--- Happy Reading ----
Oh iya, jangan lupa vomment nya!
Satu lagi,
Follow Instagram gue, @rizkytajulia jangan lupa di like postnya yah:)
~~~~
-Aura's Pov
Hallo, kembali lagi dengan gue. Gue tau gue ini jarang muncul, gue tau, amat tau. Tapi kalian tau lha, biasa, gue ini hanyalah salah satu peran utama yang ninggalin giliran.
Oke, kembali ke cerita.
Pagi ini gue pergi sekolah di anter sama bokap gue, kalian udah pada tau kan siapa nama bokap gue? Oke, bagi yang belum tau, nama bokap gue itu adalah Bagir, Bagir Fraz.
Di dalam mobil, kerjaan gue hanya memerhatikan bokap gue yang lagi fokus nyetir dengan earphone sudah tersumpal ditelingganya. Masih pagi udah siap siaga aja kalau ntar ada telepon masuk. Giliran anaknya nelpon aja susah.
"Kamu udah sarapan belum tadi?" Gue mengangguk.
Tadi bokap gue emang gak sempet ikut sarapan karena kesiagaan, biasalah bapak-bapak. Ada dua asalan kenapa bangun telat, kalau gak habis ena-ena semaleman ya berarti habis bergadang nonton bola.
"Emang tadi malem Persija lawan siapa pih?" Tanya gue.
Papah menoleh sekilas. "Lawan Persib, makanya papih penasaran."
"Kalau jadwal Barca main kapan, pih?"
"Mana papih tau, tanya aja sana kamu bola Barca dikamar kamu." Jawab papih tak masuk akal.
Ya gue akui gue juga sering sih nonton bola, apalagi Barcelona. Tapi gue juga suka sama Mancehster United, jadi suka bingung mau nge-support siapa kalau mereka berdua tanding bareng.
Tapi gue seringnya nonton siaran ulangnya gitu, alasannya adalah karena gue seorang pelajar. Dan seorang pelajar dituntut untuk belajar dengan baik, kalau gue nonton bola, percuma dong apa yang gue pelajarin tadi malemnya, yang ada besok pagi nya gue ketiduran di kelas dan berujung ke sebuah hukuman.
Ngomong-ngomong soal hukuman, gue jadi inget si Aland. Dia orang yang paling jago soal membuat onar, entah itu keluar kelas dengan alasan ke toilet tapi nyatanya ke kantin atau gak masuk ke kelas setelah istirahat dan memilih diem di perpustakaan.
Sedangkan saudara kembarnya, si Alano berbanding terbalik meskipun mereka sama-sama punya sifat jail dan annoying yang paling gue benci. Tapi Alano ada otak yang bisa dibanggakan, lah si Aland, apa yang mau dibanggain? Sama banci aja dia takut.
"Btw, gimana hubungan kamu sama Aland?" Gue mengernyit, hubungan? Hubungan apa maksud papih?
"Ih maksud papih hubungan apa nih?" Tanya gue. "Hubungan teman? Ya gitu deh pih,"
"Tapi kalian cocok lho." Gue membelakkan mata gue menatap ke arah papih yang kini tengah tersenyum lebar tanpa dosa.
"Cocok dari Hongkong? Gak mau aku sama si Aland yang annoying kek gitu, mending aku sama om Andra nya aja deh, udah tua tapi masih ganteng-ganteng unch."
Papah terkekeh. "Kamu pikir om Andra juga gak annoying? Malah om Andra tuh annoying nya melebihi si kembar." Gue berdecak pelan.
"Tapi kan tetep aja, om Andra tuh ganteng nya ngelebihin Aland atau Alano, jadi aku suka."
"Tetep aja, om Andra itu sombong. Gak pernah mau bagi-bagi, masa papih minta tips kegantengannya dia malah dia jawab; takdir." Ucap ayah. "Kan papih jadi sebel," sambungnya.
"Lha? Om Andra bener lah, berarti papih selain kurang ganteng juga kurang pinter yah." Pikir gue.
Papih seketika menoleh dan memberikan tatapan tajamnya membuat gue menyunggingkan seulas senyum. "Hehehe, peace pih. Aku bercanda kok," lalu papih kembali beralih menatap jalan dan fokus menyetir.
Dari situ kita berdua tidak lagi mengobrol sampai akhirnya tiba di depan SMA Pelita Kasih, gue pun menoleh ke arah papih yang kelihatannya masih kesel.
"Pih,"
"Aku sekolah yah, assalamu'alaikum." Kata gue lalu meraih tangan papih untuk disalami.
Papih hanya mengangguk, "wa'alaikumsalam," jawabnya, "hati-hati." Sambungnya.
***
Gue mengetuk-ngetukkan jari gue pada meja kantin, hari ini gue sial banget. Pagi-pagi dah salah ngomong sama papih, pas pelajaran ekonomi tadi gue dimarahin gara-gara lupa ngerjain tugas.
"Udahlah, Ra, sabarin aja, mungkin Pak Galih lagi pms." Ujar Putri yang kini menemani gue dikantin.
"Ya tapi gue kesel aja gitu," rengek gue, "gak pernah sadar kalau ngasih tugas tuh pasti banyak." Lanjut gue.
Putri terkekeh, "biasanya juga kamu kabur setiap pelajaran pak Galih, kok tumben sekarang enggak?" Tanya Putri membuat gue tersenyum.
"Gak ah, insyaf gue, mau jadi kek elu aja, anak baik." Ia terkekeh. "Kamu salah makan tadi pagi?" Gue menggeleng menjawab pertanyaannya.
"Tapi tadi pagi gue mimpi ketemu Manurios," tambah gue.
Putri terlihat menggelengkan kepalanya, "ada-ada aja kamu, Ra!" Gue pun ikut terkekeh.
Dor!
Gue terlonjak kaget ketika merasakan tepukan di kedua bahu gue lalu menatap sang penepuk tajam. "Kurang asem kalian," gue mendengus kesal.
Lagi-lagi gue gak perlu kasih tau kan, mereka itu ya Aland dan Alano lah. "Kalau kurang asem tambahin aja lemon, pasti ntar asem." Balas Alano.
"Gak usah pakek lemon, liat muka lu aja udah asem, No." Timpal Aland membuat gue terkekeh pelan.
Lalu pandangan Alano teralih pada Putri yang ada di depan gue. "Eh ada Putri, udah sehat, Put?" Putri hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Alano.
Kemudian mereka kompak duduk di samping gue, dalam artinya gue dihimpit oleh mereka. "Ih apaan sih, noh bangku masih banyak! Napa harus di gue sih?" Tanya gue risih.
"Gak mau ah, gak muhrim, cewek semua." Dahi gue mengernyit, jadi maksudnya?
"Lha? Gue kan cewek." Aland dan Alano serentak mengangguk.
"Tapi elu cewek setengah cowok jadi hukumnya makruh deket sama lu." Ucap Alano membuat gue menatapnya datar.
Sedangkan sedari tadi, Putri hanya memerhatikan gue dan si kembar sableng ini. Kebiasaan, kalau ada si kembar sableng, Putri pasti jadi anak paling alim diantara kita, jaim mungkin.
Bersambung...
******
Hayhay:) ini udah panjang belum? Kalau belum, insyaallah part selanjutnya panjang.
Makasih yang udah sempet-sempetin untuk vote dan comment cerita gaje ini, makasih banyak:)
Makasih juga buat kalian yang masih baca cerita ini, sungguh, aku terhura meskipun kerjaan kalian hanya sebagai siders setidaknya kalian menambah read cerita ini:)
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERHOOD : Aland & Alano
Юмор-Sequel from the story of BAD BOY- "Karena nakal harus tau aturan!" Ini kisah si kembar Aland dan Alano. Kembar yang unik dan terkesan seperti orang gila. Tingkah mereka bahkan apa yang melintas dari otak mereka pun tak mencerminkan sepasang sauda...