-Alano's Pov
Gue mendengus pelan sambil menatap ke arah Aland yang kini tengah terduduk manis dengan tatapan tak bersaudara.
Masa lagi dan lagi dia nyeret-nyeret gue, kemaren dia nyeret gue bolos dan sekarang dia nyeret gue untuk kumpul bareng papah dan mamah. Udah tau gue masih trauma.
"Kamu kenapa sih, No?" Tanya papah membuat gue menggeleng.
"Udah bilang aja, No." Bujuk Aland membuat gue tetap menggeleng.
"Kok diem aja? Uang kamu abis?" Lagi-lagi gue menggeleng.
"Terus kenapa dong?"
"Aku trauma, pah."
"Lha? Trauma kenapa kamu?"
"Trauma liat mamah sama papah," jawab gue sontak membuat papah mengernyit bingung.
Sedangkan Aland dan mamah terlihat sedang menahan tawa mereka. "Lha? Kamu trauma liat mamah sama papah? Kamu mau papah laknat, hah?"
Gue mengangguk cepat. "Itu lebih baik daripada nontonin kuda-kudaan tiap hari." Jawaban itu keluar begitu saja dari mulut gue membuat papah mengernyit bingung.
"Kuda-kudaan? Emang ada film kuda-kudaan?"
"Ada pah, kuda-kudaan menghasilkan anak." Timpal Aland sedangkan gue masih cemberut.
Seketika pula raut wajah papah berubah dan setelah itu ia tersenyum. "Eh anjir, papah kira apaan. Hahaha, papah kok ngakak yah? Kamu tuh aneh-aneh aja, papah dulu sering liat Oma sama Opa kalian kek gitu tapi biasa aja, malah dinikmatin." Mendengar ucapan papah gue terbelalak kaget.
Sedangkan papah terlihat tertawa terbahak-bahak setelah itu, ini yang sarap gue atau papah sih?
"Papah kamu tuh, dulu sering ngintipin Oma sama Opa kalian lagi ciuman." Ujar mamah membuat gue mendengus.
Pantes aja papah kek gini, orang opa juga dulu kek gini. Kenapa sih keluarga gue gak ada yang waras? Masa cuman gue doang yang waras?
"Lah, salah mereka lupa kunci pintu jadi tontonan deh, lumayan gak perlu ke bioskop." Jawab papah.
"Hahaha, iya bener pah, lagian si Ano itu sok suci banget, bilang aja lu suka tapi berdusta." Gue terbelalak.
"Enak aja, gu--gue ya emang suka sih, tapi lu tau gak sih, itu tuh adalah hal yang tidak baik ditonton untuk kita yang belum memiliki pasangan, ntar kalau tiba-tiba kita tegang nonton papah sama mamah gimana?"
Aland memukul bahu gue kencang membuat gue mengaduh kesakitan. "Sianjir! Jadi lu itu takut tegang liat mamah sama papah? Dasar dongo! Gue awalnya ngira elu gak normal lho gara-gara gak suka liat begituan, taunya takut tengang." Gue mendengus kesal.
Lalu pandangan gue beralih pada mamah dan papah gue yang tengah menatap gue dengan tatapan yang aneh. "Kamu kok mirip papah waktu dulu sih? Mesumnya kebangetan," gue terkekeh.
"Gak heran, dia kan anak kita pah." Timpal mamah membuat kita semua sama-sama terkekeh.
"Btw, Aland punya film baru lho."
"Apaan?"
"Alanderman : Homeschooling," jawabnya membuat gue menatapnya datar.
Geblek!
Kok punya kembaran gini-gini amat yah?
Sedangkan mamah dan papah justru terkekeh dibuatnya, garing gitu lawakannya malah pada ketawa.
***
Malam harinya, gue menatap malas ke arah perempuan yang tengah terduduk manis di sofa depan gue.
"Mau apa kesini?" Tanya gue membuat ia mendongak dengan senyuman yang merekah diwajahnya.
"Eh kak Ano, ini lho, aku mau ngasihin berkas yang kakak minta waktu rapat kemaren, ini data pengeluaran OSIS selama 3 bulan belakangan ini." Jawabnya membuat gue menaikan sebelah alis gue.
"Cuman ini? Gak bisa Senin apa?"
Ia terlihat menggaruk kepalanya lalu terkekeh. "Iya juga yah, habis aku takut kakak butuhnya sekarang jadi ya aku kasih aja sekarang."
"Btw, lu tau alamat gue darimana?"
"Hmm, kalau itu aku tau dari kak Aland. Kan aku punya line kak Aland, cuman line kak Ano aja yang gak aku punya, kak Ano punya line?" Gue mengangguk.
"Id line gue alanosiar, tapi inget, lu cuman boleh ngechat gue kalau ada urusan sama gue dan itu berhubungan sama OSIS." Tegas gue membuat ia mengangguk paham.
"Yaudah kalau gitu, Ajeng pulang dulu yah, Assalamu'alaikum." Gue hanya mengangguk.
"Wa'alaikumsalam,"
Yah, cewek tadi bernama Ajeng, dia adalah salah satu anggota OSIS. Dan menurut banyak orang, dia itu suka sama gue.
Masalahnya gue gak suka sama dia, gue akui dia emang cantik, putih dan pintar tapi ada dua hal yang bikin gue ilfeel sama dia, yaitu giginya yang tonggos dan betisnya yang besar kek talas Bogor.
Bersambung...
******
Maafin banget kalau next kali ini kurang menghibur, mungkin kalian akan lebih terhibur jika menonton film Alanderman : Homeschooling:)Segera hadir di bioskop-bioskop terjauh:)
Btw besok gue akan update spesial part untuk cerita BAD BOY yang akan menceritakan secara spesifik gimana sih kematian Claudya, dan itu akan nyambung dengan part di cerita ini yang berjudul 'Claudya' oke!
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERHOOD : Aland & Alano
Humor-Sequel from the story of BAD BOY- "Karena nakal harus tau aturan!" Ini kisah si kembar Aland dan Alano. Kembar yang unik dan terkesan seperti orang gila. Tingkah mereka bahkan apa yang melintas dari otak mereka pun tak mencerminkan sepasang sauda...