Pt. 17

21.5K 1K 35
                                    

Arzhanka kembali duduk tegak. Ditatapnya Atha yang masih melihatnya. Berdeham canggung karena mengingat apa yang sebelumnya dia lakukan, kali ini Arzha berekspresi serius. Pertanyaan ini baru masuk ke dalam benaknya.

"Lo, lo kenapa bisa tenggelam di kolam renang?"

Berkat pertanyaan Arzhanka, senyuman tipis di wajah Athaya sedikit demi sedikit pudar. Mengalihkan pandangan, Atha berusaha untuk duduk yang dibantu Arzha dengan sigap. Tak lagi melihat Arzha, Atha mengalihkan pandangannya ke arah lain asal bukan wajah suaminya itu.

Kalau Atha bilang yang sebenarnya, apakah Arzha akan percaya?

Terlebih, Atha tipikal orang yang cari aman.

Setidaknya, toh, dia tidak mati. Dia selamat dan baik-baik aja sekarang.

Meski tak tahu nasibnya jika Arzha tidak menyelamatkannya.

"Tha..." panggil Arzha lagi. "Lo kenapa bisa tenggelam—"

"Aku kepeleset, terus kecebur," ucap Athaya memotong omongan Arzha. "Pas kecebur, kaki aku tiba-tiba keram..." Atha memaksakan tawanya. "Jadi gitu, deh. Aku tenggelam. Ya, konyol banget kan, Zha?"

Gadis itu menghembuskan nafas pelan. Dia tak sepenuhnya berbohong.

Sejenak Arzha merasa ragu mendengar penjelasan Atha. Melihat isterinya yang kini kembali tersenyum tipis seakan dapat meyakinkannya, Arzha mau tidak mau ikut tersenyum tipis. Atha dengan kedodolannya.

Atha mencoba berdiri meski ia masih merasa lemas. Belum genap Athaya berdiri dengan sempurna, Arzhanka dengan cepat menggendong bridal gadis itu, yang tentu membuat Atha memekik lantaran terkejut.

Melihat reaksi isterinya yang panik hingga matanya yang bulat kini tengah melotot padanya, membuat Arzha tidak bisa menyembunyikan tawa.

"Nasib apa gue punya isteri sedodol lo, Tha."

Wajah Atha menghangat. Kalau tak dalam keadaan basah kuyup, pipinya pasti memerah sekarang. Arzhanka yang rambutnya basah, tawa berat laki-laki itu, dan jangan pula lupakan tawa kotaknya, jujur membuatnya terpesona.

Meski kedengarannya aneh, sedikit konyol memang, Arzha kalau tertawa, bibirnya akan membentuk seperti kotak. Justru senyuman kotak itulah yang tentu membuat jantung Athaya rasanya jumpalitan dari tempatnya.

Seakan Atha tidak seberat yang ia pikirkan, dengan santai Arzha masuk ke dalam manssion dengan ekspresi seakan Atha hanya seringan bulu. Pelayan yang melihat tuan dan nona muda mereka dalam keadaan basah kuyup, terkesiap. Pada benaknya mereka bertanya, apa yang terjadi sampai mereka seperti itu.

Sadar jika dilihati pelayan, Athaya menyembunyikan wajahnya di dadanya Arzha. Ia malu meskipun statusnya isteri Arzha. "Zha, turunin aku..." bisiknya.

Tapi, Arzha tetaplah dia yang menulikan diri saat Atha minta diturunkan.

Ketua pelayan yang melihat mereka dalam keadaan basah kuyup hendak naik ke lantai dua, berlari tergopoh-gopoh membuat Arzha mengurungkan dirinya untuk menaiki tangga masih dengan posisi menggendong Athaya.

"Tuan, kenapa tuan dan nona basah kuyup seperti ini?" tanyanya khawatir.

Arzha terdiam. Bahkan ketika Atha kembali berbisik padanya minta untuk diturunkan lagi pun, Arzhanka masih terdiam, belum menjawab. Apalagi menuruti apa yang Atha pinta. Tangannya bahkan seperti tak terasa kebas.

"Arzhanka..."

Dan Arzha memang selalu tepat dengan waktu yang dia perkirakan.

Dari arah ruang makan, kakeknya berjalan mendekat dibantu oleh tongkat hitam yang di mana sebagai alat bantu jalan juga lambang adidayanya. Arzhanka masih diam di posisinya, meskipun Atha mulai bergerak gelisah lantaran isterinya itu ingin diturunkan karena ada kakek. Dia jadi tambah malu.

Bad Life (After) Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang