Oxford, Inggris.
-Alano's Pov
Gue menatap gadis yang berada di layar laptop gue sambil tersenyum.
"Hai," sapanya lembut.
"Hai juga."
"Kangen!" Gue terkekeh melihatnya merengek.
"Gue kangen om Bagir, gimana dong?" Ia mengerutkan bibirnya.
"Ih kok kangen nya sama ayah sih?"
"Kangen bercanda sama om Bagir deh gue," lanjut gue.
"Jadi, gak kangen sama gue?" Tanya dengan wajah menggemaskan.
Rasanya gue pengen banget cubit pipinya dia, gemes abisnya.
"Kangen gak ya?"
"Ih, Ano! Gak lucu yah!" Pekiknya membuat gue terkekeh.
"Iya iya, gue kangen sama lu Aura Frazia, puas!" Dapat gue lihat ia tertawa puas mendengar ucapan gue.
"Gimana kabar lu?"
"Baik, tapi gak sebaik waktu sama lu." Lirihnya membuat gue gemas.
Ingin rasanya saat ini gue mencubit kedua pipinya, melihat kedua pipinya yang memerah jika di goda secara langsung oleh gue. Ah, gue merindukan dia.
"Jangan mulai deh, lu kan tau gue paling gak kuat kalau liat muka lu yang kayak gini. Bawaannya pengen pulang," jawab gue.
"Makanya pulang!" Rengeknya.
"Gue juga pengen, Ra. Tapi gue gak bisa, lu kan tau, gue pengen banget jadi dokter kayak bokap."
Aura, orang mengenalnya itu. Gadis tersayang gue. "Kan lu bisa kuliah disini, gak usah jauh-jauh ke Oxford!"
Gue terkekeh, mengusap layar laptop gue seolah tengah mengusap wajahnya. "Sabar, Ra! Gue pasti kembali kok."
"Gue tau, gue tau lu pasti kembali, No. Tapi--" ucapnya terhenti.
"Tapi apa, Ra?"
Aura mendongakkan kepalanya, tersenyum lalu menggeleng. "Gak, gapapa. Udah dulu yah, gue mau ngerjain tugas dulu, dosen gak kira-kira ngasih tugas, whehe."
Gue terkekeh, "ya tapi kan lu enak, belum apa-apa udah banyak praktek, bikin kue lagi, gue jadi penasaran pengen cobain kue bikinan cewek sangar kayak elu!"
"ALANO! LU BENER-BENER YAH! AWAS AJA, KALAU BALIK--"
"NTAR GUE KAWININ LU!" Sela gue.
Ia menatap gue tajam, "nikah, Ano, nikah bukan kawin."
"Sama aja, kan habis nikah langsung kawin!" Balas gue.
"Mesum lu!" Pekiknya, gue kembali terkekeh.
"Kalau gue mesumin elu berarti bentar lagi lu hamil anak gue dong, yes jadi bapak." Teriak gue girang.
"Susah ngomong sama orang setengah otak." Balasnya.
"Masih mending gue otaknya setengah, daripada si Aland otaknya seperapat."
"Btw, udah setahun aja ya. Gak kerasa deh, perasaan kemarin gue masih nangis-nangis deh karena belum rela lu pergi." Keluhnya membuat gue terkekeh.
Rasanya sekarang ini gue ingin mengacak rambutnya gemas.
"Cie kepikiran gue terus sih ya, susah sih ya punya wajah tampan mah."
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERHOOD : Aland & Alano
Humor-Sequel from the story of BAD BOY- "Karena nakal harus tau aturan!" Ini kisah si kembar Aland dan Alano. Kembar yang unik dan terkesan seperti orang gila. Tingkah mereka bahkan apa yang melintas dari otak mereka pun tak mencerminkan sepasang sauda...