61 - Aland Bete

4.5K 360 18
                                    

-Aura's Pov

Gue masih sibuk menutupi muka gue dari orang-orang, sumpah! Tadi itu bener-bener hal memalukan.

Gimana enggak coba, bunda gue teriak kenceng banget, mana neriakin nama bokap nya Aland Alano lagi.

Ya otomatis semua pada nengok lah, aduh bunda ada-ada aja.

"Ra, tadi itu bunda kamu 'kan?" Gue hanya bisa mengangguk.

Saat ini gue sedang berada bersama Putri, ya emang gue dekat sama dia doang sih, whehe.

"Bunda kamu kenapa teriak-teriak gitu, Ra?" Gue mengedikkan bahu acuh, "gak tau, malu banget anjir! Mana semua orang tau yang tadi itu emak gue!"

Putri terkekeh, sontak gue menatapnya tajam. "Malah ketawa lu!"

"Hehe, peace, Ra." Ujarnya membuat gue memutar bola mata gue malas.

Pandangan gue terhenti ketika menatap sosok pria tak asing yang kini tengah bercengkrama dengan Ajeng.

Gue mengertakkan gigi gue kesal, dasar buaya! Gue pun melangkahkan kaki mendekati mereka.

"Eh, Ra!"

"Mau kemana?" Gue tak mengindahkan pertanyaan dari Putri.

Saat sudah sampai di depan mereka, Ajeng tampak terkejut melihat keberadaan gue sedangkan pria di depannya malah tersenyum menatap gue.

"Eh, hai kak." Sapa Ajeng ramah. Pandangan gue beralih pada pria di depannya, yang tak lain adalah Alano.

Tangan gue terulur memutar daun telinganya membuat sang empu memekik kesakitan, "Ra! Ra! Sakit, Ra! Sakit!" Gue tak mengindahkan ucapannya.

Gue terus menarik telinganya, "em, kak, itu kak Ano nya kasihan, kesakitan." Gue berdecak sebal.

"Diem, lu! Kali-kali nih buaya harus di kasih pelajaran!" Ajeng seketika diam.

"Tadi dia ngapain lu? Gak modusin elu 'kan?" Ajeng menggeleng. "Kak Ano cuman mau ngembaliin gelang aku yang gak sengaja jatoh, kak." Gue menatapnya tajam, lalu menghela nafas lega.

"Oke, sip. Lain kali kalau dia modusin elu, bilang sama gue yah!" Ajeng hanya mengangguk.

Ia menatap Alano yang masih meringis kesakitan, "sekali lagi makasih yah kak, udah ngembaliin gelang aku." Dapat gue lihat Alano hanya mengangguk.

Dan setelah Ajeng berlalu pergi, gue segera melepaskan tangan gue dari telinganya. "Lu apa-apaan sih! Sakit tau!"

"Bodo!"

"Kenapa sih?"

"Gapapa!"

"Gak usah nyolot dong!" Gue mendengus kesal. "Lu sendiri nya juga nyolot!" Balas gue tak mau kalah.

"Ya itu karena elu nyolot duluan!"

"Alesan! Bilang aja ka--"

CUP!

Gue membelakkan mata ketika merasakan sesuatu yang hangat menempel tepat di bibir gue. Hanya sesaat karena selanjutnya ia justru menatap gue dalam. Gue terbelalak.

Alano nyium gue! Woi! Gila, dia ngambil first kiss gue!

Sontak gue memukul bahunya kencang, yang membuatnya kembali meringis. "ADUH! SAKIT, RA!" Pekiknya.

"Brengsek yah lu! Lu tau, lu udah ngambil first kiss gue!" Omel gue namun reaksi Alano malah tertawa.

"Bagus dong, berarti gue hebat yah." Gue berdecak sebal, dia pikir lucu apa?

"Yaelah, Ra. Santai aja kali, gue itu cuman nyium elu, lagian gapapa kali. Kan entar gue juga jadi suami elu, jadi apa salahnya nyolong duluan?" Blush!

Gue merasakan hangat di kedua pipi gue, gila! Lagi-lagi Ano malah bikin gue blushing.

***

Dilain sisi, terlihat Aland yang tengah menatap gadis di depannya dengan kesal. Sesekali ia mencebikkan bibirnya.

"Kak Aland gak gabung?" Aland hanya menggeleng. Gadis itu mendekat, meneliti wajah Aland. "Kakak bete yah?"

"Iya bete, dari tadi kerjaan kamu itu nyuekin aku! Kamu pikir aku patung apa disini." Gadis itu terkekeh.

"Kakak kan bisa gabung sama kak Ano." Saran gadis itu. "Haduh, yang ada aku jadi kambing conge, gak mau ah!" Lagi-lagi gadis itu terkekeh.

Aland tersenyum, ia bahagia melihat senyum dari gadis di depannya ini. Perempuan yang sudah lebih dari setahun menemani hari-harinya, kekasihnya, Jasmine.

Tak dapat dipungkiri, ia bahagia mendapatkan Jasmine. Tapi satu sisi juga ia sedih karena tak bisa berada dekat dengan kekasihnya itu.

Ia harus kuliah, meskipun ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia atau yang sering dikenal dengan sebutan UI.

Tak menutup kemungkinan ia akan jarang bertemu dengan Jasmine, keduanya pasti memiliki kesibukan masing-masing dan kecil kemungkinannya untuk menghabiskan waktu bersama.

"Kenapa sih? Masih kepikiran gimana cara ngabisin waktu bareng-bareng, hmm?" Aland hanya mengangguk.

Ia meraih tangan Jasmine, dikecupnya pelan tangan tersebut. "Bukan cuman itu, aku juga kepikiran Ano." Jasmine mengernyit bingung.

"Emangnya ada apa sama kak Ano?"

Aland menggeleng, "aku belom bisa cerita, tapi semoga aja, Ano gak terima tawaran itu."

"Yaudah deh, kalau gitu aku izin bentar yah, masih ada kerjaan." Baru saja Aland hendak mengajaknya mencari makan, perempuan itu sudah terlebih dahulu berlalu.

"Nasib-nasib, gini yah rasanya pacaran sama anak OSIS. Pantesan waktu awal-awal pacaran, si Aura suka banget marah-marah sama Ano kalau sibuk." Ucapnya pada diri sendiri.

Huft, mau bagaimana lagi, sudah takdirnya begini.

Bersambung...

******

Sejak negara api menyerang, diriku kehabisan kata-kata untuk next. Apaan sih ki apa!

Tau ah, baca aja udah.

Baca juga QUOTES by @xkystoriesx ya! Gue lupa kalau gue mau promosiin tuh short story, yang mau masukin quotesnya disana juga bisa langsung chat gua oke!

Bay bay!

Si yu neks part:)

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang