27 - Aland Ngambek

7.8K 600 30
                                    

Setelah acara tadi malam, Aland masih melanjutkan aksi ngambeknya, terutama pada Alano.

Mengetahui Aland yang masih marah padanya, justru Alano semakin gencar menggoda Aland untuk tertawa.

"Land! Land! Ayo dong jangan ngambek lagi, ayam pak RT mati lho karena ngambek sama sepupunya."

Aland menoleh, "Apaan? Pak RT gak melihara ayam, pak RT melihara sapi!" Alano terkekeh.

Iya juga yah, pak RT kan melihara sapi bukan ayam. Ucapnya dalam hati.

"Ah bodo amat, pokoknya lu jangan ngambek lagi dong." Bukannya menjawab, Aland malah mempercepat jalannya membuat Alano mendengus kesal.

Ya, saat ini memang mereka telah berada di sekolah.

"Aland! Ih, Aland! Jangan cepet-cepet jalannya! Lu mah ngambekan deh, kek cewek ih!" Pekik Alano membuat Aland tiba-tiba saja memberhentikan langkahnya.

Sontak hal itu membuat Alano mengigit bibir bawahnya was-was, ia tau, sangat tau, sebentar lagi Aland pasti akan berteriak marah kepadanya.

"Lan--" baru saja Alano hendak bersuara, tetapi Aland sudah terlebih dahulu menyela.

"ALANO GANASIAR! ELU BENER-BENER BIADAB YAH! DARITADI KERJAANNYA NYEROCOS MULU DAH KAYAK BEBEK! ELU TUH YANG KEK CEWEK!" Setelah mengatakan semua itu, tiba-tiba saja Aland berlalu pergi dari hadapan Alano.

Meninggalkan Alano dengan dahi yang mengernyit, "si Aland kek nya lagi pms deh." Setelah itu dengan santainya melanjutkan langkah menuju kelas.

Tak perduli dengan Aland yang menghilang, toh anak itu pasti akan masuk ke kelas jika bel berbunyi, kalau tidak ia harus bersiap mendapatkan hukuman, karena jujur, sudah lama Alano tidak menghukum kakak tersayangnya itu.

***

Sedangkan disisi lain, Aland justru kini berada di tengah lapangan. Menendang bola beberapa kali memasuki gawang, ia begitu handal melakukannya.

Tentu, itu juga yang menjadikannya alasan ia bisa menjadi kapten futsal di SMA Garuda. Dulu, papahnya Andra menjadi kapten Basket, sekarang ia juga menekuni hal yang sama namun dengan bidang olahraga yang lain, yaitu futsal.

Namun saat ia hendak menendang kembali bolanya, seseorang mengalihkan perhatian nya. Seorang gadis yang berjalan menuju tempatnya dengan pandangan yang terus menunduk ke bawah dan sebotol minuman ditangannya.

Dahi Aland mengernyit, ia seperti tak asing dengan gadis itu, meskipun gadis itu tengah menunduk, Aland seperti pernah melihatnya.

"I--ini kak." Gadis itu menyodorkan sebotol minuman pada Aland.

Aland yang melihatnya pun bertanya, 'gadis ini salah satu fans nya?

"Gue kayak pernah liat lu, tapi dimana yah?" Tanyanya sambil mengambil minuman yang disodorkan oleh gadis itu.

Namun saat gadis itu hendak berbalik, Aland dengan segera mencekal pergelangan tangannya membuatnya terdiam. "Lu yang waktu itu merhatiin gue di lapang juga kan? Diwaktu gue di hukum lari di lapang?" Bukannya menjawab, gadis itu hanya mengangguk.

Aland terkekeh, "muka gue sebegitu menyeramkan nya yah? Sampe lu nunduk terus, sayang dong mata indah lu, dipakek cuman buat liatin lantai mulu." Seketika pula gadis itu mendongak, terlihat jelas ada semburat merah yang menghiasi kedua pipinya.

"Lu blushing?" Mendengar itu gadis tersebut kembali menundukkan kepalanya.

Aland terkekeh, "yaudah thanks yah air nya!" Gadis itu mengangguk.

"Yaudah, sekali lagi makasih, lu boleh pergi, hati-hati." Aland melepaskan cengkraman tangannya pada gadis itu membuat gadis itu seketika langsung berjalan cepat menjauh dari Aland.

Aland yang melihat itu pun terkekeh, gadis lugu, dan pemalu, ada-ada saja.

Tring... Tring... Tring...

Dan seketika Aland ingin mengeluarkan kata kasar, baru saja ia hendak menjajakan kakinya ke kantin, bel sekolah sudah berbunyi menandakan bahwa pelajaran akan dimulai.

Lalu dengan langkah gontai dia berjalan menuju kelasnya, setelah sampai di depan kelas ia melihat Bu Reska yang sudah berada di dalam kelas.

Dalam hati ia mengumpat, dan dengan polosnya ia pun mengetuk pintu. "Assalamu'alaikum!" Pekiknya membuat semua yang berada di kelas menoleh padanya, termasuk Bu Reska.

"Wa'alaikumsalam," jawab mereka serempak.

Kemudian dengan santainya ia berjalan memasuki kelas, berjalan menghampiri Bu Reska dan menyalaminya. "Hallo ibu, gimana kabar ibu hari ini?"

Bu Reska mencebikkan bibirnya kesal. "Aland Ganasiar, kamu tuh kenapa sih, setiap pelajaran ibu kerjaan nya terlambat terus."

"Ya mau gimana lagi, Bu. Emang udah takdirnya kali, Bu. Saya cuman bisa pasrah menerima takdir ini, iya kan teman-teman?" Sontak semua murid dikelas pun mengangguk.

Karena sudah kesal dan bosan menanggapi ucapan Aland, akhirnya Bu Reska mempersilahkan Aland untuk duduk. "Yasudah, kamu duduk sana." Aland pun hanya mengangguk lalu berjalan menuju tempat duduknya.

Disana, terdapat Alano yang tengah bertumpu pada meja dengan sebelah tangannya memerhatikan Aland dengan alis yang bertautan.

"Kemana aja lu?" Tanyanya ketika Aland berada di hadapannya.

Bukannya menjawab, Aland justru memilih mengacuhkan pertanyaan Alano dan duduk dengan santainya.

Bersambung...

******

Alkisah, aku itu sebenernya udah mau up dari kemaren-kemaren tapi dikarenakan lupa jadinya sekarang deh up nya.

Gimana part kali ini?

Btw, aku pengen ngadain QnA ada yang tertarik gak buat ikutan QnA?

Oh iya, yang mau double up comment disini! Kalau sampe 25+ aku bakalan turutin kemauan kalian, wkwk.

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang