Part 4 - No

8.1K 656 49
                                    

[Song of the chapter:
- Shawn Mendes // Imagination]

"Sion, gue mau ngomong. Berdua aja sama lo," ujar Jude Lewiss begitu dia berdiri tepat di samping meja Sion Vererro yang sedang membaca novel. Sion menatapnya sebentar, lalu menghela napas. Dia tahu kalau Jude pasti membahas soal semalam.

"Oke."

Jude mengajak Sion ke gazebo, yang cukup sepi di pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jude mengajak Sion ke gazebo, yang cukup sepi di pagi hari. Karena dia tahu dia akan membicarakan sesuatu yang sangat private dengan Sion.

"Gue cuman mau mastiin apa yang dibilang Rudi, lo jual diri?" tanya Jude to the point berhubung dia adalah orang yang tidak suka basa-basi. Sion tersentak. Dia kaget Jude tau sejauh itu. Dan Rudi yang ternyata menceritakannya.

"Rudi bilang apa lagi ke elo?" balas Sion akhirnya setelah terdiam beberapa saat.

"Adek lo kanker," jawab Jude.

"Kalau bener, kenapa? Kalau salah, kenapa? Dan kayaknya kita enggak dalam hubungan yang sebegitu deketnya sampai bisa ngomongin hal yang seprivasi itu, Jude Lewiss."

"Berarti bener?"

Sion tidak menjawab.

"Berapa duit yang lo butuh? Gue bisa bantu lo."

"Kita bahkan baru pertama kali ngomong ke satu sama lain kemaren Jude. Gue gabisa nerima duit cuma-cuma."

Jude menghela napas.

"Prinsip gue adalah menolong perempuan cantik, orang tua, dan anak kecil apapun yang terjadi. Lo gausah nolak karena gue ga kenal sama lo. Anggap aja ini bantuan dari orang asing dengan prinsip menolong perempuan, orang tua, dan anak cantik biar orang asing itu lega udah jalanin prinsipnya."

(Ketauan deh Jude nonton DOTS - author)

***

Arghh, sial!!

Jude memaki dirinya dalam hati. Mau semanis apapun dia merayu, Sion Vererro tetap pada pendiriannya dan tidak mau menerima bantuan darinya. Jude jadi kesal sendiri. Dia benar-benar ingin menolong Sion.

Dia tidak mungkin membiarkan seorang perempuan, di bawah umur, yatim piatu, menjual dirinya demi membayar biaya rumah sakit adiknya. Jude bisa membayangkan betapa menderitanya Sion Vererro tanpa diketahui siapapun.

"Lo kenapa, Jude?"

Suara itu menyadarkan Jude pada dunia nyata di sekelilingnya. Dia tersenyum melihat siapa yang sudah datang dan duduk di depannya. Rachel lengkap dengan pakaian culunnya.

"Lagi desperate nungguin pacar gue lepas penyamarannya," balas Jude sambil mengedipkan sebelah matanya.

"In your dreams, Jude. Enggak lo, Kak Dam, semuanya sama aja pengen gue jadi ga culun lagi." Rachel menghela napas kasar.

Left Untold  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang