Sesosok laki-laki bernama Aldebaran Kenzie Rifai, sedang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Senyuman miring kini tersungging di bibir laki-laki itu. Dalam keadaan setengah sadar, dia bisa merasakan apa yang dia rasakan adalah sebuah kebahagiaan karena rencananya sudah berjalan mulus.
Gangster suruhannya yang berjumlah seratus orang, sudah ada di mansion, siap menjalankan perintahnya. Membuat kacau dan yang terpenting, mereka harus bisa melakukan tugas membunuh Atha di tempat atau menyandera Atha dan lalu, mereka akan membunuh isteri adik sepupunya itu di tempat lain.
Terserah, intinya Atha harus mati supaya Arzha bisa gila karenanya.
Mengingat rencana dan apa yang sudah dia lakukan, membuat Al tak bisa, tak bisa bagi dirinya untuk tak tertawa. Al merasa bahagia hingga mencapai suatu kata yang bernama euphoria. Al, merasa sangat bahagia saat tahu misinya selesai.
Tentunya laki-laki itu harus ke mansion supaya dia bisa melihat sekacau- oh, ralat. Maksudnya, Al harus tahu bagaimana anak buahnya itu bertindak, untuk menjalankan misi yang dia perintahkan.
Di matanya Al kini terasa sedang mengemudikan mobilnya di dunia indah, percis dunia permen, yang menawarkan kebahagiaan. Al melihat di sisi kiri-kanan jalanan terdapat banyak permen lolipo raksasa, membuatnya tertawa.
Apa whiskey benar-benar sudah bisa membuatnya mabuk?
Namun euphoria itu tak berjalan lama karena ia merasakan ponselnya, kini berdering dan menampilkan nama salah satu anak buahnya yang menelepon. Dahi Al mengerut tak senang karena anak buah sialannya itu, berhasil mengganggu apa yang menjadi kebahagiannya. Dia tak suka ketika dunia lolipopnya jadi pergi.
Mengganggu, itu yang dia pikirkan.
Karena ponselnya ada di atas dasbor dan dia juga sedang mengemudi, kini Al menerima telepon tak lupa men-loud speaker. Dalam keadaan setengah sadar ia juga tahu kalau sebenarnya, menerima telepon saat mengemudi itu tak boleh.
Tetapi apa boleh buat? Si anak buahnya itu terus saja menelepon sebanyak tiga kali, saat tahu Al memang sengaja tidak mengangkatnya.
"Brengsek, lo ada apa telepon? Ganggu bangsat!" Racau Al memaki ke si anak buah yang kini meneleponnya. "Lo gak tau kalau gue lagi nyetir, huh?!"
Terdengar suara gaduh juga mendebarkan di sebrang sana. "Boss..." Cicit si anak buah Al di sebrang sana dengan takut. "Gue gak tau boss kenapa-"
"Gue minta lo buat bunuh Atha di tempat, atau kalian bawa ke tempat lain. Lo ngapain nelepon gue? Lo udah ngelakuin misi itu?!" Teriak Al murka.
"Bukan gitu, boss..." ujar anak buah Al dengan gemetar. "Gue gak tau aja kenapa tiba-tiba saat kita lagi cari keberadaan Athaya, ada polisi yang dateng..."
Dalam keadaan setengah sadarnya, mata Al spontan membelalak saat tadi, ia mendengar anak buahnya mengatakan polisi. Cengkraman tangannya di kemudi kini terasa mengeras begitu mendengar apa kata anak buahnya tadi.
Samar-samar, Al juga bisa mendengar bentakan polisi di sebrang sana. Al gemetar, kepalanya terasa menghentak-hentak, dia merasa pusing seketika.
"Boss, kita harus gimana? Beberapa anak buah gue, sebagian udah polisi tangkep. Gue gak mau masuk penjara, boss! Ini maksudnya apa? Gue juga ini tuh lagi sembunyi-sembunyi. Lo harus berbuat sesuatu-
"Angkat tangan!"
