Pt. 09

24.8K 1.1K 22
                                    

Hari ini adalah jadwal ujian praktek Olahraga. Athaya sendiri adalah gadis yang bisa dibilang sangat menyukai Olahraga. Tidak seperti gadis lain yang tidak suka Olahraga lantaran tidak mau berkeringat karena nanti bau dan sebagainya.

Tadi Arzha dan Atha berangkat bareng. Sebenarnya, semenjak Atha sudah tinggal di mansion Kakek Rifai, mereka memang berangkat bareng ke Sekolah. Ia hanya bingung dengan Arzha yang terkesan mengubah obrolan.

Sesampainya di kelas, kelas yang asalnya ribut jadi hening ketika Athaya dan Arzhanka masuk. Tapi baik Arzha dan Atha tidak begitu peduli. Mereka tahu kalau teman sekelas mereka pasti sedang membicarakan acara pernikahannya.

Teman sekelas mereka kemarin diundang di acara resepsi. Mereka datang hanya mengucap selamat dan ada beberapa yang memberikan kado, tapi kadonya lebih khusus untuk Arzha. Siapa lagi kalau bukan dari yang perempuan?

Atha sudah duduk di bangkunya, begitu pula Arzha.

Arzha berdeham. "Kok gak ribut lagi kelas?"

Sontak teman sekelasnya kembali mengobrol dan tertawa dengan bahasan topik yang berbeda. Dalam hati Arzha mengumpat, 'Fake'.

Empat anak gang-nya Arzhanka, Kino, Jay, Viktor, dan Steph, masuk ke kelasnya tanpa izin. Fyi, mereka berempat berbeda kelas dengan Arzha. Mereka juga datang ke acara resepsi pernikahannya kemarin.

"Zha, gak berduaan aja sama istri di rumah? Rajin-rajin amat lo ke sekolah terus ikut ujian praktek Olahraga," kata Steph.

Jay mengangguk setuju. "Mendingan juga kelonan sama isteri."

"Buat anak, kek," celetuk Viktor asal lalu tertawa-tawa

Di sela-sela tawanya, Kino mengatakan, "Gak nyangka gue lo nikah sama si pendiem Atha. Keluarganya sekaya apa sih, sampe lo nikahnya sama dia?"

Atha yang mendengar omongan mereka hanya bisa memejamkan matanya.

Jujur Arzha muak. Teman dengan segala kepalsuannya. Lantas dia berdiri dan menarik kerah seragam olahraga Kino.

"Yang pasti gak semiskin keluarga lo."

Setelahnya Arzha bangkit berdiri, tak lupa menyenggol bahu Kino sampai laki-laki itu terhuyung. Mendengar omongan Arzha yang seakan membelanya, dia alias Atha langsung membuka matanya, sedikit tak menyangka.

Arzha yang hendak berjalan keluar kelas, terhenti langkahnya karena Kino yang kini memegang sebelah tangannya. "Keluarga lo boleh terpandang. Tapi lo gak berhak buat ngatain keluarga gue miskin, Zha."

"Oh, ya?" sahut Arzha tanpa berbalik. "Kalau gak miskin, kenapa selama lo temenan sama gue, lo suka minta uang buat ini-itu, rokok, sama buat sewa cabe di klub malem, huh? Kenapa? Katanya keluarga lo kaya?"

Dalam sekali sentakan, Arzha melepas cengkraman tangan Kino.

"Emang gue gak tau seberapa fake kalian?" Kelas langsung hening karena omongan Arzha kali ini. "Minta uang ke gue, minta contekan tugas, ngebujuk gue buat bilang ke pihak sekolah supaya nilai raport kalian dibagusin karena sekolah ini punya gue jadi kalian bisa kayak gitu? FAKE! Gue juga tahu kalian semua itu suka ngomongin gue dari belakang, gue tau."

Setelahnya Arzha benar-benar keluar dari kelas.

Arzhanka lega. Ia tidak menyesal kalau semua anak menjadi sungkan. Ya memang seharusnya sungkan supaya ia tidak lagi didekati teman yang datang dan ada untuknya saat mereka butuh.

Meski Arzha sudah pergi, kelas tetap hening. Atha masih tertegun berkat omongan Arzha. Tatapannya kosong menatap pintu, di mana Arzha tadi baru saja keluar dari sana. Apakah ini yang...

Bad Life (After) Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang