Setelah selesai menulis jurnal kegiatan di hari kemarin, Athaya tersenyum seraya menutup buku jurnalnya. Kemarin saat mereka sampai di NYC, tak banyak kegiatan yang mereka lakukan. Hanya tidur dan makan mie, yang mie-nya sengaja Atha bawa dari Indonesia, karena khawatir lidahnya tidak sesuai dengan makanan Amerika. Ya, hanya persiapan saja meski Atha bisa makan junkfood.
Sebenarnya Arzhanka sudah mengajak Atha keluar untuk cari makan yang ditolak mentah-mentah oleh isterinya. Alhasil mereka kemarin makan mie rebus.
Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi waktu setempat. Atha menoleh ke kamar mandi ketika pintu itu terbuka, menampilkan Arzha yang sudah siap. Laki-laki itu mengenakan jaket denim dan celana jeans hitam panjang yang robek pada bagian lututnya. Sebelah tangannya mengeringkan rambut dengan handuk.
Atha masih terus melihat Arzha yang kini sudah menaruh handuknya pada gantungan. Berdecak pelan, bibirnya tidak bisa untuk berkomentar, "Kenapa pake jeans, sih? Kamu ngikutin aku, ya?"
Arzha terkekeh. "Memangnya kenapa? Gak boleh?"
Sebenarnya Arzha memang sengaja pakai jaket denim biar terlihat couple-an dengan Atha. Untungnya tadi dia mempersilahkan Atha mandi lebih dulu. Jadi Atha tidak akan punya pilihan untuk tidak memakai pakaian selain yang sudah dia siapkan di kamar mandi, seperti biasa.
"Gak sih." Tidak mau membahas lebih lanjut, Athaya menaruh buku jurnal di atas meja di depan ranjang mereka. "Kamu jadi nemenin aku belanja, Zha?"
Sebelah alis Arzha terangkat. "Emang kamu tahu market di sini?"
Isterinya itu menggeleng polos. "Aku baru pertama kali ke sini..."
Semenjak kemaren baik Atha dan Arzha juga memutuskan untuk tidak lagi memusingkan Arzha yang berubah dialek pembicaraan dari lo ke kamu. Atha tak ingin membuat Arzha kikuk, dan Arzha juga menginginkan Atha untuk terbiasa.
"Yaudah, berarti aku temenin, kan?" Arzha menggeleng tidak habis pikir. "Segitu gak sukanya kamu masakan di sini, Tha? Sampai pengin ke market terus masak sendiri, gitu? Padahal di sini banyak resto Indo kalau kamu mau."
Athaya menggeleng, tidak setuju dengan omongan Arzha barusan. "Bukan kayak gitu, Zha. Aku juga punya alesan kenapa pengin belanja, terus makannya di sini aja jangan diluar. Ada alasannya, kok."
"Apa?"
Nada penasaran Arzha membuat Atha terkekeh. "Hemat uang Arzha. Abis itu kalau dipikir-pikir, udah lama juga aku gak masak. Jadi kita home made aja."
Arzhanka terpekur. Arzha kurang menyetujui gagasan Athaya yang bilang hemat barusan. Tapi isterinya itu ada benarnya juga. Terakhir kali Atha memasak itu saat mereka ada di rumah gadis itu, menghabiskan liburan sebelum UN. Arzha juga sedikit rindu dengan masakan Atha yang bisa dibilang, lumayan enak. Kalau di mansion, tentunya Atha tidak akan bisa memasak, aturan dari Rifai.
"Aku sebenernya kurang suka kamu hemat di waktu kita liburan..." Arzha hampir tertawa melihat Atha yang melotot padanya, tapi dia berhasil menahan itu agar Atha tak marah. "Tapi kalau dipikir-pikir, aku kangen juga sama masakannya kamu. Kalau gitu, ayo ke market!"
Melihatnya Atha tersenyum. Dan dia menerima dengan senang hati Arzha yang kini menggenggam tangannya, keluar menuju flat.
***
"Tha, kalau kita beli sosis, gimana?" tanya Arzha sambil mengangkat satu bungkus sosis di sebelah tangannya, dia perlihatkan pada Atha yang berada tepat di sebrangnya, sedang melihat aneka sayuran.
Mereka kini sedang berada di market, untuk memilih bahan makanan. Dia dan Atha belanja memilih barang bersama-sama. Hanya saja karena tujuan mereka berdekatan, kali ini Atha ke stand khusus sayuran dan Arzha di sebrangnya tengah melihat aneka macam olahan daging seperti, sosis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life (After) Marriage [END]
RomansaCERITA SUDAH SELESAI #4 in Romance (30/01/20) #16 in Perjodohan (28/01/20) #26 in sma (11/01/19) #2 in luka, perasaan and tragedi (19/03/19) #9 in youngadult (02/08/19) #3in action (04/02/20) [RIFAI SERIES - I] (17+) Never let you go... Athaya mau t...