Pt. 77

9.8K 471 33
                                    

Bulan ke-enam, masih sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Atha sebagai calon ibu, benar-benar menikmati momen kehamilannya. Sejauh ini dia masih ikut perkuliahan juga menemani Arzha berkerja di perusahaan. Meskipun begitu, Atha juga mulai memporsir diri untuk tidak terlalu lelah.

Orang terdekat, teman kampusnya, hingga dosen, bahkan sudah menyuruh atau mengajukan Athaya untuk cuti hamil. Arzha juga cukup setuju. Karena tentu, menginginkan isteri dan juga dua anaknya tidak kenapa-napa. Tapi Atha berpikir, mungkin pada usia kehamilan ke-tujuh, dia akan mengajukan cuti.

Kebetulan Arzhanka harus ke kampus karena harus bertatap muka dengan dosennya. Sekalian saja, Arzha juga menjemput dan menunggu isterinya. Mereka juga sebenarnya dari awal sudah berniat jika sudah selesai kampus, akan pergi ke baby shop—untuk membeli perlengkapan bayi.

Dan di sinilah mereka.

Meski menjadi pusat perhatian pelanggan lain, tapi Arzha dan Atha tidak begitu menggubris jika tidak ditanya. Mereka tetap fokus pada tujuan mereka, asal pelanggan lain tidak mengusik atau tidak mengganggu mereka, tak masalah.

Arzha yang asalnya hanya lihat-lihat saja, kini berjalan ke arah box khusus bayi kembar yang bertemakan binatang. Tak jauh di belakangnya, Atha mengikuti suaminya yang kini sedang mengmbil boneka jerapah yang ada di dalam box.

"Tha, menurut kamu, gimana kalau kamar mereka kita dekor, the jungle?"

Dalam kepalanya, Arzha membayangkan bagaimana kamar si kembar. Dia tanpa sadar tersenyum sendiri membayangkan kamar anaknya kelak.

Atha memiringkan kepala sejenak. "Jadi, kayak nuansa hutan, gitu?" tanya Atha ragu, yang disambut anggukan antusias dari Arzha.

"Nanti aku bakal dekor kamar mereka, kita pake wallpapernya hijau. Terus abis itu ada tendanya, ada boneka binatang juga, Tha..."

"Hm..." Athaya mengetukkan jari di dagu, arti berpikir. Kalau dibayangan Atha, memang idenya Arzha, bagus juga. Cukup keren.

Tapi entah kenapa, Atha kurang sreg.

Karena tidak mau mengecewakan Arzha, Atha menarik sebelah tangannya Arzha, membawa suaminya ke bagian yang lain. "Liat-liat yang lain aja dulu, yuk. Siapa tau, bakal ada yang lebih pas..."

"Jadi, yang tadi gak pas?" tanya Arzha. "O-oke..." Sebenarnya, Atha benar juga. Ada baiknya mereka melihat-lihat yang lain dulu.

Atha membawa Arzha, ke box bayi kembar bertemakan lego. Sama seperti box bayi binatang, mata Arzha berbinar-binar juga melihatnya.

"Keren, Tha..." gumamnya takjub. "Laki banget, kita ambil yang ini? Aku jadi bingung. Yang binatang tadi juga bagus, lego juga bagus..."

Saat melihat ke sekelilingnya, Arzha membuang nafas kasar karena, selain binatang dan lego, ada juga box bayi bertemakan pesawat, transformer, cars, dsb. Dan semuanya, di mata Arzha sangat keren dan cocok untuk anak mereka. Arzha, bahkan sudah bisa membayangkan bagaimana kamar anaknya menggunakan tema itu semua. Semuanya langsung terbayang ada di dalam benaknya.

"Tha, apa kita beli semua aja?" gumam Arzha bingung.

Omongan Arzha, disambut tepukan pelan di tangannya oleh Atha. "Jangan dibeli semuanya juga, Zha. Buat apa dibeli semua?"

"Habis, keren semua, aku bingung...."

"Sama," sahut Atha setuju. "Semua memang keren, tapi, aku belum nemu, mana yang sekiranya sreg sama aku—atau anak kita."

Arzha menengok ke isterinya dan dia melihat, isterinya juga kebingungan, sama sepertinya. Mendesah pelan, Arzha tiba-tiba bertumpu lutut—membuat Atha terkejut. Suaminya itu memeluk perutnya, entah melakukan apa. Arzha seperti tak peduli jika kini mereka jadi pusat perhatian. Banyak pelanggan yang terkejut saat melihat aksi Arzha yang spontan ini.

Bad Life (After) Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang