Part 78 - Found You

3.6K 266 11
                                    

10 chapters menuju ending 😉

P

erempuan itu menggerakkan kursi roda elektrik menyusuri koridor rumah, menuju ruang makan. Hari ini sudah pas seminggu sejak dia pindah ke rumah ini, sebuah rumah yang terletak di kawasan Sentul. Rumah ini jauh lebih menenangkan dibandingkan dengan rumahnya yang terletak di tengah ibukota, mungkin karena lebih asri daripada rumah lamanya.

Dari sebelah kiri koridor yang hanya dilapisi kaca sebagai pengganti tembok, perempuan itu bisa dengan jelas melihat Gunung Salak dan perkotaan. Di belakang rumah ini juga ada lapangan golf. Rumah ini sendiri luasnya sekitar satu hektar, dan hanya dihuni oleh dua orang jika pelayan dan pekerja tidak termasuk.

Awalnya saat Ezra mengajaknya pindah, Sion kira dia akan diajak pindah ke villa mereka di Bogor. Tetapi, Ezra malah membeli properti baru di Sentul untuk tinggal. Begitu mendengar harga rumah ini yang mencapai ratusan milliar dari Erwin, Sion sempat memarahi Ezra karena terlalu boros. Tetapi, Ezra beralasan kalau dia sudah dari dulu ingin tinggal di rumah tenang seperti ini dengan cucunya. Akhirnya, Sion pun luluh.

"Selamat pagi, Nona Sion," sapa seorang wanita yang berpas-pasan dengannya begitu dia sampai di gedung utama.

Ada tiga gedung di sini, termasuk gedung di sayap kanan yang di dalamnya ada kamar Sion dan Ezra, ditambah gedung sayap kiri untuk para pelayan yang tinggal di sini. Gedung utama memiliki beberapa ruangan, termasuk ruang tamu dan ruang makan.

"Pagi, Kak Keyla," sapa Sion balik.

Keyla tersenyum. Lalu mengikuti Sion menuju ruang makan. Keyla adalah orang yang ditunjuk oleh Ezra untuk menjaga Sion setelah mereka pindah dari rumah sakit ke rumah ini. Umur Keyla sendiri tidak terpaut jauh dari Sion, dan Keyla salah satu orang kepercayaan Ezra. Keyla adalah salah satu anak asuh Ezra yang sekarang sudah mandiri.

Di ruang makan, ternyata sudah ada Ezra yang sedang duduk membaca koran sambil menunggu Sion datang untuk mulai makan bersama.

"Keyla, makan?" tawar Ezra begitu melihat Keyla juga masuk ke ruang makan bersamaan dengan Sion.

"Enggak, Kek. Aku bisa makan nanti," jawab Keyla.

"Enggak. Kamu makan sekarang," balas Ezra yang tidak menerima penolakkan. Dan Keyla pun patuh, dia duduk di seberang Sion.

"Gimana di sini, Sion? Lebih enak dari di rumah sakit?" tanya Ezra pada Sion di sela-sela aktivitasnya makan.

"Jauh lebih enak, Kek," jawab Sion. Ezra tersenyum mendengar jawaban positif dari Sion. Dia tahu, walau fasilitas di rumah sakit lebih lengkap, Sion pasti tidak nyaman karena banyak yang mengenalnya. Maka dari itu dia langsung membeli rumah ini, yang jauh dari perkotaan dan mirip dengan salah satu tempat penginapan mereka di Colorado, tempat favorit Sion.

Ezra juga kembali menyerahkan perusahaan pada professional lagi, dia ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan Sion. Dion Aluxio Zodic sudah berkali-kali menjadwalkan pertemuan dengannya, namun selalu dia tolak. Ezra tahu, Dion pasti ingin menanyakan keberadaan Sion. Dan Ezra tidak bisa memberitahunya, karena Sion tidak mau Dion tahu.

Ezra sudah pernah berjanji pada dirinya sendiri, kalau Sion adalah prioritasnya. Itu komitmen yang takkan pernah dia lepaskan sejak Sion kembali kepadanya, atau tepatnya memilih keluarga Vererro. Segala permintaan Sion pasti akan dia turuti, seperti apapun permintaan itu.

"Tuan Ezra." Erwin yang ikut tinggal di sini muncul dari balik pintu rumah makan. "Ada...." Saat melihat Sion sudah di ruang makan, Erwin batal melanjutkan kata-katanya. Dia lalu berbisik pada Ezra. Ezra tampak mengernyitkan dahi begitu mendengar apa yang dikatakan okeh Erwin.

Left Untold  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang