"Anyone can hurt someone they love."
Gareth Gates - Anyone Of Us (Stupid Mistake)
***
-Alano's Pov
Gue menatap gedung di depan gue dengan haru, beberapa bulan berlalu, akhirnya gue lulus. Seperti ucapan mamah saat itu, hari ini kelulusan gue dihadiri oleh Opa dan Oma.
Ya, benar. Hari ini adalah hari kelulusan gue dan itu berarti, gelar dokter sudah melekat di nama gue. Gue jelas bahagia.
Meskipun keluarga gue punya sebuah rumah sakit, itu bukan alasan gue untuk tidak capek-capek kuliah. Gue ingin berjuang untuk mendapatkan apa yang gue impikan tanpa latar belakang keluarga gue.
Karena gue tau, sebuah hasil yang didapatkan tanpa usaha akan terasa monoton dan tidak memuaskan.
Gue juga pasti akan bangga dengan apa yang gue dapetin sekarang, terutama kedua orang tua gue, mereka adalah alasan gue bisa sampi sekarang.
"Cucu oma ganteng banget." Gue tersenyum ketika melihat wanita paruh baya yang tak lain adalah Oma gue.
"Iyalah jelas ganteng, opa nya aja ganteng, iya gak No?" Sahut Opa yang kini berada di samping Oma, gue lagi-lagi hanya tersenyum.
"Ih dasar tua bangka kepedean, inget umur Juan, liat keriput di wajah kamu, ganteng darimananya."
"Eh jangan salah ya, aku tua bangka kayak gini aja masih ada yang mau. Coba kamu, kamu gak liat apa, udah keriputan, kurus, wajah kusam. Siapa coba yang mau sama kamu Siska, cuma aku, harusnya kamu bersyukur." Balas Opa, membuat gue menatap ngeri ke arah keduanya.
Oma terlihat menggertakkan giginya kesal, "eh sadar yah kamu Juan, aku dulu itu cantik, banyak yang suka sama aku. Sayangnya aku malah milih kamu, nyesel kan aku sekarang. Lagian nih ya, aku kayak sekarang juga gara-gara kamu, ngurusin kamu, lahirin anak-anak kamu, dibikin pusing sama anak-anak kamu, sadar dong!" Pekik Oma setengah berteriak.
Seketika pandangan gue beralih ke sekitar, tampak banyak teman-teman gue yang memperhatikan Oma dan Opa gue.
Gue pun hanya bisa tersenyum sambil mengucapkan kata maaf.
"Oma, Opa, udah dong, kok jadi berantem sih." Bujuk gue membuat Oma dan Opa seketika terdiam dan saling pandang.
"Oma kamu duluan!", "Opa kamu duluan!" Pekik mereka bersamaan.
Gue menghembuskan nafas kasar, "udah ah, Ano capek dengerin kalian berantem. Mending kalau ngehasilin duit." Ujar gue lalu berlalu meninggalkan mereka.
Oh iya, gue belum cerita kisah setelah gue dan Aura baikan 'kan? Oke gue cerita.
#Flashback On
Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit, akhirnya gue diperbolehkan pulang. Seketika gue dan yang lainnya pun merasa senang, terutama mamah.
"Papah udah sewa dua mobil, kamu sama Aura naik mobil yang kedua ya, biar mamah, papah dan Aland naik mobil yang pertama." Gue pun hanya mengangguk sambil memerhatikan papah yang tengah sibuk mengemasi barang-barang gue.
"Oh iya, lusa papah, mamah, Aland sama Aura harus pulang jadi kamu harus jaga diri baik-baik disini. Jangan sampai drop lagi." Lagi-lagi gue hanya mengangguk.
"Yaudah, papah keluar dulu mau urus administrasi kamu dulu." Setelah itu siluet tubuh papah perlahan menghilang.
Tiba-tiba saja gue rasakan usapan lembut di pucuk kepala gue yang membuat gue sontak mendongak. Dan seketika senyuman menghiasi wajah gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERHOOD : Aland & Alano
Humor-Sequel from the story of BAD BOY- "Karena nakal harus tau aturan!" Ini kisah si kembar Aland dan Alano. Kembar yang unik dan terkesan seperti orang gila. Tingkah mereka bahkan apa yang melintas dari otak mereka pun tak mencerminkan sepasang sauda...