Pt. 08

24.3K 1K 11
                                    

Mata Atha tidak bisa untuk tidak membelalak tatkala ketika dia membuka mata, hal yang pertama dilihanya adalah wajah Arzha yang ditopang oleh sebelah tangannya, dengan senyuman miring yang tersungging di bibir laki-laki itu.

"Morning, wifey..."

Mendengar suara parau dan dalam suaminya, membuat Atha spontan saja mundur. Karena tidak memperhitungkan posisi, dalam sekali mundur ia langsung terjatuh dari ranjang, yang disambut gelak tawa Arzha.

Atha meringis sambil mengusap kepala dan bokongnya yang terasa sakit. Tadi dia belum ingat kalau kini statusnya sudah berubah menjadi isteri orang.

"Bangun, hei! Gak nyangka lo kebo juga ya..." Arzhanka mengatakan itu sambil melempar bantalnya dan bingo, mengenai wajah isterinya. Athaya yang dilempari bantal mendengus pelan.

Mengabaikan Arzha, ia melihat jam weker yang ada di atas nakas sebelah ranjang bagian kiri. Jam menunjukkan pukul lima pagi.

Dengan langkah terseok-seok, Atha berjalan ke kamar mandi. Di ranjang, Arzha yang sudah berhenti tertawa, masih saja cekikikan mengingat muka polos Athaya tadi. Atha yang terkejut melihatnya, sampai Atha yang jatuh.

Arzhanka yang masih cekikikan, kembali tertawa terbahak karena melihat kepala isterinya ketika hendak masuk ke kamar mandi.

Gadis itu meringis. Mengucek matanya ia masuk ke kamar mandi tak lupa juga pintu kamar mandinya ia banting saking kesalnya.

Arzha berbaring masih sambil tertawa. "Atha... Atha...."

Laki-laki itu tak habis pikir dengan kelakuan isterinya.

***

Di kamar mandi ketika sedang pipis, mata Athaya membelalak ketika dia melihat seragam olahraga beserta pakaian dalamnya sudah siap sedia di sana. Dia bingung, kenapa baju yang akan dia pakai selalu sudah siap sedia di kamar mandi.

Terlebih lagi, ternyata dia kedatangan tamu bulanan.

Tentu di kamar mandi Arzha tidak ada yang namanya pembalut.

Setelah selesai buang air, Athaya pergi keluar. Arzha yang tengah melihat notifikasi ponselnya, mengernyit melihat isterinya yang kembali keluar dari kamar mandi, lalu berjalan masuk ke walk in closet.

"Tha, lo kenapa keluar lagi?" tanya Arzha heran.

Atha yang tengah mengambil pembalut, membatu. Dia kebingungan harus menjawab apa. Kalau bilang mau ambil pembalut, dia malu setengah mati.

"Gue udah siapin baju lo lengkap, selengkap-lengkapnya termasuk celana dalem sama bra-nya. Apa lagi yang kurang?"

Omongan Arzha membuat wajahnya memanas. Pantas saja. Atha tiba-tiba jadi kesal, menurutnya Arzha sudah lancang sekali. Tanpa disadarinya, Atha kini keluar dari walk in closet sambil membawa sebungkus pembalut berwarna orange yang memang selalu jadi persiapannya setiap bulan.

"Kamu kok, gak sopan banget sih, Zha?"

Nada emosi terpendam dari Atha membuat Arzha menengok, ada Athaya yang kini menatapnya dengan wajah cemberut, serta sebungkus pembalut yang ia pegang di tangan kirinya.

Arzha lagi-lagi tersenyum miring. "Oh, lagi mens. Sana gih, cepetan mandi daripada makin tembus."

Mendengar nada santai omongan Arzha, Atha mendengus dan buru-buru ia masuk lagi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Arzha super duper menyebalkan!

***

Ketika keluar dari kamar mandi, Atha baru sadar jika suaminya itu sudah berganti pakaian yang asalnya baju handuk menjadi seragam olahraga. Ditemani televisi yang sepertinya menayangkan gosip, Arzha makan sarapannya di ranjang bak seorang putra mahkota. Laki-laki itu duduk bersandar di kepala ranjang, dan sarapannya ada di atas meja kaki pendek di atas ranjangnya.

Melihat Atha sudah keluar, tangan laki-laki itu melambai. "Sini sarapan..."

Athaya berjalan malas, lalu duduk di depan Arzha yang tangannya asyik mengganti-ganti siaran. Ia mengambil roti panggang selai stroberi, lalu makan dengan khidmat. Orangtuanya memang mengajarinya untuk bersyukur.

"Pernikahan cucu Alexander Rifai, Arzhanka Malven Rifai dengan Athaya Zhainisa Trenggono kini menjadi viral..."

Karena mendengar namanya disebut di layar datar berukuran 40 inci yang terpasang di dinding kamar Arzha di depan ranjang mereka, Atha yang memakan rotinya jadi tersedak. Dia berbalik melihat televisi dan matanya membelalak.

"Pernikahan mereka bertemakan Garden Party dengan nuansa Bohemian Vintage, yang sangat cocok untuk usia mereka. Banyak orang yang bertanya apa alasan cucu Rifai ini menikah muda. Sebagai keluarga Rifai, tentu saja acara ini tidak main-main. Dilaksanakan di Hotel XX dan resepsinya di lapangan hotel..."

Atha berbalik lagi untuk melihat Arzha yang malah santai-santai saja dan tampak tidak terkejut atau apapun. Setelah batuknya mereda, Atha bertanya, "Kok acara kemaren bisa ada di acara gosip?"

Arzha menatap Atha datar. "Gak aneh. Justru aneh kalau gak ada."

Atha kembali berbalik untuk melihat tayangan itu. Dia tidak menyangka kalau ada serentetan artis terkenal yang kini sedang diwawancara mengenai acara mereka kemarin. Padahal setaunya artis-artis itu tidak ke pelaminan untuk sekedar mengucapkan selamat atau apapun.

"Zha, kamu temenan sama artis-artis itu?"

Suaminya masih anteng saja memakan roti panggang rasa cokelat. "Kalau gue temenan, lo seharusnya liat mereka di pelaminan. Gak liat kan, lo?"

Atha mengangguk lamat-lamat.

"Numpang tenar doang, cih." Umpat Arzha pelan. Lalu dia kembali makan rotinya. Kini baik Arzha atau Atha diam karena menghabiskan sarapan mereka.

Setelah roti panggang dan segelas susu mereka habis, Atha berdeham.

"Zha, makasih."

Sebelah alis Arzha terangkat. "Buat apa?"

Atha bangkit berdiri. Dia mengambil ranselnya di atas meja belajar Arzha yang sangat besar itu. "Buat sarapannya, makasih."

Arzha terkekeh. "Lo jangan makasih ke gue, tapi ke pelayan yang masak. Gue gak buat sarapan soalnya."

Gadis itu hanya mengangguk-angguk saja. "Kenapa kita gak sarapan sama yang lain di bawah? Aku kira, sarapannya barengan."

Omongan Atha membuatnya terpekur. Beberapa detik kemudian Arzhanka tersadar. Buru-buru dia meletakkan meja kaki pendeknya di tempatnya semula di sudut kamar, lalu mengambil ranselnya yang ada di atas meja belajarnya.

"Kalau sarapan memang suka di kamar masing-masing, kecuali kalau ada kakek di sini. Udah dari awal gitu. Kita makan barengan kalau ada kakek."

Sebelum Atha makin bertanya, Arzha mengeluarkan kunci mobilnya.

"Lo berangkat bareng gue."

Arzha berjalan lebih dulu keluar kamar. Meninggalkan Athaya yang kini memiringkan kepala lantaran bingung.

Arzha tidak salah sepeduli itu mengajaknya untuk pergi ke sekolah bareng?

Bad Life (After) Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang