Saat diperjalanan, Jasmine terlihat masih mencebikkan bibirnya kesal. Sedangkan Aland justru tersenyum ketika melihat ekspresi kekasihnya dari kaca spion.
"Kita mau kemana sih?" Tanya Jasmine sedikit berteriak. Aland terkekeh, "udah kamu diem aja, yang penting sampe."
"Jangan ngebut-ngebut!" Protes Jasmine ketika Aland menambah kecepatan motornya. "Makanya pegangan, nanti kamu jatuh." Balas Aland sambil terkekeh.
Mau tak mau, akhirnya Jasmine mengulurkan kedua tangannya memeluk perut Aland membuat sang empu tersenyum. "Gitu dong."
"Aku sayang kamu, Jas." Ucap Aland pelan membuat Jasmine mengernyit bingung. "Hah? Kakak ngomong apa?"
Aland menggeleng, "enggak, gak ngomong apa-apa." Balasnya.
Tak butuh waktu lama akhirnya mereka berdua sampai di tempat yang dituju. Jasmine sempat mengernyit bingung ketika sampai.
Rumah pohon?
Alan tersenyum kecil melihat reaksi Jasmine, "turun." Ucapnya. Jasmine mengangguk.
"Ini dimana kak? Kok kayaknya aku belum pernah kesini." Tanya Jasmine kebingungan.
"Emang belum, ini pertama kalinya aku ajak kamu kesini." Jawab Aland.
Setelah memarkirkan motornya dengan benar, akhirnya Aland beralih menggenggam tangan Jasmine, "Ayo!"
Yang dilakukan Jasmine adalah mengikuti langkah Aland yang menariknya. "Rumah pohon ini udah ada sekitar lima belas tahun yang lalu, ini hadiah ulangtahun aku sama Ano yang ke-7 dari papah sama mamah."
"Bagus 'kan?" Jasmine hanya mengangguk. Rumah pohon itu sama sekali tidak terlihat tua, bahkan terlihat masih kokoh, indah dan unik.
"Mau naik?" Jasmine mendongak menatap rumah pohon itu dengan sedikit takut. "Kakak yakin?" Aland mengangguk.
"Tenang, rumah pohon ini tuh gak akan runtuh atau apa kok." Seru Aland.
Aland menjulurkan tangannya agar Jasmine mengikutinya. "Aku duluan yang naik, nanti kamu ikutin aku ya, tapi hati-hati naiknya." Jasmine akhirnya mengangguk.
Aland lebih dulu menaiki rumah pohon itu melalui batang-batang yang disusun seperti tangga. "Ayo, kamu pasti bisa!" Pekik Aland dari atas sana.
Sedangkan di bawah, Jasmine terlihat ragu-ragu untuk melangkah naik ke rumah pohon itu. "Aku takut, kak." Gumamnya.
"Ayo, kamu pasti bisa, jangan takut." Ucap Aland menyemangati. Akhirnya Jasmine pun memutuskan untuk ikut menaiki rumah pohon tersebut.
Saat telah berada di puncaknya, Jasmine semakin di buat bingung ketika mendapati banyak dekorasi yang terpasang di sekeliling rumah pohon itu.
Kemudian seulas senyuman menghiasi wajahnya ketika mendapati Aland yang tengah berdiri sambil memegang cake kesukaannya, red velvet cake.
"Happy Anniversary yang ke-4, dear." Pekik Aland sambil menjulurkan cake tersebut pada Jasmine.
Jasmine tak berkata apa-apa, ia terlihat membekap mulutnya tak percaya. "Buat dulu harapan untuk kita yang ke-4 tahun ini."
Kemudian keduanya disibukkan dengan harapan masing-masing.
"Semoga hubungan aku sama kak Aland semakin baik, dia gak nyebelin lagi, bisa-bisanya dia pura-pura gak inget anniversary kami ini, nyebelin!" Ucap Jasmine dalam hati.
"Gue pengen, kedepannya hubungan gue sama Jasmine semakin baik, makin dewasa lah pokoknya. Dan yang paling penting gue pengen cepet-cepet nikahin dia, haha, kalau gue udah lulus pastinya dan kalau Ano udah baik dari Oxford." Ucap Aland dalam hati.
"Ayo tiup lilinnya." Jasmine hanya mengangguk lalu bersama-sama mereka meniup lilin yang menyala ditengah-tengah cake tersebut.
Setelah itu, Jasmine mendongakkan kepalanya menatap Aland. "Ih nyebelin! Tadi aku tanya katanya lupa! Taunya diem-diem nyiapin kayak gini!" Pekik Jasmine kesal.
Sedangkan Aland hanya terkekeh, ia meletakkan cake nya di bawah dengan hati-hati lalu beralih merengkuh tubuh kekasihnya itu.
"Kan surprise, kalau dikasih tau gak seru dong." Jawabnya.
"Terus kenapa pura-pura gak inget sekarang hari apa?"
Aland melepaskan pelukannya, "lho? Aku inget lho, sekarang kan hari Kamis." Jawabnya membuat Jasmine berdecak sebal.
"Ih maksudnya tuh ada apa sama hari ini, kakak tuh bener-bener gak peka ya, udah di kode juga berulang kali." Aland terkekeh.
Ia menangkup kedua pipi Jasmine lalu menatapnya lembut. "Aku kan emang gak peka, udah tau gak peka malah kamu kodein terus, gimana sih?"
"Lagian, mana mungkin aku lupa coba sama hari spesial kita. Apalagi sama gadis polos yang selalu merhatiin aku diem-diem, sampe pernah kepergok di depan kamar mandi, haha." Goda Aland berhasil menimbulkan semburat merah di kedua pipi Jasmine.
"Ih tuh kan! Dibahas lagi! Au ah kesel!" Pekik Jasmine kesal justru membuat Aland terkekeh.
Karena gemas, ia mencubit kedua pipi kekasihnya itu membuat Jasmine meringis kesakitan. "Sakit!" Pekiknya berusaha melepaskan kedua tangan Aland dari pipinya.
Aland terkekeh, "gak mau, wle!"
"Lepasin ih, kak! Sakit, ih!" Pekik Jasmine putus asa, namun setelah itu ia menyungingkan senyumnya, menatap sinis ke arah Aland.
Kemudian tanpa Aland duga, Jasmine beralih menggelitiki perutnya. Sontak hal itu membuat Aland tertawa dan spontan melepaskan tangannya yang mencubit kedua pipi Jasmine.
"Aduh! Aduh, hahaha! Geli, Jas. Aduh geli sayang geli, hahaha!" Jasmine tak menghiraukan ucapan yang keluar dari bibir Aland, ia terus saja menggelitiki perut Aland.
Bahkan mereka sampai melupakan cake yang sudah di siapkan karena terlalu asik bercanda.
Bersambung...
******
Yuhuuuuuuu...
Update lagi nih, gimana? Biarin lah part Aland-Jasmine kali-kali lagi, yang penting nanti akhirnya banyak part Alano-Aura:v whehehe.Btw, yang kangen Alano angkat kaki!!!
Bye bye see you next part:)
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERHOOD : Aland & Alano
Humor-Sequel from the story of BAD BOY- "Karena nakal harus tau aturan!" Ini kisah si kembar Aland dan Alano. Kembar yang unik dan terkesan seperti orang gila. Tingkah mereka bahkan apa yang melintas dari otak mereka pun tak mencerminkan sepasang sauda...