45 - Aura Sakit (2)

5.6K 441 86
                                    

-Alano's Pov

Gue menatap bangunan minimalis di depan gue lalu menghembuskan nafas kasar. Kemudian tanpa basa-basi gue ulurkan tangan gue mengetuk pintu bangunan tersebut yang tak lain adalah rumah Aura.

Tok... Tok... Tok...

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," terdengar jawaban dari dalam rumah dan tak lama dari itu pintu pun terbuka.

Clek...

Gue tersenyum ketika melihat seorang pria setengah baya dari dalam rumah. "Apa kabar om Bagir?" Tanya gue sambil menyalami pria setengah baya tersebut.

Om Bagir tersenyum, "eh ada Alano, mau jenguk Aura yah?" Gue mengangguk.

"Aland mana?" Tanya om Bagir, "oh itu, Aland lagi ada urusan makanya dia gak bisa jenguk."

"Yaudah ayo masuk, No." Seru Om Bagir.

Lagi-lagi gue hanya mengangguk dan mengikuti Om Bagir yang berjalan masuk ke dalam rumahnya.

"Tante Nadya mana, Om?"

"Ah si Tante, tidur, kecapekan juga gara-gara Aura sakit. Soalnya kan tau sendiri, kalau Aura sakit, dia bawaannya pengen ini itu tapi nyatanya gak dimakan." Gue pun hanya bisa terkekeh.

"Kalau om, gak ngantor?"

Om Bagir tertawa, "ngapain ngantor? Ngantor-ngantor amatlah, om gak ngantor sehari gak bikin keluarga om melarat kok." Mendengar penuturan om Bagir, gue pun tertawa, ada-ada aja.

"Andaikan papah sama kayak om Bagir pemikirannya." Ujar gue.

"Ah, papah kamu yah, dia mah gila kerja." Gue mengangguk setuju.

"Banget, Om. Malah aku sama Aland pikir kalau papah itu sibuknya melebihi presiden." Jawab gue kesal sedangkan om Bagir justru terkekeh.

"Papah kamu tuh emang kayak gitu dari dulu."

"Btw maafin Aura yah, tuh anak emang suka nyusahin. Badan aja jago beladiri, lha kecapekan malah kena typus."

"Ah, gapapa kok, Om. Gak nyusahin juga, justru Ano yang harus minta maaf soalnya gak bawa apa-apa kesini."

"Gapapa kali, No, santai aja sama Om mah. Btw, makasih juga yah, kemarin kamu kan yang ngasih cheese cake kesini?" Gue hanya mengangguk.

"Iya sama-sama, Om."

"Nah kebetulan, bagian Aura belum dimakan, gimana kalau kamu yang ngasihin siapa tau dia mau makan." Gue seketika mendongak menatap om Bagir.

"Aura belum makan, Om?"

Om Bagir mengangguk, "iya, tadi pagi udah sih, itu pun cuman lima sendok. Tolong yah, No." Ujar om Bagir.

Gue pun akhirnya mengangguk dan menerima sebuah piring yang berisikan cheese cake dari om Bagir. "Yaudah, sana kamu ke kamar Aura."

"Yaudah, Ano ke kamar Aura yah, Om."

***

Gue berdiri di depan pintu bertuliskan 'Aura Zone' dalam hati gue tertawa, gue inget tulisan ini, tulisan yang gue bikin sebagai hadiah waktu Aura ulang tahun yang ke 12.

Tok... Tok... Tok...

"Aura, ini gue Alano. Gue masuk yah?" Tak ada jawaban dari dalam kamar.

"Aura?" Lagi-lagi tak ada jawaban dari dalam kamar membuat gue memutuskan untuk masuk.

Clek...

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang