiba di kamar nomor 1205. Kamar yang selalu dikunjunginya selama dua bulan terakhir.
Selena tidak langsung membuka pintu kamar. Dia mengumpulkan semua emosinya, lalu menahan semua itu. Conceal. Don't let her know.
Setelah merasa sudah bisa menahan emosinya, Selena menghirup napas panjang, kemudian menghelanya. Senyumanpun dia tampilkan sembari membuka pintu kamar VVIP nomor 1205 itu.
Perempuan berambut cokelat kemerahan yang memakai pakaian pasien sedang berjalan kembali ke tempat tidurnya saat Selena masuk. Dia baru saja dari toilet.
Tetapi ada yang membedakan perempuan itu dari orang-orang normal. Jarak antara kakinya jauh, seakan perempuan itu kesulitan untuk menyeimbangkan tubuh agar bisa berjalan.
Perasaan nyeri kembali hadir di hati Selena. Tak pernah terbayangkan di benaknya, bahwa orang yang selama ini menjadi role figure di kehidupannya, akan menjadi seperti ini.
Orang yang selalu menyimpan segala kepahitan agar tidak menyakiti orang lain, orang yang rela melakukan apa saja demi orang yang dia sayang, orang yang selalu tersenyum di tengah kehidupan yang selalu mendorongnya jatuh lagi dan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Left Untold [COMPLETED]
Teen FictionSion Vererro adalah putri dari Sarah handoko dan Billy Vererro. Setidaknya, itulah yang tertulis di atas kertas. Kedua orangtuanya meninggal saat dia masih SMP. Oleh karena itu, Sion harus menghidupi dirinya sendiri dan adiknya Sonny, satu-satunya k...