Hari semakin sore, acara kelulusan sudah selesai sejak setengah jam yang lalu, namun SMA Pelita Kasih masih saja terlihat ramai.
"Ra, jalan yuk!" Ajak Alano. Aura mengernyit bingung, "kemana?"
"Kemana aja, gua pengen ngabisin hari ini sama lu!" Aura terkekeh dibuatnya, "ada-ada aja lu, kan bisa besok-besok, gue capek."
Alano menghela nafas kecewa, "yah, padahal gue pengen banget ngabisin waktu sama lu hari ini." Gumamnya.
Dalam hati Aura mengernyit bingung melihat tingkah laku kekasihnya itu, tiba-tiba ingin menghabiskan waktu bersama seolah tak ada hari lain saja.
"Kenapa?" Tanya Alano ketika menyadari raut wajah Aura yang menatapnya bingung, Aura menggeleng. "Lu aneh," jawabnya.
Kini giliran Alano yang mengernyit bingung, "aneh? Aneh gimana?"
Aura mengedikkan bahunya, "tau deh, aneh aja. Lu tuh mau ngabisin waktu hari ini seolah-olah gak ada hari esok tau gak." Alano terdiam.
"E--enggak kok, gue cuman pengennya hari ini aja, tapi kalau emang lu capek gapapa deh, kan bisa besok yah, hehe." Aura tak mengalihkan pandangan pada Alano, ia semakin bingung.
Raut wajah Alano terlihat tengah menyimpan sesuatu, tapi apa?
"Lu gak lagi berusaha untuk ninggalin gue 'kan?" Entah dorongan dari mana, pernyataan itu lolos begitu saja dari mulut nya.
Alano tampak terkejut, ia menggeleng cepat. "Enggak lah! Gue kan sayang sama lu, mana mungkin gue tega ninggalin elu." Jawab Alano segera merengkuh tubuh Aura kedalam pelukannya.
"Kenapa kepikiran gitu?" Aura menggeleng, "gapapa."
"Beneran?" Aura hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Awalnya Aura masih ingin bertanya, tapi akhirnya ia menyerah, ia pun membalas pelukan Alano.
"Gue tau lu nyimpen sesuatu dari gue, gapapa kok kalau lu gak mau ngomong." Alano masih terdiam, ia semakin mengeratkan pelukannya.
Dan tanpa mereka sadari, sedari tadi ada sepasang mata yang tengah memerhatikan mereka. Ia adalah Aland.
"Gue tau lu gak mungkin tega ninggalin Aura, No." Gumamnya pelan menatap ke arah Alano dan Aura yang masih berpelukan.
"Dan gue juga tau, lu gak mungkin tega ninggalin kita semua, gue, papah, mamah, Oma, Opa, semuanya." Lanjutnya.
Ia berbalik, melangkah pergi. Namun sebelumnya, ia kembali menoleh menatap Alano dan Aura nanar.
***
Disinilah mereka sekarang, disebuah restoran khas Korea kesukaan Aura. Ya, mereka adalah Aura, Aland, Alano dan Jasmine.
Setelah adegan pelukan itu, Aura memutuskan untuk mengikuti keinginan Alano, menghabiskan waktu bersamanya.
Namun ketika di tempat parkir, ia tak sengaja bertemu dengan Aland dan Jasmine. Awalnya Alano tak berniat mengajak Aland dan Jasmine, namun Aura sudah terlebih dahulu mengajak mereka.
Sedari tadi, hanya bunyi benturan antara sendok, garpu dan sumpit lah yang terdengar.
"Ayolah guys! Masa hening sih, kan gak asik." Akhirnya suara Aland memecahkan keheningan diantara mereka.
Alano hanya menoleh sekilas, beda dengan Aura, perempuan itu tampak sedang memikirkan sesuatu.
"Kak Aland! Gak sopan deh, kan kita lagi makan jangan berisik!" Cerca Jasmine membuat Aland terkekeh.
"Habis daritadi diem-diem bae, kan serasa makan sama presiden." Jasmine hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Aura mendongak, menatap Alano yang sibuk dengan makanannya. "No," Alano menoleh. "Apa?"
"Pulang yuk!" Kening Alano mengernyit bingung, Aland dan Jasmine pun sama. "Emangnya ada apa, Ra? Kok udah mau balik aja, gue belum ngabisin makanannya lho." Timpal Aland.
Jasmine mengangguk setuju, "iya, gak biasanya, itu makanan kak Aura juga masih utuh."
"Gapapa, mendadak gue pengen balik aja. Firasat gue gak enak." Seketika Alano tersedak, dan dengan sigap, Aura menyerahkan minum padanya.
"Hati-hati dong, No." Pesan Aura, Alano hanya mengangguk.
Baik Aland dan Jasmine hanya terdiam, lewat mata Aland, dapat Jasmine simpulkan kalau ada sesuatu yang terjadi pada Alano, ia tahu itu.
"Balik yah?" Pinta Aura, lagi-lagi Alano hanya mengangguk.
Aland dan Jasmine pun bangkit, "yaudah deh, karena kalian mau balik, gue juga sama Jasmine balik juga. Duluan yah," pamit Aland, ia tahu, saat ini kembarannya itu butuh waktu bersama dengan Aura.
Aland menarik lembut tangan Jasmine, membawanya pergi dari hadapan Alano dan Aura.
Sedangkan setelahnya, Alano tetap terdiam. "Lu kenapa sih, No?" Alano menoleh, "kenapa apanya? Gak apa-apa kok." Jawabnya tanpa menatap ke arah Aura.
Aura merasakan nyeri di ulu hatinya, kenapa Alano seakan engan menatapnya? "Ada yang beda sama lu, No." Alano terdiam, membiarkan Aura melanjutkan ucapannya.
"Pertama, lu mohon-mohon sama gue untuk ngabisin waktu bareng. Gue turutin, tapi apa? Justru lu malah nyuekin gue, dan yang kedua, lu seakan menghindari kontak mata dengan gue. Sebenarnya ada apa sama lu, No?" Lagi-lagi Alano hanya terdiam.
Aura pun berjalan mendekati Alano, ia menyentuh bahu Alano sembari mengusapnya perlahan. "Ada apa?" Tanyanya lembut.
Lagi-lagi, Alano hanya menggeleng sembari menjawab. "Gapapa kok, gak ada apa-apa yang terjadi sama gue."
"Tapi lu beda, No!" Protesnya.
"Perasaan lu aja kali."
Aura menghembuskan nafasnya kasar, "terserah lu deh, No. Gue capek. Anterin gue pulang, sekarang!" Tanpa berkata lagi, Aura terlebih dahulu melenggang pergi menuju parkiran, meninggalkan Alano yang masih terpaku di tempat.
Setelah kepergian Aura, Alano menghembuskan nafasnya kasar. Ia meraih dompetnya dan segera pergi ke kasir untuk membayar makanan.
Selesai membayar makanan yang tadi mereka pesan, Alano berjalan cepat menuju parkiran untuk menyusul Aura.
Dan seketika hatinya terasa perih ketika mendapati Aura yang tengah terduduk di samping mobilnya dengan tubuh bergetar.
Kakinya bergetar saat hendak mendekati Aura, matanya memerah. Dalam hati ia berteriak, ia menyesal, ia gagal. Aura-nya menangis.
Bersambung...
******
Halo guys:)
Adudududuh duduh:)
Baru next nih:( maafin guysJanji deh nanti mah cepet next nya biar diriku ini tidak ada tanggung jawab lagi untuk next, whehe.
Btw gue sibuk bukan karena sok sibuk ya, ya you know lah kehidupan anak sekolah. Penuh akan pr dan tugas-tugas yang minta di belai, eh?
Jangan lupa tinggalkan jejak kawan:)
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERHOOD : Aland & Alano
Comédie-Sequel from the story of BAD BOY- "Karena nakal harus tau aturan!" Ini kisah si kembar Aland dan Alano. Kembar yang unik dan terkesan seperti orang gila. Tingkah mereka bahkan apa yang melintas dari otak mereka pun tak mencerminkan sepasang sauda...