38 - UKS (2)

6.8K 468 41
                                    

-Aland's Pov

Gue memerhatikan seorang gadis yang kini tengah terduduk pinggir brangkar UKS, sesekali ringisan keluar dari bibirnya ketika kapas yang telah ditetesi alkohol.

Sesekali pun gue ikut meringis ketika mendengar ringisannya, "shh, pelan-pelan, Mel. Kasihan tuh si Jasmine ngeringis mulu daritadi." Ucap gue pada Melati yang tengah mengobati gadis di depan gue yang tak lain adalah Jasmine.

Melati adalah anak PMR yang biasa bertugas menjaga UKS.

"Udah gapapa kak, gak sakit kok." Timpal Jasmine tapi membuat gue menatapnya ngeri.

"Gak sakit? Gak sakit darimana? Orang daritadi lu ngeringis mulu kok."

"Hehe." Tawa Jasmine pelan. "Jangan ketawa!" Perintah Aland membuat Jasmine mengernyit. "Kenapa?"

"Manis, lu manis kalau ketawa. Ntar yang ada gue diabetes lagi, hehe."

Jasmine terkekeh kecil, ia tak menyangka. Aland kakak kelas yang terkenal bad boy, dan dingin kini tengah merayunya?

Tanpa mereka sadari juga ternyata Jasmine sudah selesai di obati. "Ekhm!" Deham Melati sontak membuat mereka berdua menoleh.

"Udah selesai," ujar Melati.

Gue tersenyum lalu berjalan mendekati Jasmine, "gimana? Udah gak sakit 'kan?"

"Iya udah gak sakit, makasih yah kak. Jasmine jadi ngerepotin kak Aland," gue terkekeh.

"Gapapa kok, em, lu diem disini aja sampe ngerasa kaki lu enakan yah? Maaf gak bisa nemenin, soalnya habis ini ada pelajaran Bu Reska, gila aja ntar gue kena hukum lagi."

Jasmine mengangguk, "iya, gapapa kok. Kakak ke kelas aja, ntar dicariin kak Ano lagi." Gue terkekeh.

"Hehe, iya juga yah. Yaudah gue balik, kalau ada apa-apa sama kaki lu telpon gue, oke!"

"Oh iya, id line gue alandsiar." Lanjut gue setelah itu berlalu keluar dari UKS.

Sebelum benar-benar keluar dari UKS, gue sempat berteriak. "BTW, THANKS MELATI, UDAH OBATIN JASMINE."

***

Gue melangkah kaki menuju kelas, terlihat Alano yang tengah sibuk berkutik dengan buku-bukunya. Gue memutar bola mata gue malas, kemudian ikut mendaratkan tubuhku di kursi samping Alano.

"Gimana kakinya si Jasmine?" Gue menoleh dan mendapati Alano yang masih asik dengan bukunya.

"Ya untung cuman lecet-lecet," dari ekor mata dapat gue lihat Alano hanya mengangguk.

Tring... Tring... Tring...

Dan seketika suasana kelas terasa riuh ketika satu persatu siswa berbondong-bondong masuk ke dalam kelas, gue berdecak sebal.

"Lu udah tugas dari Bu Reska, belum?"

"Udah, sumpah yah, gara-gara itu tugas, gue jadi bergadang." Terdengar kekehan Alano.

"Baguslah, lu udah mulai berubah sekarang."

Lagi-lagi gue berdecak sebal, "berubah apaan, lu kata gue Power Rangers kali bisa berubah."

"Serah lu deh."

"Eh iya, gimana persiapan pensi Minggu depan?"

"Ya rencananya, balik sekolah gue sama anak OSIS lainnya mau ngadain rapat. Kebetulan juga katanya hari ini Ajeng udah masuk sekolah, tapi daritadi gue belum liat dia sih."

Seketika gue teringat sesuatu, "Ajeng?" Alano mengangguk.

"AJENG?! WTF! IYA GUE INGET, NO!"

"Inget apaan?"

"Itu lho, tadi pas balik dari UKS, gue sempet ketemu Ajeng, tapi sumpah yah, awalnya gue gak ngenalin dia sama sekali, dia jadi berubah, No."

Alano memutar tubuhnya menghadap gue. "Berubah gimana?"

"Itu lho, dia jadi berubah deh pokoknya, sumpah jadi cantik banget. Giginya dia udah gak tonggos seperti kata lu, body nya juga udah bagus deh."

"Ah masa sih? Dia kan kakinya dah kek talas Bogor."

"Ih serius! Ntar deh balik sekolah lu liat tuh anak!"

"Bodo amat, palingan masih bagusan body nya Camila Cabello." Gue memutar bola mata gue jengah.

"Serah deh, No. Serah!"

***

08.45 am.

Huft...

Entah kenapa gue merasa waktu gak memihak pada gue kalau pelajaran Bu Reska, sejarah.

Sedari tadi gue perhatikan jam, belum juga menginjak pukul 09.30. Mana mata gue ngantuk lagi gara-gara semalem bergadang.

"Baiklah, anak-anak, apa disini ada yang tahu bagaimana sejarah masuknya agama Buddha?" Gue mengerjapkan mata gue menahan kantuk.

Gue melirik ke samping, terlihat Alano yang tengah menahan kepalanya dengan tangan yang bertumpu pada meja.

Gue tau, pasti Alano juga sama bete nya kayak gue.

"No," panggil gue pelan.

"Hmm?"

"Ke toilet yuk?"

Alano mengernyit bingung, "ngapain? Lu kebelet? Yaudah sama izin, masa iya gue harus liatin lu pipis." Gue berdecak sebal.

"Ya enggak lah, ogeb. Kita izin ke toilet tapi perginya ke kantin, gue udah mulai laper nih."

"Ih enggak ah, ntar Bu Reska ngadu lagi ke mamah, bisa mati kita."

"Ta--"

"Aland? Alano? Kalian bisa jawab pertanyaan ibu?" Seketika gue terdiam.

Terlihat Bu Reska yang tengah berdiri di depan gue sambil menatap gue dan Alano bergantian.

"E--enggak, Bu, saya gak bisa." Jawab Alano.

Lalu pandangan Bu Reska tertuju pada gue, "kalau kamu, Aland?" Gue menarik seulas senyuman.

"Hehe, sama, Bu, saya juga gak bisa."

Bu Reska terlihat menggertakan giginya, "kalau gitu jangan ngobrol terus!"

"Bisanya ngobrol aja, ditanya jawabnya gak bisa." Omel Bu Reska.

Dan detik ini juga gue serasa ingin menenggelamkan diri sendiri ke sungai Amazon.

Gapapa deh di makan ikan piranha daripada harus terus-menerus mengikuti pelajaran Bu Reska.

Bersambung...

******

Hayoo lho, Aland nya gombal ke Jasmine.

Yakin masih nge-ship Aland - Aura?

Nih udah gue next Akbar_abam sekarang giliran lu!

Wkwk, maafin yah guys:'( ceritanya tuh tadi gue mau lama-lamain up nya eh malah disuruh up sama tuh anak, bangke emang, wkwk.

Udah ah, gue mau berhibernasi lagi, mau cepet up? Comment coba, gue pengen tau seantusias apa kalian sama nih cerita.

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang