92 - Alano Gugup?

4.2K 314 26
                                    

Setelah selesai berdebat, akhirnya Andra dan Jihan memutuskan untuk segera pergi ke rumah Aura untuk melamar gadis itu untuk anaknya, Alano.

Karena keduanya sadar, jika tidak buru-buru pergi dari rumah Jojo. Bisa-bisa Aland dan Alano menghancurkan rumah sahabatnya itu. Dan yang terjadi adalah, Jojo membatalkan pertunangan Aland dan Jasmine, anaknya.

Kalau batal, bagaimana Andra mendapatkan cucu? Terlebih, ia tidak mau anaknya itu terus bermain-main dengan perempuan. Di umurnya yang sudah menginjak 23 tahun, seharusnya Aland sudah matang untuk menikah.

Terlebih jika Aland malah menjadi perjaka tua, 'malu-maluin, percuma punya tampang ganteng tapi cari cewek aja gak bisa. Nikmat dari Allah itu jangan di sia-sia kan.'

Itulah yang Andra ucapkan beberapa bulan yang lalu.

Dan sekarang mereka berempat tengah berada di perjalanan menuju rumah Aura. Andra tengah asik mengendarai mobil miliknya dengan Jihan di sampingnya.

Sedangkan kedua anaknya, Aland dan Alano, mereka berada di bangku penumpang dengan saling bersebelahan. Tetapi sedari tadi keduanya hanya diam.

Andra melirik keduanya melalui kaca mobilnya, kemudian ia tersenyum. "Kalian berdua gak ada niatan buat maafan gitu?" Baru saja hendak melontarkan pertanyaan, Jihan sudah terlebih dahulu bertanya.

Aland menoleh ke arah Alano, begitu juga dengan Alano. "Gak!" Tegas keduanya sambil menggelengkan kepala.

Andra terkekeh melihatnya, "minta maaf itu hanya untuk orang-orang yang bersalah." Mendengar ucapan suaminya, Jihan segera memukul bahu Andra yang membuat sang empu meringis kesakitan.

"Aw, apaan sih mah. Aku lagi nyetir ini, jangan pukul-pukul ah, mending uh ah uh ah." Tutur Andra sontak membuat Jihan mendengus kesal.

Suaminya ini selalu bercanda, untung sayang. Ucap Jihan dalam hati.

"Papah uh ah uh ah mulu dah, sekarang udah gak pantes lagi uh ah uh ah, udah tua. Giliran aku sama Ano." Sahut Aland bercanda.

Andra terkekeh kemudian mengacungkan jempolnya. "Mantul!"

"Eh apa? Gua uh ah uh ah sama lu? Sorry ya gua masih normal!" Pekik Alano tak terima. Jihan yang mendengarnya pun tertawa.

"Elah, maksudnya kita uh ah uh ah sama calon masing-masing."

"Eh eh, gak boleh, belum sah. Tunggu sah dulu baru uh ah uh ah." Kata Alano. Dan karena kesal akhirnya Aland memilih diam, hal itu membuat Jihan dan Andra tertawa.

Kedua anak mereka sudah dewasa.

Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit, akhirnya mobil Andra sampai di depan pekarangan rumah Aura. Dengan antusias pun, Alano segera membuka pintu mobil dan keluar dari dalam sana.

Tanpa menunggu kedua orangtuanya dan juga kembarannya, Alano sudah terlebih dahulu mengetuk pintu.

Tok... Tok... Tok...

"Assalamu'alaikum," ucapnya. Namun belum terlihat tanda-tanda pintu akan terbuka. Sekali lagi ia mengetuknya.

Tok... Tok... Tok...

"Assalamu'alaikum, Om Bagir, Tante Nadya, main yuk!" Pekik Alano seperti mengajak temannya main.

Tak disangka, sahutan terdengar dari dalam. "Ayuk!" Sahutan itu terdengar bersamaan dengan pintu yang terbuka menampilkan seorang pria paruh baya, Bagir.

Bagir yang melihat kedatangan Alano pun mengernyit bingung, "wah ada calon mantu, tumben gila?" Alano terkekeh.

"Iya nih ketularan Aland."

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang