Part 36 - Date

4K 277 9
                                    

Drama yang dipimpin oleh Layla menjadi film besar yang sangat laris dalam hanya kurun waktu satu bulan sejak shooting pertama dimulai. Fans Zoey dan Jude langsung bertambah dari segala kalangan. Tawaran casting untuk keduanya pun langsung bertambah tetapi tentu saja mereka menolaknya, karena mereka adalah model, bukan aktris. Mereka berdua sudah memutuskan bahwa ini akan jadi drama satu-satunya mereka, walau media sudah memperkirakan kesuksesan mereka di dunia akting.

Sedangkan Nixon, masih tersangkut dalam friendzone dengan Rachel. Dia belum berhasil meluluhkan Rachel sepenuhnya. Walau demikian, Nixon belum menyerah. Hari ini, Nixon akan mengajak Rachel makan malam di salah satu restoran rooftop yang sedang naik daun di Jakarta. Dia tidak akan menembak Rachel hari ini, dia tahu dia tidak boleh bar-bar dan terburu-buru. Dia akan menunggu sampai waktunya tepat.

"Kak Dam sama Sion ga jadi dateng?" tanya Rachel pada dirinya sendiri begitu mengecek handphone-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Dam sama Sion ga jadi dateng?" tanya Rachel pada dirinya sendiri begitu mengecek handphone-nya. Nixon mengangkat bahu pura-pura tidak tahu, padahal dia tahu kalau Damian dan Sion memang sengaja tidak datang.

"Emang kenapa mereka gajadi dateng?"

"Kak Dam nemenin Sion ke Singapura, ada acara mendadak di sana. Dan baru flight barusan," jawab Rachel sambil membaca chat dari Damian.

"Jadi? Kita mau batal aja atau..." ucapan Nixon berhenti saat Rachel mengangkat tangan untuk meminta daftar menu ke waiter.

"Tanggung kan udah nyampe, lagian gue juga laper," balas Rachel sambil tersenyum. "Atau lo ga suka makan berdua sama gue?"

"Suka, suka banget malah, apalagi sama lo," sahut Nixon gombal.

"Ah dasar gombal," komentar Rachel.

"Gombalnya ke lo doang kok," balas Nixon. Rachel tidak membalas, tepatnya, tidak tahu harus membalas apa. Dia pura-pura berkonsentrasi pada pesanannya.

Saat Rachel baru saja akan memanggil waiter untuk memesan, pandangannya beradu dengan seorang tamu yang baru saja tiba di sana. Mereka saling menatap selama beberapa detik, sampai Rachel melihat siapa yang sedang berdiri di dekat pria itu. Zoey sedang berbicara dengan seorang waiter tidak jauh dari Jude yang ditatapnya.

"Rachel?" Nixon menyadarkan Rachel pada alam sadarnya. "Lo liat siapa?" Nixon langsung menatap arah yang ditatap oleh Rachel, dia mendapati Jude dan Zoey. Jude menatapnya. Lalu pandangan Jude beralih pada Zoey yang menggandengnya ke tempat yang telah mereka pesan.

Zoey tersenyum pada Jude, Rachel bisa membaca kata, "Ayo," dari mulut Zoey yang kemudian menuntun Jude ke salah satu spot makan di sana.

"Iras...?"

Rachel sontak menatap pada Nixon yang mengatakan sebuah nama sambil berbisik, dia mendapati Nixon juga sedang menatap arah yang sama dengannya. Ke arah Jude dan Zoey.

"Iras?" tanya Rachel sambil mengernyitkan dahi.

Nixon langsung tersadar. Iras tidak mungkin ada di sini, dia sudah lama meninggal. Tapi orang yang ada di seberang sana mirip sekali dengan Iras. Apalagi, dia sedang bersama dengan Zoey.

"Ehmm, nama kakak gue. Udah lama meninggal sih, tapi orang itu mirip banget sama dia," jawab Nixon sambil tersenyum pada Rachel, senyuman yang sedikit menampakkan kesedihan. Rachel sadar, karenanya Rachel tidak ingin membahas lebih jauh lagi.

***

"Jude?"

Zoey menyadarkan Jude pada alam sadarnya. Sedaritadi Jude penasaran dengan cowok yang sedang makan bersama dengan Rachel. Apa Rachel sudah menemukan penggantinya? Walau saat ini dia sudah berpacaran dengan Zoey, entah kenapa Jude merasa tidak nyaman dengan ini. Dia jadi bingung dengan perasaannya sendiri setelah melihat Rachel dengan laki-laki lain. Apa dia benar-benar masih mencintai Rachel?

"Kenapa, Zoey?" tanya Jude.

Sebelum menjawab, Zoey menyomot makanan Jude. "Udah hampir dua bulan dan lo sama sekali belom ngomong sama nyokap lo? Seriously?"

Jude mengangguk. "Gak ketemu waktu yang tepat buat ngajak dia ngomong, kayaknya dia sibuk banget sih," jawab Jude.

"Kita udah berapa episode, Jude?"

"Tujuh?"

"Lo cuman punya waktu sampai episode ke dua puluh. Itu waktu yang singkat, Jude. Jangan lo sia-sia in."

"Tenang aja, gue yang paling tau soal itu," tandas Jude.

***

Zoey dan Nixon berpas-pasan saat Zoey sedang mau ke toilet. Zoey tentu saja mengenal Nixon, dan masih mengingatnya. Begitu juga sebaliknya. Tepatnya, mereka tidak akan pernah bisa melupakan satu sama lain.

"Dia mantannya Rachel kan?" tanya Nixon lirih, membuat Zoey menghentikan langkahnya. "Mirip banget sama Iras."

"Persis," jawab Zoey singkat.

"Zoey jangan bilang lo..."

"Nix," potong Zoey. "Gue mau egois," ujarnya. "Lagian dengan begitu lo juga bisa dapetin Rachel kan? Gue liat lo tadi makan sama dia," lanjut Zoey.

Nixon terdiam, sebelum akhirnya kembali berkata. "Gue harap lo bisa lupain Iras, Zoey," ujarnya, lalu melangkah dan meninggalkan Zoey.

***

"Layla, kapan lo mau ngajak Jude ngomong berdua?" tanya Leo pada Layla. Mereka sedang berkumpul dengan beberapa staff Wind di sebuah bar elit kawasan Kuningan.

Layla mengangkat bahunya. "Entahlah," lalu tangannya meraih gelas berisi red wine yang ada di meja rendah.

"Tiga belas episode itu singkat, Layla. Mendingan lo cepet-cepet selesaiin masalah lo berdua. Bukannya dengan begitu lo bisa terbebas dari beban lo?"

Layla terdiam sebentar. "Gue takut itu malah bakal memperberat beban gue, Leo."    

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Up lagi besok 2 chapters lagi 😉

💙💙

Left Untold  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang