Terlihat seorang gadis dengan sling bag milimya, ia tengah berdiri di depan halte bus sambil menghentak-hentakkan kakinya.
Gadis itu terlihat cantik dengan rambut panjangnya yang terurai, "eh, Jas, lagi nunggu siapa?" Tiba-tiba datang seorang gadis lain bertanya.
Gadis yang tak lain adalah Jasmine itu tersenyum melihat temannya, "Biasa, Nez." Jawab Jasmine pada temannya yang akrab disapa Agnez.
"Gak bosen apa pacaran mulu, Jas?" Jasmine hanya tersenyum menganggapinya, "hubungan lu sama kakak kelas ganteng itu udah hampir 5 tahun. Itu pacaran apa kredit rumah?" Gurau Agnez pada Jasmine.
"Bisa aja kamu, Nez." Jawab Jasmine.
"Oh iya gimana hubungan kamu sama Aldo?"
"Baik, kemarin dia baru aja lamar aku. Kamu kapan nih nyusul aku?" Tanya Agnez sambil memperlihatkan sebuah cincin yang tersemat di jari manisnya.
Jasmine menatao iri ke arah temannya itu, "hmm, do'ain aja ya, Nez. Lagian aku juga gak mau buru-buru sih, nunggu sidang, habis itu lulus."
"Iya, amin."
Ketika tengah asik mengobrol, terdengar suara mesin motor yang berhenti di depan mereka. "Sayang!" Pekik seseorang tersebut pada salah satu dari mereka.
"Eh itu Aldo, gue duluan ya, Jas." Jasmine pun hanya mengangguk.
"Iya hati-hati, Nez."
Setelah itu, ia kembali bungkam. Karena obrolannya dengan Agnez, timbul beberapa pertanyaan dibenak Jasmine.
Apa benar Aland tidak serius padanya? Pertanyaan itu yang terus berputar dikepalanya.
Dan tiba-tiba saja, sebuah kelakson motor membuyarkan lamunannya. Dapat ia lihat seorang lelaki diatas motornya tengah menatapnya dengan senyuman yang terukir di wajahnya, Aland.
Aland melambaikan tangannya, membuat Jasmine bergegas menghapiri lelaki itu.
"Sorry lama, biasa, macet." Ucapnya sambil menyodorkan sebuah helm pada Jasmine.
"Iya gapapa kok," jawab Jasmine sembari memakai helm yang diberikan oleh Aland.
Aland menautkan alisnya bingung, "kamu kenapa?" Jasmine mendongak, "kenapa apanya?"
Aland menggeleng, "enggak sih, cuman aneh aja gitu. Kamu gak enak badan?" Tanya Aland.
"Enggak kok, aku gapapa. Ayo jalan." Jawab Jasmine ketika sudah berada di atas motor Aland.
Aland menatap kekasihnya dengan heran dari spion motornya, "beneran gapapa?" Tanyanya menyakinkan.
Jasmine mengangguk, "iya." Kemudian Aland pun hanya mengangguk pasrah.
Sebelum melajukan motornya, ia menarik kedua tangan Jasmine dari belakang dan membawanya ke perutnya. "Pegangan, nanti jatoh." Ucapnya.
Dan setelahnya Aland pun mulai melajukan motornya, selama diperjalanan, Aland dapat melihat raut wajah Jasmine yang tidak seperti biasa. Ia terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Sayang!" Pekik Aland mampu membuyarkan lamunan Jasmine. Jasmine sontak melepaskan tangannya yang melingkar di perut Aland.
"Hah apa kak?" Tanyanya. Aland terkekeh, "jangan ngelamun." Jasmine hanya mengangguk.
"Jelek soalnya," lanjut Aland seketika mampu membuat Jasmine melayangkan sebuah pukulan pada bahu Aland.
Aland meringis kecil kemudian terkekeh ketika menatap wajah kesal Jasmine malalui kaca spion. "Pengangan!" Perintahnya.
Sontak Jasmine kembali melingkarkan kedua tangannya memeluk perut Aland, dan menyenderkan kepalanya pada bahu Aland.
Tanpa Jasmine ketahui, dibalik diamnya Aland, ia justru tengah berusaha mengontrol detak jantungnya yang selalu tak seirama saat berada dekat dengan Jasmine.
