"Dokter Samuel, donor panggilan yang kita miliki tidak bisa datang cepat. Lokasinya sedang jauh dan baru bisa sampai kirakira satu jam lagi."
"Sial!" rutuk dokter Sam.
"Golongan darah papa saya AB rhesus negatif, dia bisa datang kurang dari sepuluh menit," kata Reon yang membuat tiga orang yang sedang panik itu bisa bernapas sedikit lega. "Akan saya hubungi sekarang."
"Ya. Secepatnya, nak."
***
Rachel langsung menunggu di depan ruang operasi begitu luka-lukanya diobati di UGD tadi. Dia tidak sendirian, ada Reon dan papanya duduk di sampingnya.
"Keluarga temen kamu itu belom dateng?" tanya papa Reon pada anaknya.
"Enggak tau, Pa," jawab Reon. Dia memang tidak tahu banyak soal Sion Vererro, karena Sion sendiri sepertinya sangat tertutup.
"Sion yatim piatu. Dia punya adik yang dirawat di rumah sakit ini juga karena kanker, tapi baru saja meninggal. Jadi dia tinggal sendirian sekarang," ujar dokter Samuel yang entah sejak kapan sudah berdiri tidak jauh dari mereka. "Tapi dia pernah ninggalin kontak seseorang buat jaga-jaga kalau adiknya butuh bantuan saat dia sesuatu terjadi padanya. Saya udah nelpon orang itu dan sepertinya sedang dalam perjalanan ke sini."
Wajah papa Reon langsung berubah iba. "Kasihan sekali dia," ujarnya.
"Kalian ga perlu nunggu di sini. Karena mungkin operasinya akan memakan waktu lama."
"Papa pulang aja kalau masih ada kerjaan," saran Reon.
Papa Reon kelihatan menimbang-nimbang. "Gapapa. Papa bakal tungguin sampai walinya datang," balas papa Reon sambil tersenyum pada anaknya. "Mendingan kamu anterin Rachel pulang. Kayaknya dia kecapekan," lanjutnya.
"Enggak, Oom. Aku enggak apa-apa," tolak Rachel. "Sion di sini gara-gara aku. Aku gabisa pergi gitu aja, Oom," ujarnya.
"Jangan nyalahin diri lo sendiri. Sion yang mau nolong lo, gue yakin dia juga ga mau lo merasa bersalah," balas Reon. Rachel terdiam.
"Rachel!"
Rachel langsung menoleh dan melihat Damian berlari ke arahnya, bersama Jude.
"Lo gapapa?" Tanya Damian yang wajahnya panik.
"Gue gapapa. Cuman keseleo aja dikit," jawab Rachel. "Tapi Sion, kak Dam... dia..."
Damian mengerti. Dia langsung memeluk Rachel, membiarkan Rachel mengeluarkan tangisan yang ditahannya. Setelah Rachel sudah lumayan tenang, Damian melepaskan pelukannya dan menatap Rachel.
"Apa yang terjadi?" tanyanya. Rachel pun menceritakan kejadian tadi, apa yang Lyon lakukan padanya sambil terisak.
"Gue bakal pastiin dia gabakal lepas. Lo tenang aja," ucap Damian setelah mendengar cerita lengkapnya. "Gimana keadaan Sion?"
Rachel menggeleng. "Gatau. Kita baru bisa tau abis operasinya selesai," jawabnya.
Saat itu juga Damian teringat kalau Sion punya adik yang dirawat di rumah sakit ini juga. Kalau ga salah namanya Sonny.
"Jude, jagain Rachel, ya. Gue ada perlu sebentar."
Jude mengangguk. Lalu Damian melengos pergi. Mencari Sonny.
Damian merutukki lamanya lift berjalan menuju lantai lima, harusnya dia naik tangga saja tadi. Begitu pintu lift terbuka, Damian langsung berjalan cepat ke kamar yang dimasukki oleh Sion waktu itu. Damian membuka pintu kamar itu, tapi di kamar itu hanya ada seorang suster yang sedang merapikan kamar. Dia mengernyitkan dahi.
Suster itu menoleh melihat ada yang membuka pintu. Damian merasa pernah melihat suster itu, dia suster yang waktu itu berbicara dengan Sion.
"Anda mencari siapa ya?" Tanya suster Ana ramah pada Damian.
"Ehngg... itu... anak yang dirawat di sini, ah, Sonny. Dimana dia?" balas Damian bertanya. Wajah suster Ana langsung berubah.
"Dia meninggal tadi siang," jawabnya dengan raut sedih.
"Eh?"
***
Rachel, Jude, dokter Samuel, Reon, dan Papanya masih menunggu di depan ruang operasi. Damian sudah kembali dengan wajahnya yang menunjukkan raut khawatir.
"Dokter Samuel? Anda Dokter Samuel kan? Gimana keadaan Sion?!"
Seorang perempuan yang baru datang menghampiri dokter Samuel. Wajahnya tidak kalah khawatir dengan Damian, malah mungkin lebih parah lagi.
"Dia masih di dalam. Kita baru bisa tahu keadaannya setelah operasi selesai," jawab dokter Samuel berusaha menenangkannya.
"Beatrice?" papa Reon mengernyitkan dahi. Dia mengenal perempuan yang baru datang itu. Mendengar namanya disebut, sontak perempuan itu, Beatrice, langsung menoleh.
"Dion?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Left Untold [COMPLETED]
Teen FictionSion Vererro adalah putri dari Sarah handoko dan Billy Vererro. Setidaknya, itulah yang tertulis di atas kertas. Kedua orangtuanya meninggal saat dia masih SMP. Oleh karena itu, Sion harus menghidupi dirinya sendiri dan adiknya Sonny, satu-satunya k...