[Song of the chapter:
Melly Goeslaw - Bunda]Layla terbangun keesokan paginya dan merasa ada sesuatu yang berat di tangannya. Ternyata kepala Jude yang sedang tertidur sambil duduk di bangku sebelah ranjangnya. Sepertinya Jude kelelahan menjaganya seharian, dan ternyata yang kemarin itu bukan mimpi. Layla tersenyum, menatap wajah Jude yang jelas terlihat karena posisi kepalanya mengarah padanya. Dia lalu mengelus kepala Jude dengan tangan kirinya.
Merasa ada yang bergerak di kepalanya, Jude terbangun. Matanya dan mata Layla bertemu, Layla langsung menarik tangannya karena kaget. Jude lalu bangun perlahan dari posisinya, masih mengantuk. Dia kemudian merenggangkan badannya sambil menguap.
"Mama udah baikkan?" tanya Jude yang kemudian melepas kompres di dahi Layla, lalu memegang dahinya untuk mengecek suhu. Sudah tidak separah kemarin, walau masih sedikit demam.
"Kenapa kamu bisa ada di sini, Jude?"
"Mama ga suka aku ada di sini?" tanya Jude lagi sambil menatap mamanya.
Layla memalingkan wajahnya dari tatapan Jude. "Kamu... benci mama kan?"
Jude langsung mengernyitkan dahinya. "Bukannya mama yang benci aku sampai mama ga mau ketemu sama aku sejak papa mama bercerai? Mama bahkan ga pernah ngajak aku ngobrol waktu shooting kemaren."
"Mama... ga berani datengin kamu karena merasa ga pantes, mama bukan mama yang baik buat kamu..."
Pengakuan Layla membuat Jude tersenyum, lalu memeluk mamanya itu. "Kalau mama ga pernah ngomong aku ga pernah tau kan?" ujarnya, menatap mata mamanya lekat-lekat. "Sampai kapan pun mama tetep mama aku, dan aku sayang sama mama. Aku kangen sama mama," tanpa disadari air mata Jude menetes. Begitu juga Layla. Layla memeluk erat anak laki-laki satu-satunya yang ia miliki. Hangat. Dia sangat merindukan Jude.
***
Ash sedang asyik bermain Call of Duty saat tiba-tiba pintu kamarnya dibuka tanpa diketuk. Zoey langsung masuk dan merebahkan tubuhnya di ranjang king size Ash. Mereka memang dekat sejak sering ngobrol soal buku berhubung dua-duanya sama-sama penggemar buku impor dan nyambung.
"Kali ini Jude kenapa lagi?" tanya Ash tanpa mengalihkan perhatian dari permainannya. Dia tahu kalau Zoey langsung mendatanginya dan merebahkan badan di ranjangnya, pasti ada masalah yang berhubungan dengan seorang Jude Lewiss.
"Gue putus sama Jude," jawab Zoey yang langsung membuat Ash menghentikan permainannya. Ash langsung bangun dan duduk di pinggir ranjang, menatap Zoey yang sedang menutup matanya yang terpejam dengan lengannya.
"Kenapa?"
"Selama ini gue udah terlalu egois. Gue sadar kalau selama ini Jude cuman pengganti Iras karena dia mirip sama Iras, dan dia ga bisa gantiin Iras. Sampai kapan pun," ujar Zoey. "Jude juga masih sayang sama Rachel, gue bisa sadar perbedaan antara tatapan dia ke gue dan Rachel," lanjutnya. Ash tetap menatapnya, dan mendapati setetes air mata keluar dari mata Zoey yang tertutup.
"Pembohong," balas Ash pelan. "Lo suka sama dia, kan? Makanya lo milih buat ngalah biar dia bisa bahagia sama Rachel?"
Zoey tersenyum, karena Ash mengerti.
"Gue ga mau dia nyesal di masa depan karena ninggalin cewek yang sebenernya dia cintai."
***
"Jadi kamu putus sama Zoey?" tanya Layla pada Jude. Mereka berdua sedang makan di ruang makan. Kondisi Layla sudah lumayan sehat, mood makannya juga sudah balik. Jadilah mereka memesan makanan delivery dan makan bersama di ruang makan.
Jude mengangguk sambil melahap lalapan.
"Kenapa?"
"Zoey nyadarin aku, dan sebenarnya aku emang udah sadar cuman berat buat ngungkapin karena takut nyakitin Zoey," jawab Jude. "Aku masih sayang sama Rachel, aku sama sekali ga bisa lupain dia."
"Mama ga tau siapa itu Rachel. Tapi kalau kamu sampe ga bisa lupain dia bahkan walau kamu udah pacaran sama Zoey yang pasti bisa bikin semua cowok mana pun jatuh cinta, orang yang namanya Rachel ini pasti orang yang spesial kan buat kamu?"
Jude tersenyum. "Mama bener," ujarnya sebagai balasan. "Dia emang spesial."
Ingatan Jude kembali pada masa ketika pertama dia berbicara dengan Rachel. Hari dimana dia sudah kesal dengan semua wanita yang selalu mengerumuninya padahal jelas-jelas dia sudah menampakkan ketidaksukaannya pada mereka. Saat itulah dia sengaja membuat drama, karena wanita-wanita ini pasti akan menjauh kalau dia pacaran.
***
"Gimana kalau kita pacaran? Anak culun dan cowok paling populer. Cerita yang bagus, bukan? Kayak di wattpad-wattpad," tawar Jude Lewiss pada Rachel ketika hanya tinggal mereka di perpustakaan. Mereka sama-sama mendapat tugas piket karena telat di hari itu. Hari yang sangat disyukuri Jude. Hari dimana dia bertemu dengan Rachel.
"Gue ga tertarik. Cari aja cewek lain, kan fans lo banyak," balas Rachel dingin sambil merapikan urutan buku, tanpa melihat Jude sama sekali.
"Lo adeknya Damian kan?"
Apa yang dikatakan oleh Jude barusan sontak langsung membuat Rachel menoleh. Bagaimana bisa Jude tahu kalau dia adik Damian? Padahal dia bahkan tidak pernah berbicara dengan Damian di sekolah dan sudah menghapus nama Walker di absensi.
"Lo pasti nanya-nanya dalam hati kenapa gue bisa tau kan?" Jude berjalan mendekati Rachel, hingga keduanya benar-benar dekat. "Anak kayak gue sering masuk ruang guru, dan lo pasti tau kalau guru-guru kita emang tukang gosip," bisiknya tepat di telinga Rachel.
"Lo mau apa?"
Jude tersenyum lebar.
"Jadi pacar gue. Gue ga bakal bocorin ke siapa pun kalau lo adek Damian."
Hari itu, Jude sama sekali tak menyangka kalau dia akan benar-benar jatuh cinta pada Rachel Magdelene Walker.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
*Jude baca wattpad thor?*
HAHAHA, iya kali 😂😂😁Kasih chapter yang adem dulu deh, biar pada ga panas sama Damian 😉😉
SELAMAT HARI KARTINI 2K17!!!
#GIRLPOWER- April 21st, 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Left Untold [COMPLETED]
Teen FictionSion Vererro adalah putri dari Sarah handoko dan Billy Vererro. Setidaknya, itulah yang tertulis di atas kertas. Kedua orangtuanya meninggal saat dia masih SMP. Oleh karena itu, Sion harus menghidupi dirinya sendiri dan adiknya Sonny, satu-satunya k...