Sudah. Al semakin menggigil memikirkan kemungkinan yang akan terjadi padanya setelahnya. Buku-buku jarinya memutih, telapak tangannya memerah. Al merasa setir yang dia pegang bisa lepas dari tempatnya jika dia emosi sekarang.
Meski hangover, Al sadar betul jika tadi yang mengintrupsi ucapan si anak buahnya adalah polisi. Tamat sudah. Riwayatnya benar-benar tamat.
Al, tidak mau seperti Alvin yang mendekam di penjara. Dia tak mau.
Perasaan Al kacau. Apalagi saat tahu telepon mereka tiba-tiba terputus. Al tahu jika eksistensinya, kini sudah tak aman lagi.
Euphorianya, sudah benar-benar lenyap.
Dengan seluruh dalam dirinya yang berantakan, Al berpikir, kenapa polisi-polisi sialan itu bisa berada di mansion. Hanya tak butuh waktu lama, Al teringat, teringat akan apa yang dia katakan pada Alden dalam keadaannya yang mabuk.
Laki-laki itu frustasi, sangat frustasi. Dia memang niat mengatakan itu, ke adiknya. Al tahu benar jika Alden mencintai Atha maka dari itu, dia pikir...
Dia pikir, momen itu dapat menguntungkan mereka berdua.
Al menepuk pipinya sendiri dengan keras. Tidak, dia ini berbicara apa, sih. Hal yang tidak dia sangka adalah karena ternyata kali ini, untuk kali ini Alden tak melindunginya lagi seperti dulu. Al tahu benar pasti, polisi-polisi sialan itu datang karena Alden lah yang melaporkannya pada polisi.
Keparat, kali ini Alden benar-benar keparat.
Apa adiknya itu melaporkan pada polisi karena ia mengatakan akan bunuh Athaya supaya bisa membuat Arzha gila? Apa-Alden melaporkannya pada polisi karena adiknya itu tak rela orang suruhannya membunuh Athaya?
Sialan, sialan, sialan!
Dengan keadaannya yang berantakan, hancur dan kacau, meski sedang ada di jalan tol, Al memutar kemudinya berniat berbalik arah. Dunia Al selesai. Sudah selesai ketika anak buahnya tertangkap polisi dan Alden melaporkannya. Laki-laki itu yang dalam keadaan setengah sadar, memperburuk semuanya.
Al tidak mau seperti Alvin yang mendekam di penjara.
Belum sempat Al benar-benar memutar balik mobilnya di jalan tol, di arah kiri, Al melihat cahaya besar disertai bunyi klakson truk besar yang kali ini tengah bergema, berusaha menyadarkannya. Sebuah truk besar yang siap menghantam.
Semuanya berantakan, hancur dan kacau.
Laki-laki itu tersesat dan bingung, sampai dia tak bisa berpikir...
Semuanya terjadi begitu saja dengan cepat. Ketika truk tronton besar itu-menubruk mobilnya membuat mobilnya Al terseret sangat jauh, bunyi klakson di setiap sisi yang tak terkondisikan karena panik, kecelakaan beruntun yang tak bisa lagi dihindari. Dan tak butuh waktu lama, semuanya menjadi hancur.
Al yang hancur, membawa beberapa orang untuk ikut hancur.
Dan dalam detik terakhirnya Al tahu jika dia tak akan pernah bisa sekedar hanya untuk membuka matanya lagi demi melihat euphoria.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life (After) Marriage [END]
عاطفيةCERITA SUDAH SELESAI #4 in Romance (30/01/20) #16 in Perjodohan (28/01/20) #26 in sma (11/01/19) #2 in luka, perasaan and tragedi (19/03/19) #9 in youngadult (02/08/19) #3in action (04/02/20) [RIFAI SERIES - I] (17+) Never let you go... Athaya mau t...