39 - Alano & Ajeng

6.3K 458 54
                                    

Hai-hai:)

Udah liat mulmed di atas belom?

Ya, gue buka group WhatsApp, wkwk.

Sebenernya nih group unfaedah sih, cuman iseng-iseng aja, bisa curhat juga, wkwk.

Bagi yang berminat bisa chat pm gue atau dm ke Instagram gue (rizkytajulia) whehe, siapa tau bernimat follow juga.

Gak maksa buat yang gak mau ikut gabung juga.

Dan kenapa nama group nya xkystoriesx family, karena di group itu semua pecinta karya gue berkumpul.

Dari pecinta BAD BOY, BROTHERHOOD sampe BBM. Wkwk.

Yang tertarik langsung aja yah pm gue atau dm gue, opmem ini tanpa syarat lho.

Belum tentu ntar opmem lagi, whehe.

******

-Alano's Pov

Saat ini gue tengah berada di ruang OSIS dengan anggota OSIS lainnya. Sesuai rencana, hari ini kita akan mengadakan rapat mengenai pensi yang akan diadakan Minggu depan.

Terlihat Adnan, selaku wakil ketua OSIS yang berada di samping gue. Dan yang membuat gue cukup terkejut adalah, keberadaan Ajeng hari ini.

Bener kata Aland, dia udah berubah.

"Jadi gimana, rapat udah bisa di mulai _kan?" Mereka semua mengangguk.

"Ajeng," panggil gue.

Sontak hal itu membuat Ajeng menoleh, "a--ada apa, kak?" Ya ampun, dia masih aja gugup kalau gue panggil.

Dan gue suka. Jujur, sebenernya gue sama sekali gak benci ataupun jijik sama dia, gue cuman gak mau aja dia berharap lebih sama gue.

Seperti sebelumnya, gue udah pernah bilang kan kalau sebenernya dia tuh cantik cuman fisik dia aja kurang memadai.

Apalagi dia itu baik, polos, ya meskipun keliatan banget sih ngejar-ngejar gue nya. Tapi wajar sih, gue kan ganteng. Iya gak?

"Lu bawa data-data pengeluaran bulan lalu kan?" Ajeng mengangguk.

Ia terlihat mengeluarkan sesuatu dari tasnya yang gue yakini itu adalah hal yang gue butuhkan saat ini. Kemudian ia mengulurkan nya ke arah gue. "Nih, kak."

Gue mengambil beberapa kertas yang diberinya dan mulai membacanya. "Hmm, di bulan kemarin kita gak banyak pengeluaran. Jadi sekarang, yang kita perlu rundingin adalah berapa dana yang akan kita tarik dari para siswa?"

Adnan menaikan tangan kanannya, "oke, ada apa, Nan?"

"Gimana kalau tahun ini, kita bukan narikin uang dari setiap siswa tapi setiap kelas."

"Maksudnya gimana?"

"Em, kan tahun kemarin pensi kan uang ditarik dari masing-masing siswa. Nah, gimana kalau tahun ini penarikan dilakukan dari masing-masing kelas aja, ya biar gak terlalu membebankan para siswa juga, No." Jelas Adnan membuat gue tersenyum.

Adnan selalu punya ide-ide brilliant. Itu sebabnya gue tertarik untuk menjadikan Adnan rekan gue pada saat pemilihan OSIS yang dilakukan tahun kemarin.

"Gue suka ide, Adnan."

"Iya, ide Adnan bagus!" Timpal Amar.

"Oke, jadi siapa aja yang setuju sama ide, Adnan?" Dan tanpa di duga-duga semua anggota OSIS lainnya mengacungkan tangan mereka pertanda setuju.

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang