-Alano's Pov
Gue hempaskan tubuh gue pada ranjang, menatap dinding-dinding kamar. Menghembuskan nafas, rasanya lelah seharian mengadakan acara pensi.
Pandangan gue teralih pada sebuah buku berwarna abu-abu, tanpa basa-basi gue pun segera meraihnya.
Tangan gue terulur membuka lembaran buku itu, nampak sebuah coretan-coretan yang membuat gue hanyut dalam kata-katanya.
Aku hanya bisa tersenyum kecut.
Ketika kamu terang-terangan memperlihatkan rasa sukamu padanya.Aku hanya bisa mendengus kesal.
Ketika kamu terang-terangan lebih menyukainya daripada aku.Bahkan, aku hanya bisa tersenyum.
Ketika kamu terang-terangan mengaguminya.-Ano
Gue terkekeh ketika membaca kata-kata yang gue tulis sendiri di buku itu. Persis seperti anak zaman sekarang, bedanya gue menuliskannya pada sebuah buku.
Kamu tau?
Apa yang lebih berat dari rindu?
Mencintai kamu jawabannyaSelain harus menahan rindu
Aku pun belajar untuk menahan perasaan ini.
Memendamnya hingga tiba saatnya aku mengungkapkanDan berharap saat itu terjadi
Kamu pun bersedia untuk mencintaiku-Ano
Dan masih banyak lagi tulisan demi tulisan yang menggambarkan apa yang pernah gue rasakan.
Tok... Tok... Tok...
Gue mengalihkan pandangan pada pintu, "siapa?" Tanya gue.
"Aland," gue menghembuskan nafas kasar, dan segera menyembunyikan buku yang tengah gue genggam.
Setelah sudah menyembunyikan buku tersebut gue mempersilahkan Aland itu masuk. "Masuk aja, Land. Gak di kunci kok."
Clek...
"Tumben gak dikunci?" Tanyanya.
"Capek gue, males ngunci jadinya." Aland pun hanya ber-oh iya.
"Mau ngapain lu kesini?"
Aland menoleh lalu tersenyum manis, pasti ada maunya nih anak. "Anterin gue yuk!" Gue mengernyit bingung.
"Kemana?"
"Beli buku," jawabannya membuat gue mengerjapkan mata seketika.
"Beli buku?" Aland mengangguk. Ini gue gak mimpi kan?
Seorang Aland Ganasiar, beli buku?!
"Alhamdulillah, akhirnya lu sadar juga buku itu penting, Land."
"Bacot lu!" Pekiknya. Gue terkekeh.
"Ayo dah!" Gue pun bangkit dari ranjang dan segera mengambil kunci Alando.
***
Sesampainya di Gramedia gue memutuskan untuk nunggu Aland di mobil, biar dia aja yang masuk.
Setengah jam gue menunggu, akhirnya Aland balik juga dengan bawa buku yang mau dia beli.
"Gimana? Dapet?" Aland mengangguk sembari menunjukan kantung plastik yang dibawanya.
"Emang lu beli apaan sih?"
"Buku." Gue menepuk jidat kesal.
"Ye goblok! Yaiyalah beli buku, lu kan tadi ke gue bilang mau beli buku, maksudnya tuh lu beli buku judul apaan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERHOOD : Aland & Alano
Humor-Sequel from the story of BAD BOY- "Karena nakal harus tau aturan!" Ini kisah si kembar Aland dan Alano. Kembar yang unik dan terkesan seperti orang gila. Tingkah mereka bahkan apa yang melintas dari otak mereka pun tak mencerminkan sepasang sauda...