Pt. 05

26.9K 1.1K 54
                                    

Arzha dan Atha duduk di sofa tengah-tengah antara dua pasangan ini dan pria dewasa yang kini tersenyum manis padanya. Diam-diam Atha bergidik kalau melihat pasangan di sebelah kiri dengan muka juteknya. Atha balas tersenyum ke pria berperawakan dewasa dan seorang gadis yang mungkin tunangan dari laki-laki yang kini menatapnya dengan tatapan tanpa arti.

Pria berperawakan dewasa berdeham. Dia yang tersenyum, membuat aura ruangan ini yang asalnya tegang bagi Atha, jadi sedikit rileks.

"Karena gak ada kakek, kita pake bahasa yang santai aja, ya." Pria itu kini terkekeh pelan. "Nama gue Aldebaran Kenzie Rifai, panggil aja Al. Gue udah jadi mahasiswa tingkat dua jurusan Bisnis Manajemen. Kampus gua, kampus paling tua di Bandung."

Atha berdecak kagum. "Salam kenal Kak Al..."

Al balas tersenyum. Laki-laki ini sepertinya murah senyum. "Sebenarnya lo gak harus panggil gue kakak sih, Tha. Bokap gue, anak bungsu Kakek. Sulung di keluarga Rifai itu ayahnya Arzha, terus ayah Alvin, baru ayah gue sama Alden. Kita adik-kakak."

Tiba-tiba Al bertepuk tangan sekali. "Ah, lo jangan tanya kenapa gue gak ada pasangannya. Lagi proses pencarian, belum nemu yang tepat aja kok."

Atha mengangguk paham, dia juga tidak berniat menanyakan itu.

Melihat laki-laki di sebelahnya yang terus menatap Atha dengan tatapan tanpa arti, Al menyenggol laki-laki itu. "Den, lo kenapa diem aja?"

Laki-laki yang Al panggil 'Den' itu mengerjap. "Eh? G-gue Alden Gavriel Rifai. Panggil aja Alden. Salam kenal."

Perempuan di sebelahnya, yang memiliki senyuman manis itu kini kembali tersenyum lagi. "Aku Dyra Crescencia Atmadja. Panggil aja Dyra, salam kenal. Aku tunangannya Alden."

Athaya balas tersenyum. Namun senyumannya langsung pudar ketika laki-laki berwajah jutek itu berdiri, membuat atensi semuanya kini mengarah padanya.

"Gue Alvinandra Eza Rifai. Panggil aja Alvin. Gue cabut dulu." Setelah itu, laki-laki yang bernama Alvin itu pergi dan menuruni tangga entah kemana. "Buang-buang waktu," gumam Alvin yang masih bisa didengar semuanya

Termasuk Athaya juga mendengarnya. Seketika perasaan tak nyaman kini melingkupinya. Padahal Al dan Dyra sudah sedikit demi sedikit berhasil membuat ia rileks dengan situasi saat ini.

Melihat tunangannya pergi, gadis berwajah jutek dengan makeup yang berlebihan itu ikut berdiri dan melangkah pergi ke tangga menuju lantai tiga.

"Fie, lo gak ngenalin diri lo?" teriak Al.

Gadis itu berbalik, lalu menyunggingkan senyum culas. "Gak denger apa kata Alvin tadi? Buang-buang waktu." Setelah mengatakan itu, gadis itu pergi ke lantai tiga dengan iringan sepatu high heel yang mengikutinya.

Dyra mendesah. "Namanya Stefie Lovela Caesar. Dipanggil Stefie." Atha bisa melihat kalau Dyra merasa tidak enak saat ini. "Maafin Alvin sama Stefie ya, Tha. Mereka agak, keras. Jadi, begitulah."

Al mengangguk menyetujui apa kata Dyra. "Anggap aja di sini rumah lo. Meski mereka jutek atau mungkin bikin lo gak nyaman, mereka baik kok."

Diam-diam Arzha melihat Alden yang masih saja menatap Athaya dengan tatapan kosong. Arzha tahu kenapa, sayangnya Athaya juga tidak sepeka itu.

Kepergok Arzha kini sedang melihatnya, Alden berdeham dan berdiri dari duduknya. Membuat Dyra, Al dan Athaya sendiri heran.

"Besok Biologi gue ujian praktek. Mau ke kamar dulu belajar." Setelahnya Alden berjalan menaiki tangga ke lantai tiga.

Al menghela nafas. "Oke, Arzha brothers yang tersisa cuma gue, oke..."

Dyra tertawa renyah. "Biar kita-kita aja yang cerita ke Athaya, kak." Dyra berdeham untuk menetralisir suara. "Aku sama Alden itu anak IPA, Alden itu ya, orangnya rada ngambis. Maklum kejarannya Kedokteran. Kita satu sekolah cuman beda kelas. Ya, gitu. Udah aja sih, hehe."

Bad Life (After) Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang