72 - Baikan

4.1K 345 47
                                    

"Kita bukan hanya sering bertengkar dan menyakiti satu sama lain. Tapi juga sama-sama tak rela di tinggalkan."

***

-Aura's Pov

Gue menatap lurus ke arah laptop, terlihat jelas ada panggilan video Skype dari Ano.

Tangan gue terulur untuk menerima panggilan tersebut setelah mengingat ucapan Aland kemarin lusa.

'Lu boleh marah sama Ano, Ra. Tapi setidaknya dengerin dulu penjelasan dia, siapa tau cewek yang lu liat waktu itu temen nya Ano, mungkin lu salah paham, kan?' Aland bener, mungkin aja gue salah paham.

Gue gak boleh egois, Ano disana untuk menggapai cita-citanya. Lagian dia janji untuk kembali, jadi gak mungkin dia khianatin gue begitu aja.

Setelah menerima panggilan video Skype dari Ano, terlihat jelas di layar laptop gue wajah seorang pria yang sangat gue rindukan, Alano.

Gue tersenyum kecil ketika ia melambaikan tangannya ke arah gue, rambutnya tampak berantakan, wajahnya juga tampak kusam tak terurus.

Apa ini semua karena gue?

"Kangen." Rengeknya sambil memanyunkan bibirnya.

Gue terkekeh, "sama."

Alano berdecak sebal. "Gitu doang?" Gue mengernyit bingung.

"Terus harus gimana?"

Ia mengedikkan bahunya acuh, "ya gimana gitu. Gak banget, setelah nolak telpon dari gue selama lebih dari sebulan, gue ngomong kangen dan elo cuman jawab 'sama?" Lagi-lagi gue terkekeh.

Wajah Ano tampak lucu, ia marah dengan ekspresi yang menggemaskan. "Maaf ya." Gumam gue pelan berharap Ano tak mendengarnya.

"Maaf buat apa? Lo gak salah kok." Jawabnya membuat gue menghela nafas kasar, nyatanya Ano mendengar apa yang gue ucapkan tadi.

"Sekarang coba jelasin ke gue, kenapa elo menjauh dari gue sebulan ini?" Gue terdiam.

"Jelasin, Ra." Bujuknya.

Gue membuang nafas kasar. "Siapa cewek itu, No?" Dahi Ano terlihat mengernyit.

"Cewek? Cewek yang mana?"

"Yang elo peluk waktu kita vidcall sebulan yang lalu." Jawab gue, Ano tampak masih berpikir namun setelahnya ia tersenyum.

"Maksud kamu 'Dhe?" Gue mengedikkan bahu tanda tak tahu.

"Mana gue tau, emang gue cenayang apa."

"Jadi cemburu nih?" Tanyanya jahil,

"Cemburu? Hih, sorry gak ya!"

Ano terkekeh, "yaudah-yaudah bentar yah, aku panggilin dia dulu." Ucapnya membuat mata gue sukses terbelalak.

Alano tampak berdiri dari duduknya dan berjalan membuka pintu kamarnya. "Dhe! Dhe! Where are you? Come here!"

Ia terlihat sedang memanggil seseorang, dan tak lama dari itu, terlihat seorang gadis yang persis seperti yang gue lihat satu bulan yang lalu.

Jadi dia namanya Dhe? Tapi sebenernya dia siapa?

Gadis itu tampak menoleh pada laptop Ano, lebih tepatnya menatap ke arah gue. Ia menyungingkan senyumnya sembari melambaikan tangan ke arah gue.

"Hai, kamu pasti Aura ya?" Gue hanya mengangguk saat gadis itu kini sudah berada tepat di depan gue.

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang