Hening melingkupi mereka. Atha dan Arzha kini sedang berada di mobil menuju mansion kakeknya. Jam di mobil menunjukkan pukul satu dini hari. Atha dan Arzha pasti lelah karena resepsi yang dimulai pukul tujuh malam itu baru saja selesai pada tengah malam dikarenakan relasi Keluarga Rifai yang banyak, belum lagi ada banyak selebritis yang datang, padahal Arzha tidak pernah punya teman dari kalangan publik figur.
Numpang tenar, mungkin.
Selama di perjalanan, baik Atha atau Arzha tidak ada yang bicara. Supir pun tidak membuka suara atau menyalakan radio dan sebangsanya.
Jalanan yang tidak begitu ramai, membuat mereka sampai dengan cepat. Ia turun lebih dulu, disusul Athaya yang kini tampak kesusahan membawa ekor gaun yang dia kenakan keluar dari mobil.
Melihatnya, Arzha berdecak dan membantu gadis itu berdiri dengan benar.
"Kalau kesusahan bilang." Kata Arzha datar.
Atha hanya terkesiap, lalu selanjutnya menunduk lagi.
Arzha memegang sebelah tangan Atha, menuntunnya masuk ke mansion. Ia tahu Athaya tidak terbiasa pakai heels, karena terlihat gadis itu yang kesusahan berjalan dari prosesi akad sampai resepsi.
Para pelayan membungkuk hormat ketika sepasang pengantin baru masuk ke dalam. Atha ingin mencegah seperti waktu itu, namun pegangan tangan Arzha menguat. Atha menoleh ke suaminya.
"Jangan, Tha..." bisik Arzha. Entah kenapa ia merasa kakeknya ada di sini.
Atha yang awalnya bingung, barulah mengerti. Gadis itu melepas tangan Arzha yang memegangnya, lalu hendak berjalan ke pintu putih dimana selama ada di mansion ini, Athaya tidur di sana.
Namun baru beberapa langkah, tangan Arzha mencekalnya. "Lo tidurnya sama gue sekarang."
Spontan Atha menengok, matanya membelalak. "Ki-kita?"
Arzha kembali menggenggam tangan Atha, menariknya ke lift berada.
"Zha, kita gak mungkin kan, tidur sekamar..."
"Perintah kakek, Tha." Sahut Arzha datar lalu menatap isterinya yang kini masih saja membelalak karena tak percaya. "Gue gak akan ngapa-ngapain lo kok, lo gak usah khawatir."
Tapi, tetap saja. Athaya takut.
Lift terbuka, Arzha menarik Atha masuk ke dalam. Ditekannya lantai dua, di mana Kamar Arzha berada. Tak lama, pintu lift terbuka.
"Kenapa kita harus naik lift?"
Arzha yang kembali menuntun Atha ke kamarnya, berhenti. Ia menengok ke gadis itu yang kini menatapnya polos.
"Gue tanya balik, emang lo bisa pake heels tinggi begitu naik tangga? Gue bisa aja gendong lo, tapi ekor gaun lo kepanjangan. Ribet." Setelahnya, Arzha lagi dan lagi menarik Athaya ke pintu putih di sudut ruangan, kamar laki-laki itu.
Entah kenapa jantung Atha kencang berdegup. Baru pertama kali di dalam hidupnya dia ke kamar laki-laki dan berbagi kamar dengan laki-laki pula.
Laki-laki itu yang membuka pintu kamarnya, membuatnya makin gugup.
"Masuk, Tha." Arzha bergeser, mempersilahkan isterinya yang lebih dulu untuk masuk. Oke, semenjak tinggal di mansion ini, Atha sudah terbiasa dengan luas ruangan yang berkali-kali lebih luas dari ruangan di rumahnya.
Namun yang membuatnya terkejut adalah, semua barang Athaya, termasuk boneka monokurobo kesayangannya, sudah ada di kamarnya. Boneka babi favorit gadis itu ada di atas ranjang Arzha bahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life (After) Marriage [END]
RomansaCERITA SUDAH SELESAI #4 in Romance (30/01/20) #16 in Perjodohan (28/01/20) #26 in sma (11/01/19) #2 in luka, perasaan and tragedi (19/03/19) #9 in youngadult (02/08/19) #3in action (04/02/20) [RIFAI SERIES - I] (17+) Never let you go... Athaya mau t...