Drt... Drt... Drt...
Dering telpon perlahan mengusik seorang gadis yang masih asik bergulat dengan tidurnya.
Drt... Drt... Drt...
Dering telpon kembali terdengar, membuat gadis tersebut semakin menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya.
Drt... Drt... Drt...
Dan untuk ketiga kalinya, akhirnya deringan tersebut mampu membangunkan gadis tersebut. Ia mengerjapkan matanya kemudian meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas.
Ia menatap malas ke arah ponselnya, terdapat panggilan dari kekasihnya. Dengan malas pun, ia mengangkat telpon tersebut dan meletakkannya tepat di telinga miliknya.
"Halo," ucapnya sambil menguap.
"Dasar cewek pemales, baru bangun ya lu? Mau jadi apa, hah?" Pekik seseorang dari sebrang sana.
Aura, gadis itu memutar bola matanya malas. Ia melirik ke arah jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul 06.01
"Apaan sih, ini tuh baru jam enam Ano. Siang dari mana?!" Protesnya pada sang penelpon yang tak lain adalah Alano.
"Jam enam tuh udah siang kali, udah shalat shubuh belum? Pasti ketinggalan kan?"
"Gua lagi libur." Jawab Aura dengan malas.
"Mana bisa shalat pakek libur segala!" Pekik Alano semakin membuat Aura geram.
"Maksudnya gua itu lagi menstruasi!"
"Oh." Balas Alano.
"Mau ngapain nelpon? Kalau gak penting gua tutup lagi aja dah ya, mau lanjut tidur." Dapat Aura dengar suara decakan dari sebrang sana.
"Astagfirullah, tidur mulu kerjaannya. Emang gak ke cafe? Lagian nih ya, Ra. Kalau lu kebanyakan tidur bisa bikin jodoh lu jauh loh." Ucap Alano membuat Aura lagi-lagi memutar bola matanya malas.
"Sok tau, orang sekarang jodoh gue lagi nelpon kok." Gombal Aura.
Tanpa Aura ketahui, disana Alano tengah tersenyum ketika mendengar gombalan yang dilontarkan oleh Aura.
"Uluh, udah bisaan gombal ya."
"Kasihan sih gue sama lu, gombalin gue mulu kerjaannya." Jawab Aura.
"Iya serah dah, btw gak ke cafe?"
"Males ah, nanti aja agak siangan."
"Yaudah sana mandi!" Perintah Alano.
"Gak mau ah, No. Airnya lagi marah sama gue, dingin banget kek sikapnya patung." Tuturnya.
Alano terkekeh mendengar ucapan gadisnya itu. "Eh goblok! Patung ya emang dingin, dia gak bisa ngomong, senyum aja kagak bisa." Aura ikut terkekeh.
"Ya berarti gue bener dong."
"Iya deh iya, serah anak beruang aja." Aura seletika berdecak sebal.
Karena kesal, ia pun menutup panggilan tersebut tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Dan dengan kesal, ia melemparkan ponselnya asal. Setelahnya ia kembali menarik selimut miliknya dan kembali tidur.
Disisi lain, Alano justru tengah mendumel karena telponnya tiba-tba di putuskan oleh Aura. Dan ketika hendak menelpon kembali, justru pulsanya habis.
Memang sial Alano hari ini.
Ia pun bangkit dari tidurnya, menatap ke sekeliling kamarnya. Ia tersenyum ketika menatap banyak foto Aura dan dirinya yang terpajang di dinding.
Beberapa hari yang lalu ia mendekor ulang kamarnya, dan Alano sangat menyukai kamarnya yang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERHOOD : Aland & Alano
Umorismo-Sequel from the story of BAD BOY- "Karena nakal harus tau aturan!" Ini kisah si kembar Aland dan Alano. Kembar yang unik dan terkesan seperti orang gila. Tingkah mereka bahkan apa yang melintas dari otak mereka pun tak mencerminkan sepasang sauda...