Di UKS tidak ada siapa-siapa saat ini. Arzha menaruh Atha di atas brankar paling pojok. Setelahnya dengan cekatan laki-laki itu mengambil salep yang bisa meredakan efek keseleo dan betadine karena isterinya berdarah.
Atha diam saja melihat Arzha yang pelan-pelan meneteskan betadine pada telapak tangan, lutut, dan juga wajahnya. Sesekali meringis karena perih.
"Sori nggak dicuci dulu lukanya. Entar lo gak mau ditetesin betadine yang ada. Di luka lo ga ada kotoran juga."
Gadis itu mengangguk. Sebetulnya selain masih shock karena di dorong, ia juga tiba-tiba merasa pusing melihat kelakuan Arzha yang berubah. Arzhanka bisa seperhatian ini padanya. Pertanyaan tentang kenapa dan kenapa dalam benaknya.
Selesai memberikan betadine, Arzhanka memberikan salep pereda keseleo sambil memijat dan mengusap kedua kaki gadis itu setelah sebelumnya melepas sepatu dan kaos kaki isterinya.
Atha lagi-lagi tergugu. Seorang Arzhanka bahkan rela melepas sepatu dan kaos kakinya. Dia juga memijat kakinya.
Pipi Atha tiba-tiba menghangat dan jantungnya berdegup tak biasa.
Aku kenapa?
Arzhanka berkacak pinggang karena sudah selesai mengobati Athaya dan menatap isterinya yang kini tampak merona karena pipinya memerah. Dahi Arzha seketika mengernyit. Pikirannya mengarah kalau isterinya itu mungkin demam.
"Lo lagi flu atau demam, Tha?"
Atha yang sadar ditatap balik Arzha, buru-buru dia menunduk untuk bisa menyembunyikan pandangannya. Arzha yang melihatnya dan bertanya apa Atha sakit atau tidak dengan nada bicara yang perhatian membuat jantungnya semakin beregup kencang, suatu perasaan yang kali pertama ia rasakan.
Karena Atha hanya diam saja, Arzha yang tidak peka ada apa dengan Atha hanya menghela nafas pelan. Dia juga tidak mau ambil pusing.
***
Sehabis mengobati Athaya di UKS, Atha dan Arzha memutuskan pulang karena jadwal hari ini hanya ujian praktek Olahraga saja. Atha yang masih merasa canggung hanya menurut saja saat diajak pulang. Toh, besok masih ada lagi ujian praktek yang menunggu.
Sesampainya mereka di lantai dua, mereka meihat Alden dan Dyra sedang ada di ruang tengah, tampak berdiskusi pelajaran Fisika karena sedari tadi mereka terus mengucapkan kata, 'magnet', 'pegas', dan 'bandul'. Mungkin mereka besok ujian praktek Fisika.
Dyra yang peka akan kehadiran calon sepupu iparnya itu, mendongak dari buku, melambaikan tangan dan memanggil mereka. "Tha, Zha!" Tangannya kini mengisyaratkan agar pasangan suami isteri itu mendekat.
Arzha dan Atha saling tatap sebentar, lalu menghampiri mereka.
Tunangannya Alden itu tersenyum manis melihat mereka ikut bergabung. Akan tetapi, senyumnya langsung lenyap ketika melihat tubuh Atha yang luka dan belum lagi celana olahraganya yang sobek.
"Atha, itu kamu kenapa?" tanya Dyra khawatir. "Kok bisa? Pas tadi ujian praktek Olahraga?"
Alden ikut melihat Atha. Sedikit meringis melihat keadaan gadis itu.
"Iya, tadi waktu praktek Olahraga." Atha menjawab.
"Kenapa?" tanya Dyra lagi. Dua pertanyaannya belum dijawab.
Arzha menghela nafas. "Waktu lari, didorong." Arzha yang menjawab.
Dyra terkesiap, lalu menggeleng seraya berdecak. "Apaan sih, nggak jelas tau mainnya curang begitu. Aneh banget cari sensasi." Mendengar jawaban Arzha membuat Dyra senewen dan ikutan kesal.