Selalu seperti itu. Padahal hubungan keduanya sudah terjalin hampir lima tahun tapi tetap saja, Aland tidak dapat menyembunyikan bahwa ia merasakan gugup ketika dekat dengan Jasmine.
Dan beberapa saat kemudian, akhirnya motor yang dikendarai oleh Aland pun sampai di sebuah perumahan yang bisa dibilang dekat dengan perumahannya.
Tanpa pikir panjang, Jasmine segera turun dari motor Aland dan melepas helmnya. Aland hanya memerhatikan kekasihnya itu sambil tersenyum.
Merasa di perhatikan, Jasmine pun mendongak. "Kenapa ngeliatin?" Aland menggeleng, "gapapa, emang ada aturan ya gak boleh liatin pacar sendiri?"
Jasmine terkekeh, "apaan sih, gombal mulu, belajar darimana?"
"Dari timeline," jawab Aland polos membuat Jasmine kembali terkekeh.
Ia menjulurkan tangannya mencubit pipi Aland yang sedikit berisi dibandingkan Alano. "Gemes deh jadi pengen bunuh," Aland membelakkan matanya kaget.
"Kok bunuh sih? Nanti aku mati dong?"
"Biarin, habis terlambat mulu tiap jemput."
Aland terkekeh, "jadi kamu marah gara-gara aku terlambat jemput?" Jasmine hanya diam.
"Maaf deh, kamu kan tau Ano baru aja pulang dari Oxford, ya jadi kemarin aku bantuin dia beresin kamar dan pagi tadi bantuin dia nata ulang kamarnya dan langsung tidur eh pas liat jam ternyata udah jam empat aja." Jelas Aland.
Jasmine tersenyum mendengarnya, "iya deh aku maafin." Senyuman keduanya pun akhirnya merekah.
"Oh iya, kata kamu kemarin lusa kak Ano sempet sakit ya? Gimana? Udah baikan?" Tany Jasmine membuat Aland mengangguk.
"Ya gitu deh, agak demam badannya. Untung gak nyampe drop kayak waktu itu, sekarang sih udah sembuh alhamdulillah. Orang pas sakitnya langsung di tengok Aura, malemnya langsung jago ngombal." Jasmine terkekeh.
"Kenapa sih kalian kaum cowok tuh sukanya gombal? Gak kamu, gak kak Ano."
"Gombal itu ucapan reflek dari cowok ke cewek yang dia suka." Jasmine mengernyit bingung, "ah tapi banyak kok cowok yang gombal bukan ke cewek yang dia suka doang."
"Ya itu mah cowoknya brengsek, gombalin, baperin, habis itu ninggalin. Udah jelas brengsek." Jawab Aland dengan kesal.
Jujur, Aland memang tidak menyukai anak lelaki jaman sekarang. Yang kegemarannya membuat baper anak gadis orang setelahnya meninggalkan begitu saja.
Bagaimana lelaki tidak dipandang buruk oleh perempuan jika begitu banyaknya spesies lelaki tidak bertanggung jawab seperti itu.
"Yaudah ah, aku masuk ya." Ucap Jasmine sambil menyerahkan helm nya pada Aland.
Aland merenggut kesal, "yah kok udah masuk aja sih." Protesnya.
"Ya masa kita mau ngobrol terus sampe malem." Balas Jasmine sambil menoleh pada langit yang mulai menggelap.
"Yaudah deh, aku pulang ya." Pamit Aland.
"Iya, hati-hati kak." Ingat Jasmine sebelum siluet motor Aland menghilang dari pandangannya.
Bersambung...
******
Special Aland-Jasmine yuhuuu...
Btw, Aland panutanq:) bener, Land. Cowok yang kerjaannya baperin, habis itu ninggalin emg brengsek:vEits, sebelum keluar dari cerita ini. Jangan lupa juga tinggalkan jejak ya:) see you:)
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERHOOD : Aland & Alano
Humor-Sequel from the story of BAD BOY- "Karena nakal harus tau aturan!" Ini kisah si kembar Aland dan Alano. Kembar yang unik dan terkesan seperti orang gila. Tingkah mereka bahkan apa yang melintas dari otak mereka pun tak mencerminkan sepasang sauda...