Arzhanka duduk di balik meja belajarnya, kembali mengulang materi yang sudah diberikan dosen yang selalu ia tulis dalam bindernya. Pada pukul enam pagi seperti ini, memang waktu yang tepat untuk belajar. Ia melihat ke arah ranjang, di sana Atha masih pulas tidur memeluk guling dengan erat.
Melihat lelapnya Athaya yang masih tertidur membuat Arzha menggeleng-geleng kepala. Arzha dan Atha memang mempunyai prinsip perbedaan di dalam waktu belajar. Jika Arzha akan tidur lebih awal lalu saat bangun di keesokan hari baru belajar, Atha sebaliknya. Dia rela tidur larut, dan di pagi harinya barulah dia tertidur. Perbedaan yang signifikan. Arzhanka kurang begitu suka dengan metode belajar isterinya itu. Logikanya, materinya memang akan masuk?
Laki-laki itu bangkit lalu menghampiri ranjang mereka. Ditepuknya pipi Atha, membuat gadis itu melenguh. Namun matanya tetap saja memejam.
"Tha, lo hari ini kuliah jam berapa?"
Atha malah makin memeluk gulingnya lebih erat. Arzha merotasikan mata jengah karena kelakuan isterinya yang kebo, susah sekali dibangunkan. "Atha, lo hari ini kuliah jam berapa, hm? Gue hari ini kuliah jam sepuluh..."
"Jam delapan," gumam Atha dan gadis itu malah membalikan posisi tidur jadi membelakangi Arzha. Melihat kelakuan Atha, ingin rasanya Arzha berteriak.
Tapi dia tak setega itu. Dia tahu kalau Atha baru tidur jam tiga pagi karena kemarin gadis itu bilang, pagi ini Atha ada kuis Bahasa Inggris di jam mata kuliah pertama. Makanya Athaya membela-belakan dirinya kurang tidur.
Ya, siapapun tahu seambisius apa Athaya.
"Gue bangunin lo jam setengah tujuh ya, Tha." Arzhanka kembali ke meja belajarnya. Sebenarnya, Arzha sendiri sudah siap dengan pakaian kampusnya. Dia selalu saja mandi shubuh. Kaos putih dengan luaran kemeja warna biru muda, lalu celana jeans hitam panjang, dan sepatu Nice, menjadi outfit kampusnya hari ini.
Laki-laki itu terhanyut dalam materi-materi yang dibacanya, meski hampir semua sudah dia kuasai. Merasa jenuh, atensinya beralih ke jam weker yang ada di meja belajar. Seketika itu pula, matanya membelalak.
Waktu menunjukkan pukul tujuh kurang limabelas menit.
Arzha langsung berlari ke ranjangnya, menepuk pipi Atha tidak selembut sebelumnya. Ya ampun, gadis itu belum bangun. Berhubung waktu semakin terus berjalan, mau tidak mau Arzha mengambil segelas air di atas nakas, dia cipratkan ke wajah Atha karena sudah ditepuk berapa kali pun isterinya itu belum bangun.
"Tha! Tha! Bangun! Eh, lo katanya kuliah jam delapan! Bangun..!"
Wajah Atha hampir semuanya basah, barulah gadis itu melenguh dan mata gadis itu kini mengerjap terbuka. "Arzha, kenapa kamu-"
"Udah jam tujuh kurang!" Dengan sadisnya, saat kesadaran Athaya belum sepenuhnya pulih, Arzha memaksakan isterinya untuk duduk. Otomatis kepalanya jadi pusing sekarang. "Lo belum mandi! Dari manssion ke kampus kan, jauh..."
Athaya masih mengedipkan matanya berulang kali, mengumpulkan semua kesadarannya. Pada beberapa detik kemudian, matanya membelalak. "A-Apa?!"
Sebelum Arzhanka makin menceramahinya, Athaya turun dari ranjang lalu lari tunggang langgang menuju kamar mandi.
Hari ini kuis dan dia pasti akan terlambat!
***
"Arzha, mobil kamu kan ada di depan. Kenapa kita ke garasi-"
"Hari ini kita ke kampus pake motor." Arzha mengambil dua helm, salah satu helm yang berukuran lebih kecil dia kasih ke Athaya yang dengan cepat gadis itu terima. "Cepet pake! Lo sih, kebo. Jangan bergadang makanya," ujar Arzhanka sambil mengenakan helm miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life (After) Marriage [END]
RomanceCERITA SUDAH SELESAI #4 in Romance (30/01/20) #16 in Perjodohan (28/01/20) #26 in sma (11/01/19) #2 in luka, perasaan and tragedi (19/03/19) #9 in youngadult (02/08/19) #3in action (04/02/20) [RIFAI SERIES - I] (17+) Never let you go... Athaya mau t...