Atha tidak menanggapi, Arzha sendiri pun sama. Tapi, seketika dia merasa ada sosok yang kini tengah menatapnya tajam penuh maksud. Senyum miringnya Arzha tersungging. Dia tahu benar siapa dan apa maksudnya.
"Ah, kalau aku sesekolah sama kalian, pasti tuh, cewek bar-bar bakal Dyra labrak. Apa banget, sih. Buat apa coba dorong-dorong begitu..." Dyra masih terus-menerus mengomel karena saking kesalnya.
"Gak apa-apa, Ra. Aku udah diobatin, kok. Tenang aja," hibur Atha.
Tangan Dyra yang mengepal memukul meja. "Tapi tetep aja. Anak kayak gitu harus dikasih pelajaran biar gak nge-sok!"
Mulai jengah, Arzha berdeham. "Gue ke kamar dulu ya, pengin mandi." Ia langsung berjalan ke kamarnya tanpa menunggu tanggapan dari tiga orang yang di sana. Malas juga terus-terusan ditatap seperti itu oleh seseorang.
Seperginya Arzhanka, di tengah-tengah Dyra yang masih terus mengomel, ponsel gadis itu yang ada di atas meja itu berdering. Ada telepon masuk. Omelan gadis itu berhenti, Alden diam-diam menghela nafas lega.
Dyra menggeser layar dan telepon tersambung. "Hallo, Ber?"
Hening, baik Atha dan Alden mengamati Dyra yang tengah mendengarkan apa kata orang yang meneleponnya di sebrang sana.
"Sekarang?" ekspresi Dyra kaget sekaligus panik. "Bukannya besok? Kok aneh sih, kelas kita aja yang dipercepet ujian praktek Fisikanya sekarang?"
"...."
"Kelas Alden, nggak. Aneh banget tau gak!"
"...."
"Yaudah aku cabut sekarang." Dyra langsung mematikan sambungan. Kini dia menatap Alden dan Atha panik secara bergantian.
"Den, Tha, aku harus ke sekolah sekarang. Ujian praktek Fisikaku gak ada angin gak ada topan dipercepet. Mana dadakan lagi. Dah..." ujar Dyra yang sambil memasukkan bukunya dengan rusuh. Setelahnya dia berdiri dan tanpa tedeng aling-aling berlari ke arah tangga.
"Ra...!" Panggil Alden, membuat Dyra yang hendak menuruni tangga mau tak mau berhenti lalu menengok ke belakang. "Lo mau gue anter gak?" tanya laki-laki itu memastikan. Dia bisa saja mengantar Dyra ke sekolah mereka lagi.
Karena dibawa rusuh, Dyra menggeleng. "Makasih, den. Tapi aku dianter sama Pak Parman aja. Kamu mending belajar lagi aja buat ujian praktek. Dah..." Dia kembali melanjutkan lariannya dengan rusuh, sampai beberapa pelayan yang kini sedang membersihkan tangga terkejut.
Hening. Kini yang tersisa hanya Alden dan Athaya. Atha diam-diam kini menghela nafas gusar. Dia merasa awkward.
Sejujurnya, dia masih merasa canggung. Alden, Alvin juga Stefie, terkesan dingin padanya. Berbeda dengan Al dan Dyra. Huft, terlebih ia dan suaminya pun masih merasa kikuk, canggung dan gugup.
Ketika Athaya ingin pamit masuk ke kamar untuk menghindari canggung, Alden berdeham mengurungkan niat gadis itu.
"Mau ikut gue ke taman belakang buat refreshing?"
Athaya tercenung. Baru kali ini Alden seakan bersikap terbuka padanya.
Atha pikir tidak salah menolak ajakan sepupu ipar.
Mengingat Alden kemarin terkesan dingin padanya

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life (After) Marriage [END]
RomanceCERITA SUDAH SELESAI #4 in Romance (30/01/20) #16 in Perjodohan (28/01/20) #26 in sma (11/01/19) #2 in luka, perasaan and tragedi (19/03/19) #9 in youngadult (02/08/19) #3in action (04/02/20) [RIFAI SERIES - I] (17+) Never let you go... Athaya mau t...