Esok harinya, di meja makan untuk sarapan, Alano masih berkutat dengan wajah masamnya. Berbeda dengan Aland, dia justru tampak tengah tersenyum berbahagia.
Sepulang dari rumah Aura, Alano dimarahi habis-habisan. Hingga akhirnya Aland mengakui kalau semua yang di dengar oleh Jihan di telpon adalah bualan semata.
"Ano, kamu mau apa sayang?" Tanya Jihan pada Alano yang sedari tadi hanya diam.
Alano menggelengkan kepalanya, "gak laper, mah."
Jihan berhembus perlahan, "kamu masih marah sama mamah gara-gara semalem?"
Lagi-lagi Alano hanya menggeleng, "enggak, gak ada alasan Ano buat marah sama mamah."
"Ah mamah kayak gak tau si Ano aja, dia emang suka ngambek gak jelas." Timpal Aland sembari menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulutnya.
"Palingan juga ntar dia kayak biasa kok mah." Lanjutnya.
Jihan mengalihkan pandangannya dan menatap tajam ke arah Aland. "Diem kamu! Ini juga gara-gara kamu!" Gertak Jihan.
Aland berdecak sebal, "ih jahat, Aland dimarahin." Gumamnya.
"Udah dong, sayang. Maafin mamah udah marahin kamu semalem," bujuk Jihan.
"Maaf diterima."
"Nah, sekarang giliran Aland yang minta maaf sama Ano." Mendengar itu Aland membelakkan matanya.
"Dih? Kok Aland sih? Kan Aland gak salah, Aland cuman bercanda kemarin."
"Mamah gak mau tau! Kamu minta maaf!"
"Aland juga gak mau tau! Orang Aland juga gak salah kok, Aland cuman bercanda." Balas Aland.
"Bercanda lu keterlaluan tau gak, Land! Mana pas gue dimarahin lu diem aja lagi, giliran mamah udah selesai marahin aja lu baru ngejelasin." Cerca Alano menatap Aland tajam.
Aland menyengir seketika, "hehe, habis lucu, No. Kan sebagai manusia kita gak boleh menyia-nyiakan apa yang terjadi, nah liat lu dimarahin sama mamah itu semacam hal yang tidak boleh disia-siakan." Jelas Aland membuat Alano berdecak sebal.
Sedangkan Andra, sedari tadi ia hanya diam menikmati makanan yang sudah disediakan oleh Jihan. Sesekali ia terlihat menahan tawa melihat anaknya, Aland dimarahi.
"Ini juga papah, kok daritadi malah diem aja? Bukannya bantuin mamah bikin mereka baikan!" Andra memutar bola matanya malas.
"Lha? Kok jadi papah yang ikut dimarahin sih? Yaudah sih mah, biarin aja mereka, namanya juga adek kakak, ya pasti ada berantem kali." Jelas Andra sambil terus menyantap makanan di depannya.
Karena kesal melihat tingkah laku suaminya yang terkesan cuek melihat kedua anaknya bertengkar, Jihan menarik piring yang berisikan makanan yang sedang disantap oleh Andra.
Andra membelakkan matanya saat melihat Jihan mengambil alih makanan yang tengah ia santap, "ih, kok diambil?"
"Biarin aja, papah kan banyak duit, jadi bisa beli makanan diluar!" Pekik Jihan kesal.
Dan kini justru Aland dan Alano lah yang terlihat asik memerhatikan kedua orangtuanya yang tengah beradu mulut.
***
Sesampainya mereka di sekolah, Aland dan Alano tampak jalan beriringan melewati beberapa siswa dan siswi yang berada disekitar.
Aland yang fokus berkutik dengan handphone di tangannya dan Alano yang tengah berkutik dengan buku ditangannya. Mereka sama-sama tidak memerhatikan jalan.
Hingga dengan tak sengaja, bahu Aland menabrak seseorang hingga terdengar suara.
Brak...
Sontak suara itu membuat semua perhatian siswa dan siswi teralih pada Aland dan orang yang tak sengaja ia tabrak.
Aland meringis kesakitan sambil mengelus bahunya, sedangkan orang yang ditabraknya kini terduduk dilantai sambil terus memegangi kakinya yang terlihat memar karena terjatuh.
"Land, lu jalan yang bener dong." Omel Alano.
"Sorry, gue kan tadi lagi asik milih lagu buat di denger." Balas Aland.
Lalu pandangan Aland kembali teralih pada seseorang yang telah ia tabrak, orang itu terlihat terus menunduk.
Dengan tangan yang masih memegangi bahunya yang masih terasa sakit, ia menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan orang yang tak sengaja ia tabrak.
"Lu gapapa kan?" Tanya Aland membuat orang tersebut mendongak.
Seketika Aland mengernyit melihat orang tersebut, "lu Jasmine 'kan?" Orang tersebut hanya mengangguk.
Ya, yang tak sengaja ditabrak oleh Aland adalah Jasmine, anak X IPA 3, adik kelasnya. Ia terlihat meringis sambil memegangi kakinya.
Melihat itu membuat tangan Aland terulur ikut memegangi kaki Jasmine yang memar. "Lu yakin bisa jalan?"
"Yakin gak yakin sih, kak." Jawabnya ragu.
Kemudian Aland mendongak ke arah Alano, "lu duluan aja deh, No. Gue mau nganter Jasmine ke UKS, kasihan dia, ntar gue nyusul."
Alano mendelik tajam menatap Aland kemudian menatap Jasmine membuat Jasmine kembali menundukkan kepalanya. "E--eh gak usah kak Aland, aku bisa ke UKS sendiri kok."
Aland menoleh, "udah gapapa, lagian gue harus tanggung jawab kali, kan elu kayak gini juga gara-gara gue. Laki-laki itu harus sanggup bertanggung jawab, baik itu sengaja atau gak disengaja." Tutur Aland.
"Yaudah sana lu duluan, No." Dan akhirnya Alano mengangguk.
"Tapi lu harus masuk sebelum bel bunyi, yah!" Ingat Alano, Aland mengangguk.
"Iya iya, bawel dasar lu." Jawab Aland, namun Alano hanya terdiam.
Aland berdecak sebal, "lha malah diem, buruan ke kelas!"
"Iya," jawabnya dan setelah itu perlahan tubuhnya mulai menghilang dari pandangan Aland dan Jasmine.
Aland kembali menatap ke arah Jasmine, ia memasukkan handphonenya ke dalam saku celananya. "Oke, ayo kita ke UKS!" Lalu tanpa aba-aba Aland mengendong tubuh Jasmine.
"K--kak!" Pekik Jasmine terkejut akan apa yang di lakukan Aland.
Hal itu berhasil membuat Jasmine memekik kaget sementara para siswa bersorak iri.
Bersambung...
******
Jadi, ini tuh gimana sih?
Aland - Aura, Aland - Renatha, atau Aland - Jasmine sih? Ayo di pilih di pilih, wkwk.
Btw, kalian disini lebih suka sama siapa sih?
Aland? Apa Alano?
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERHOOD : Aland & Alano
Humor-Sequel from the story of BAD BOY- "Karena nakal harus tau aturan!" Ini kisah si kembar Aland dan Alano. Kembar yang unik dan terkesan seperti orang gila. Tingkah mereka bahkan apa yang melintas dari otak mereka pun tak mencerminkan sepasang sauda...