64 - Supir

4.3K 369 61
                                    

-Aland's Pov

Setahun berlalu, hubungan gue dan Jasmine semakin dekat. Tahun ini, ia masuk ke universitas dan gue seneng, dia mutusin buat satu universitas sama gue.

Jelas gue seneng, itu artinya gue bisa deket-deket dia lagi.

Setelah kepergian Alano ke Inggris, Aura sibuk sama kuliahnya, dia bener-bener nyibukin diri biar gak kepikiran sama Alano.

"Kak, kak Aura kasihan juga yah." Gue menoleh, lalu mengangguk pelan. "Iya, tapi kan Ano juga disana buat ngejar cita-cita dia bukan buat hura-hura." Balas gue pada perempuan di samping gue ini.

Saat ini, gue tengah berada di Lazarina Cake bersama Jasmine. Gue emang sering menghabiskan waktu sama Jasmine di tempat ini, tempat kesukaan gue dan Ano.

Jujur, gue selalu rindu sama Alano. Gak jarang gue sama dia video call-an tapi rasanya, itu semua gak sanggup buat ilangin semua rindu yang gue rasa.

Itu karena dari kecil, gue sama Alano emang gak terbiasa berpisah. Bahkan, waktu kecil, gue pernah sakit waktu Alano nginep di rumah nenek, gak tau tuh kenapa.

Dan sekarang, mau gak mau, gue harus pisah sama dia, bertahun-tahun lamanya, sampe dia selesai ngejar cita-citanya.

Gapapa sih, itung-itung latihan, ntar juga kan gue sama dia pisah kalau udah punya istri masing-masing, whehe.

"Kak!" Seketika lamunan gue buyar ketika merasakan tepukan di bahu.

Terlihat Jasmine yang tengah menatap gue bingung, "kakak kenapa? Kok ngelamun?" Gue tersenyum, mengelus rambutnya lembut.

"Gapapa, cuman inget Ano aja tadi." Raut wajah Jasmine terlihat sedih, gue mencubit pipinya gemas. "Ih kenapa sih? Ekspresi nya jangan sedih gitu dong, aku gapapa kok." Jelas gue.

"Kakak bener-bener kangen yah sama kak Ano?" Gue terkekeh lalu mengangguk. "Iyalah, orang kan aku sama Ano itu udah bareng-bareng sejak dalam perut, jadi belum terbiasa aja kalau pisah gini."

"Apa kakak juga bakalan kayak gini kalau pisah sama aku?" Gue mengernyit bingung, ini cewek gue kenapa sih? Cemburu gue kangen sama si Ano?

Gue menangkup pipinya, menatapnya dalam. "Hey, kamu ini kenapa sih? Kok ngomongnya gitu? Jelas aku bakalan kangen berat sama kamu kalau jauh dari kamu, jangankan jauh, kita satu kota aja aku udah rindu berat." Jasmine masih diam.

"Kamu tau, awalnya aku pikir aku bakalan punya pacar cabe-cabean. Secara kan aku dikelilingi sama spesies macam itu, eh taunya aku pacaran sama bidadari, aw!" Ada ringisan di akhir kalimat gue, itu karena Jasmine mencubit perut  bawah gue.

"Kakak ini! Kerjaan nya tuh ngegombal terus!" Gue terkekeh, "tapi kamu suka 'kan?" Goda gue membuat pipinya bersemu merah.

Drt... Drt... Drt...

Gue mengalihkan pandangan gue pada handphone gue, tertera nama Aura di layarnya.

"Aura?" Tanya gue heran, Jasmine pun sama. "Angkat aja kak, siapa tau penting." Gue pun mengangguk.

Tak berapa lama, gue mendengar suara dari seberang sana. "Halo, Land." Gue mendengus kesal mendengar nya.

"Salam dulu aelah!" Terdengar kekehan dari seberang sana.

"Iya-iya maaf, lupa. Assalamu'alaikum, Aland pacarnya Jasmine." Kali ini gue yang terkekeh.

"Wa'alaikumsalam Aura calon adik ipar gue."

"Ada apa nih? Tumben nelpon?" Tanya gue.

"Em, ini, gue boleh minta tolong elu gak?"

"Minta tolong apaan dah?"

"Bisa jemput gue gak? Gue di kampus, dompet gue ketinggalan, gue mau minta jemput papi takut ganggu." Gue berdecak sebal.

"Lagi?" Terdengar kekehan dari seberang sana.

"Ya namanya lupa, Land."

"Terus tadi lu berangkat naek apaan?"

"Gue di anter sama papi," jawabnya.

"Bisa gak, Land? Tapi kalau lu sibuk yaudah deh, gak usah. Gue ba--"

"Iya! Iya! Tunggu disana, gue otw." Potong gue.

Tut...

Gue pun segera menyambar kunci mobil yang tergeletak di meja kemudian menatap Jasmine, "aku harus jemput Aura, lagi-lagi dia lupa bawa dompet. Kamu mau ikut?"

Jasmine mengangguk, "ikut deh, kangen aku sama kak Aura."

***

Gue menatap gadis di depan gue sambil berkacak pinggang, dengan polosnya dia tersenyum ke arah gue. Cuih!

"Apaan lu senyam-senyum, dasar nyusahin!" Pekik gue membuat ia mendengus kesal.

"Ih, gue bilangin Ano nih!" Kini giliran gue yang berdecak sebal, "bilangin aja! Apa-apa ngadu!" Balas gue.

Dapat gue lihat ia mengalihkan pandangannya pada Jasmine yang berada di samping gue, "hai, Jas. Apa kabar?"

"Baik kak, kak Aura sendiri gimana?"

"Iya gue emang sendiri, gak usah di perjelas juga kale!" Jawabnya membuat gue terbahak.

Nih anak dongo anjir!

"Eh curut! Itu cewek gue nanya elu kabarnya gimana bukan nanya elu yang lagi sendiri!" Aura menyungingkan senyumnya.

"Habis dia pakek bawa kata 'sendiri sih, gue kan jadi baper, ke inget si doi yang jauh disana."

"Ck, lebay lu! Dasar korban LDR!" Ledek gue.

"Gimana sama kuliah kak Aura?" Gue kembali menoleh menatap Jasmine yang tengah berbicara dengan Aura.

"Alhamdulillah, baik, Jas."

"Emang kakak ambil jurusan apa sih?"

"Tata boga, whehe. Siapa tau kan ntar habis lulus buka toko kue, kan lumayan." Gue berbinar mendengarnya.

"Wah, mau jadi pebisnis nih." Aura hanya mengangguk. "Keren yah, kak?" Gue pun ikut mengangguk.

"Udah ah cepet, masuk sana ke mobil. Mau pulang gak lu!" Pekik gue membuat Aura menyengir dan segera masuk ke dalam mobil diikuti oleh Jasmine.

Setelah berada di dalam mobil, kening gue mengernyit ketika tak mendapati Jasmine di samping gue. "Kok di belakang sih? Emang aku supir hah?" Jasmine terkekeh.

"Kali-kali kak, aku mau ngobrol sama kak Aura, abis kangen. Kakak jadi supir sehari gapapa kali." Gue hanya bisa mendengus kesal, mana ada supir ganteng kayak gue?

Huft!

Bersambung...

******

Aland-Jasmine in here!
Siapa nih yang nge-shipper mereka? Udah aku banyakin tuh scene mereka, whehe.

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang